Monday 26 September 2022

BAB 4 BUKU SISWA MATERI PERADABAN ISLAM DI MASA DAULAH MUGHAL

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

 

TENTANG

BAB 4 PERADABAN ISLAM DI MASA DAULAH MUGHAL

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Latar Belakang

              Daulah Mughal mengintegrasikan budaya Persia dan India serta seni Islam dan Hindu. Banyak warisan Uaulah Mughal yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Peradaban Mughal vane maju memberikan peran penting bagi penyebarluasan ajaran Islam di semenanjung India dan berpengaruh besar pada dernisasi India dan Pakistan di masa sekarang ini.

Dalam segi peradaban Islam yang terdapat di kawasan Asia Selatan, wilayah India dan Pakistan mempunyai peran yang sangat besar dengan kemunculan Daulah Mughal di Semenanjung India. Kerajaan ini mempunyai pengaruh dan peran yang besar dalam kemajuan dan kemunduran peradaban Islam di Asia Selatan. Namun begitu masuknya pengaruh Inggris ke India, Daulah Mughal perlahan mulai mengalami kemunduran. Kemunduran ini berdampak kepada timbulnya paham nasionalisme etnis dari kaum Hindu, sehingga kaum muslim mulai tersisih dan pada akhirnya mendirikan negara sendiri. Saat ini, wilayah yang dahulu dikuasai oleh Daulah Mughal terpecah menjadi dua negara modern, yaitu India dan Pakistan. Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam empat periode, yaitu periode sebelum Daulah Mughal (705-1526 M), periode Mughal (1526-1858 M), periode masa penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India sekuler (1947-sekarang).

 

B.       Rumusan masalah

1.         Jelaskan.Sejarah Lahirnya Daulah Mughal !    

2.         Jelaskan  Perkembangan Pemerintahan Daulah Mughal !        

3.         Jelaskan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban pada Masa Daulah Mughal !         

4.         Jelaskan Kemunduran dan Runtuhnya Daulah Mughal !          

                                                    

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Sejarah Lahirnya Daulah Mughal

Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad setelah berdirinya Daulah Safawiyah di Persia. Dari tiga kerajaan besar Islam pada masa itu, Daulah Mughal adalah kerajaan yang berumur paling muda. Namun, Mughal bukanlah daulah Islam pertama di semenanjung India ini. Islam pertama kali masuk ke wilayah semenanjung India melalui penaklukkan tentara Daulah Umayyah di bawah kepemimpinan Muhammad bin Qasim pada tahun 708-709 M. Penaklukkan ini terjadi pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik (705-715 M).

Pada fase disintegrasi Daulah Abbasiyah, Dinasti Ghaznawi (977-1186 M) mengembangkan kekuasaannya hingga ke wilayah Pakistan dan India utara di bawah pimpinan Sultan Mahmud (999-1030 M). Selama ia berkuasa, Sultan Mahmud melakukan kampanye untuk menguasai hampir semua kerajaan Hindu di India Utara. Hal ini juga banyak berperan dalam mengislamkan sebagian masyarakat India dan memengaruhi berdirinya dinasti muslim, di antaranya Dinasti Mamluk (1206-1290 M) di Delhi   Khalji (1290-1320 M), Tughlaq (1320-1413 M), dan dinasti-dinasti

 

B. Perkembangan Pemerintahan Daulah Mughal

Sepeninggalan Sultan Babur pada tahun 1530 M, pemerintahan Daulah Mughal dipimpin putra pertamanya Humayun. Selama hampir 10 tahun memerintah, Sultan Humayun menghadapi banyak tantangan. la mendapati banyak pemberontakan dari saudara-saudaranya dan penyerangan dari wilayah lain. Sultan Humayun menghadapi dua rival utama pada masanya, yaitu Sultan Bahadur dari Gujarat dan Sher Shah Suri dari Bihar. Bahadur adalah penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari kepemimpinan Kesultanan Delhi. la hendak mengambil alih wilayah Delhi dari kekuasaan Mughal dan kemudian menyerang kepemimpinan Sultan Humayun. Namun, penyerangan ini berhasil dikalahkan oleh pasukan Mughal dan Sultan Humayun memenangkan wilayah Gujarat, Malwa, Champaner, dan pelabuhan besar Mandu.

