MAKALAH
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
TENTANG
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DAN LLMU PENGETAHUAN PADA MASA DAULAH ABBASIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era kepemimpinan Daulah Abbasiyah, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang pendidikan, seni, arsitektur, politik, sosial, dan agama, sehingga disebut dengan The Golden Age of Islam atau Era Keemasan Islam. Era ini mencapai puncaknya pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid. la membangun banyak fasilitas umum untuk kemakmuran rakyatnya. Salah satu yang terkenal adalah Baitul Hikmah, pusat peradaban dan pembelajaran ilmu pengetahuan yang difasilitasi penuh oleh pemerintah pusat Daulah Abbasiyah. Dukungan penuh pemerintah untuk mengemhangkan ilmu pengetahuan menjadikan peradaban Islam pada zaman itu sangat maju pesat dan melahirkan penemuan-penemuan baru yang berpengaruh.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan Peta Daerah Perkembangan Islam pada Pemerintahan Daulah Abbasiyah !
2. Jelaskan .Pusat-Pusat Peradaban Masa Daulah Abbasiyah !
3. . Jelaskan Faktor Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Islam pada Masa Daulah Abbasiyah !
4. Jelaskan.Kondisi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Daulah Abbasiyah !
5. Jelaskan Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Daulah Abbasiyah !
6. Jelaskan Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat !
7. Jelaskan Identifikasi Kebudayaan dan Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peta Daerah Perkembangan Islam pada Pemerintahan Daulah Abbasiyah
Pada masa-masa awal kekuasaan Islam, pusat pemerintahan masih berada di wilayah bangsa Arab, yaitu Makkah dan Damaskus, Syria. Namun pada saat Daulah Abbasiyah mengambil alih kekuasaan Islam, pusat pemerintahan berpindah ke wilayah Persia. Kota Baghdad diiadikan sebagai pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mahdi, wilayah kekuasaan Islam semakin diperluas hingga ke wilayah timur Asia tengah dari perbatasan India sampai ke Tiongkok. Serangan yang; dilancarkan oleh penguasa Byzantium dapat ditangkis oleh pasukan Islam pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mansur pada tahun 138 H.
Pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, wilayah kekuasaan Islam amat luas meliputi wilayah yang pernah dikuasai oleh Daulah Umayyah, antara lain:
1. Hijaz
2. Mesir
3. Yaman utara dan selatan
4. Tunisia
5. Oman
6. Aljazair
7. Kuwait
8. Maroko
9. Iran (Persia)
10. Spanyol (Andalusia)
11. Yordania
12. Afganistan
13. Palestina
14. Pakistan
15. Libanon
Daerah-daerah tersebut belum sepenuhnya dikuasai Daulah Umayyah. Namun pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, perluasan dan daerah penyiaran Islam semakin berkembang hingga sampai wilayah Turki, wilayah Armenia, daerah sekitar laut Kaspia (sekarang termasuk Rusia), wilayah bagian Barat di India, Asia Tengah, hingga perbatasan Tiongkok.
B. Pusat-Pusat Peradaban Masa Daulah Abbasiyah
Wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah yang sangat luas dan peradabannya yang maju menjadikan penduduk Abbasiyah sangatlah makmur dibandingkan peradaban lain di dunia saat itu. Banyak kota-kota dalam wilayah Abbasiyah memegang peranan penting dalam memajukan peradaban Islam dan memakmurkan umat Islam dan rakyat Abbasiyah. Berikut adalah kota-kota di wilayah kekuasaan Abbasiyah yang menjadi pusat peradaban Islam.
1. Baghdad Sebagai Pusat Kekuasaan
Dahulu, Baghdad merupakan sebuah desa kecil kuno yang berada di tepian sungai Eufrat dan Tigris, dan dihuni oleh orang-orang Persia. Kota ini dikenal sebagai jalur perdagangan yang sering disinggahi para pedagang dari berbagai penjuru dunia, termasuk para pedagang yang berasal dari India dan Tiongkok.
Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur membangun Kota Baghdad dan memerintahkan Hajjaj bin Arthah dan Amran bin Wahdhah sebagai arsitek yang membangun Kota Baghdad menjadi ibu kota, pusat kekhalifahan Daulah Abbasiyah. Untuk membangun Kota Baghdad, Abu Ja'far Al-Masur mendatangkan para insinyur, tukang batu, dan para pekerja dari Syria, Mosul, Basrah, Kuffah, dan Wasit.
2. Samarra
Dari sebuah riwayat dikatakan, bahwa asal nama Samarra diangkat dari bahasa Arab yang berarti siapa yang melihat pasti senang. Kota ini terletak di Timur sungai Dajlah, sekitar seratus kilometer dari Baghdad. Kota ini yang semula adalah sebuah dcsa kecil, lalu dibangun oleh Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk memakmurkan rakyatnya. Di antara bangunan-bangunan besar yang indah di Kota Samarra adalah istana Khalifah Al-Mutawakkil yang diberi nama istana Al-Arus, dan juga istana-istana Khalifah Al-Mukhtar dan Al-Walid.
3. Karkh
Khalifah Al-Mansur memerintahkan untuk membangun kota bayangan Baghdad sebagai penyokong Baghdad sebagai kota pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah. Dibangunlah Kota Al-Sharqiyya atau disebut juga Karkh untuk menjadi pusat-pusat perniagaan yang dipindahkan dari Kota Baghdad, sehingga bisa dikatakan Kota Karkh sebagai kota roda ekonomi Daulah Abbasiyah. Perniagaan yang dominan adalah perniagaan pakaian, senjata, bunga, minyak wangi, alat musik dan juga tempat berkumpulnya para pengrajin serta tukang besi dan kayu.