Selama Sultan Humayun disibukkan oleh penyerangan Bahadur, Sher Shah Suri perlahan membangun kekuatan besar untuk melawan Mughal. Beberapa wilayah Mughal berhasil diambil alih oleh Sher Shah. Dalam pertempuran Chausa pada tahun 1539 M, Sultan Humayun berhasil dikalahkan oleh Sher Shah. Sultan Humayun lalu melarikan diri ke Agra dan Sher Shah membawa pasukannya untuk menyerang Agra. Pada pertempuran Kannauj (1540 M), Sultan Humayun kembali kalah dan terpaksa melarikan diri lebih jauh ke wilayah Persia. Selama perjalanannya ke wilayah Persia, Hamida istri Sultan Humayun melahirkan putra pertamanya, Akbar pada tanggal 15 Oktober 1542 M.

Sesampainya di wilayah Persia, Sultan Humayun dan rombongannya disambut ramah oleh pemerintahan Daulah Safawiyah yang saat itu dipimpin oleh Shah Tahmasp I. Dengan bantuan Shah Tahmasp I, berupa 12 ribu tentara dan logistik militer, Sultan Humayun kembali berencana untuk merebut kembali haknya sebagai penguasa Daulah Mughal. Selama 15 tahun Humayun berkelana meninggalkan Delhi, rivalnya Sher Shah Suri telah meninggal dan digantikan oleh penerusnya, Sikandar Shah Suri. Sultan Humayun mengutus Bairam Khan sebagai pemimpin pasukan untuk menyerang Sikandar dan berhasil mengalahkannya dalam pertempuran Sirhind pada tahun 1555 M. Daulah Mughal dengan kepemimpinan Sultan Humayun pun kembali menguasai Delhi dan wilayah India utara. la juga berhasil meredakan pemberontakan dan menstabilkan pemerintahan untuk diteruskan kepada putranya, Akbar. Sultan Humayun meninggal pada tahun 1556 M akibat terjatuh dari tangga perpustakaan saat mendengar azan.

 

C.Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban pada Masa Daulah Mughal

Zaman keemasan dan stabilitas politik di bawah sistem pemerintahan yang diterapkan Sultan Akbar membawa kemajuan Mughal dalam bidang-b.dang yang lain, di antaranya:

1.    Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Daulah Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan kerajaan lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian.

Di sektor pertanian ini, komunikasi antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Pengaturan ini didasarkan atas lahan pertanian. Deh merupakan unit lahan pertanian terkecil. Beberapa deh bergabung dalampargana (desa). Komunitas dipimpin oleh seorang mukaddam. Melalui para mukaddam itulah, pemerintah berhubungan dengan petani. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.

 

2.    Bidang Seni dan Budaya

Kestabilan politik dan kemajuan ekonomi kerajaan juga memicu berkembangnya bidang seni dan budaya. Pada masa kepemimpinan Sultan Akbar, India mengalami integrasi budaya. Budaya Persia dan India, serta seni Islam dan Hindu bercampur.

Karya sastra juga banyak digemari masyarakat dan yang menonjol saat itu adalah sastra gubahan penyair istana, baik berbahasa Persia maupun berbahasa India. Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi sekaligus penyair yang terkenal, menulis karya besarnya yaitu Padmavat, sebuah karya alegoris yangmengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah Daulah Mughal berdasarkan figur pemimpinnya. Masih banyak karya sastra dan literatur yang menggambarkan kondisi Daulah Mughal, salah satunya adalah kisah romansa Shah Jahan dan istri tercintanya Mumtaz Mahal.

 

D. Kemunduran dan Runtuhnya Daulah Mughal

Sepeninggalan Sultan Aurangzeb pada tahun 1707 M, Daulah Mughal mulai mengalami kemunduran. Para pewaris kerajaan tidak mampu mempertahankan kebesaran kerajaan sebagaimana para sultan pendahulunya. Meskipun tetap berkuasa selama hampir 150 tahun, Mughal secara perlahan melemah dan mengalami masa kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Masalah ini diperburuk dengan pengaruh kuat pedagang Eropa terutama Inggris dengan kekuatan bersenjatanya mulai menguasai wilayah pesisir pantai India Barat.

Pemberontakan pada masa Sultan Aurangzeb terjadi akibat kebijakan-kebijakannya yang keras menerapkan pemikiran puritanismenya. Kebijakannya ini. sangat bertolak belakang dengan kebijakan pendahulunya. Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap wilayah menjadi lemah. Pemerintahan daerah satu per satu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat, bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing. Disintegrasi wilayah kekuasaan Mughal ini semakin diperburuk oleh sikap penguasa daerah, yang di samping melepaskan loyalitas terhadap pemerintah pusat, juga senantiasa menjadi ancaman serius bagi eksistensi Daulah Mughal itu sendiri. Beberapa dari penguasa daerah yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat Mughal, di antaranya Nizam Al-Mulk di Hyderabad, Shivaji di Maratha, Sadat Khan di Oudh, Syuja' Al-Din di Bengal, Jai Singh dari Amber menguasai Rajput, dan Punjab dikuasai oleh kelompok Sikh. Wilayah pesisir pantai juga banyak dikuasai oleh pedagang Eropa terutama EIC (East India Company) yang dimiliki oleh Inggris.

Setelah Muhammad Shah meninggal, takhta kerajaan dipegang oleh Ahmad Shah (1748-1754 M), Alamghir II (1754-1759 M), Shah Jahan III (1759-1760 M), dan kemudian dilanjutkan oleh Shah Alam (1760-1806 M). Wilayah Mughal lalu diserang oleh Ahmad Khan Durrani dari Afghan pada tahun 1761 M. Sejak itu, dinasti Mughal berada di bawah kekuasaan Afghan, namun Shah Alam tetap diizinkan memakai gelar sultan.

Pada tahun yang sama di saat Daulah Mughal memasuki keadaan yang lemah seperti ini, perusahaan Inggris EIC yang sudah semakin kuat mengangkat senjata melawan pemerintah Kerajaan Mughal. Peperangan berlangsung berlarut-larut. Gencatan senjata dilakukan dan Shah Alam terpaksa menyerahkan wilayah Oudh, Bengal, dan Orisa kepada Inggris. Masalah dalam wilayah Mughal ditambah dengan penyerangan dari aliansi Sikh-Hindu yang berhasil mengalahkan Najib al-Daula, wazir Mughal sehingga Delhi dikuasai Sindhia dari Mararhas. Inggris lalu membantu Shah Alam untuk mengalahkan Sindhia pada tahun 1803M.

Kekuasaan Daulah Mughal mengalami kemunduran pada satu setengah abad terakhir dan faktor-faktor yang membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858M, yaitu:

1.        Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.

2.        Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.

3.        Pendekatan Aurangzeb yang terlampau "keras" dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.

4.        Pada setengah terakhir masa Daulah Mughal, hampir semua pewaris takhta lemah dalam memimpin kerajaan.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.       Kesimpulan

Sebagaimana Daulah Utsmaniyah dan Safawiyah, Daulah Mughal di India adalah kerajaan bcsar dan berpenoaruh penting dalam peradaban Islam setclah runtuhnya Daulah Abbasiyah di  Baghdad. Setelah Sultan pertamanya,  Babur  mendirikan   Daulah Mughal, daulah  ini  secara perlahan  menguasai hampir seluruh semenanjung India. Era keemasannya dimulai pada masa kepemimpinan Sultan Akbar dan memuncak pada masa Shah Jahan dan Aurangzeb. Pada masa ini, Islam menjadi agama resmi kerajaan dengan mayoritas masyarakatnya memeluk agama Hindu.

Daulah Mughal mengintegrasikan budaya Persia dan India serta seni Islam dan Hindu. Banyak warisan Uaulah Mughal yang masih dapat dilihat hingga saat ini Peradaban Mughal vane maju memberikan peran penting bagi penyebarluasan ajaran Islam di semenanjung India dan berpengaruh besar pada ^dernisasi India dan Pakistan di masa sekarang ini.

Dalam segi peradaban Islam yang terdapat di kawasan Asia Selatan, wilayah India dan Pakistan mempunyai peran yang sangat besar dengan kemunculan Daulah Mughal di Semenanjung India. Kerajaan ini mempunyai pengaruh dan peran yang besar dalam kemajuan dan kemunduran peradaban Islam di Asia Selatan. Namun begitu masuknya pengaruh Inggris ke India, Daulah Mughal perlahan mulai mengalami kemunduran. Kemunduran ini berdampak kepada timbulnya paham nasionalisme etnis dari kaum Hindu, sehingga kaum muslim mulai tersisih dan pada akhirnya mendirikan negara sendiri. Saat ini, wilayah yang dahulu dikuasai oleh Daulah Mughal terpecah menjadi dua negara modern, yaitu India dan Pakistan. Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam empat periode, yaitu periode sebelum Daulah Mughal (705-1526 M), periode Mughal (1526-1858 M), periode masa penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India sekuler (1947-sekarang).

 

DAFTAR PUSTAKA

                                                                                                                       

Nur Hadi, Noor Hidayah,Istirokhah, 2021. Buku Sejarah Kebudayaan Islam Untuk MA Kelas XI, Penerbit : Erlangga