4. Anhar (Hasyimiyah)
Pada saat Daulah Abbasiyah berdiri, khalifah pertama Abul Abbas As-SafFah memperbaiki Kota Anhar dan mengganti namanya menjadi Kota Hasyimiyah. Kota ini iuaa nem,h dii.dik.n sebaeai salah satu ibu kota Daulah Abbasiyah. Pada saat Al-Mansur menjadi khalifah kedua, dia merasa tidak aman, karena pcrnah mendapat ancaman dari lawan politik. Oleh karena itu, Khalifah Al-Mansur merancang untuk mendirikan kota baru bernama Baghdad. Meskipun ibu kota Daulah Abbasiyah dipindahkan ke Baghdad, akan tetapi Hasyimiyah tetap menjadi salah satu pusat peradaban Islam Daulah Abbasiyah sampai sekarang.
5. Bukhara dan Samarkand
Kota Bukhara dan Samarkand termasuk wilayah paling jauh dari pemerintahan pusat Baghdad, yaitu terletak di Asia Tengah yang berbatasan dengan Mongolia. Ketika penduduk asli wilayah tersebut telah masuk Islam, banyak dari warganya yang menuntut ilmu ke pusat-pusat peradaban Islam seperti Makkah, Madinah, Mesir, Yerussalem, Damaskus, dan Baghdad. Pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, dua kota ini berkembang menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan. Kota ini melahirkan ulama-ulama besar di antaranya adalah Imam Bukhari dan Imam Samarkandi.
6. Mesir
Jauh sebelum Islam masuk, di wilayah Mesir telah berdiri peradaban-peradaban kuno yang maju. Beberapa kota besar di wilayah Mesir kuno telah menjadi pusat peradaban dunia seperti kota Alexandria, Fustat, Kahira yang sekarang dikenal dengan nama Kairo, serta kota-kota lainnya. Pada saat wilayah ini dikuasai Daulah Abbasiyah dan daulah-daulah pendukungnya, wilayah ini berkembang menjadi peradaban Islam yang maju dan banyak dibangun masjid dan pusat pendidikan seperti cikal bakal Universitas Al-Azhar yang masih berdiri hingga saat ini.
C. Faktor Kcmajuan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Islam pada Masa Daulah Abbasiyah
Bahasa Arab telah dipakai secara luas sebagai bahasa administrasi, bahasa akademik ilmu pengetahuan, filsafat, dan bahasa diplomasi. Di zaman ini, kaum muslimin telah menjelajah ketiga benua (Asia, Afrika, dan Eropa) untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mendokumentasikan perjalanan dan penemuannya ke dalam buku-buku Dairatul Maroj (Ensiklopedia) yang sangat berjasa mengantarkan kepada umat manusia mengenai ilmu-ilmu pengetahuan yang baru. Bentuk bukti terhadap perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
1. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan, seperti:
a. Baitul Hikmah,
b. Madrasah-madrasah.
c. Majelis Munadharoh,
d. Berdirinya perguruan tinggi An-Nizhamiyah
2. Berdirinya kota-kota pendidikan seperti: Makkah, Madinah, Kuffah, Damaskus, Hijaz, Kairawan, Irak, Mesir, dan Iain-lain.
3. Berkembangnya ilmu aqli, seperti: ilmu kedokteran, ilmu filsafat, ilmu falak, ilmu geografi, sejarah, farmasi, dan kimia.
4. Berkembangnya ilmu naqli, seperti:
a. Ilmu Tafsir, tokohnya: Ibnu Jarir Ath-Thabari, As-Suda, dan Iain-lain.
b. Ilmu Hadits, tokohnya: Imam Al-Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, An-Nasa'i, dan Iain-lain.
c. Ilmu Tasawuf, tokohnya: Imam Al-Ghazali, Syihabudin, dan Iain-lain
d. Ilmu Fiqih, tokohnya: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
D. Kondisi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Daulah Abbasiyah
1. Bidang Ilmu Hadits
Ulama-ulama hadits telah menetapkan bahwa ahli hadits dibagi menjadi dua periode, yaitu ulama hadits mutaqaddimin dan ulama hadits mutdakhirin. Ulama hadits mutaqaddimin pada umumnya mengumpulkan hadits dan memeriksanya sendiri dengan cara menemui para penghafalnya di berbagai negeri. Periode ini merupakan periode pemurnian, penyehatan, dan penyempurnaan yang berlangsung pada abad ke-3 H.
Pada periode ini, permasalahan-permasalahan hadits yang muncul periode sebelumnya mulai dipecahkan. Beberapa permasalahan, antara lain pemisahan hadits Nabi Muhammad Saw. dengan fatwa sahabat serta identifikasi hadits palsu. Ulama pada masa ini menghimpun dan membukukan hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. ke dalam buku hadits dan memisahkannya dari fatwa-fatwa sahabat. Berikut tokoh ulama dalam bidang ilmu hadits :
1. Imam Al Bukhari
2. Imam Muslim
3. Abu Daud
4. At Tirmidzi
5. An Nasa’i
6. Ibnu Majah
2. Bidang Ilmu Tafsir
Pada bidang ilmu tafsir telah muncul tokoh-tokoh yang cukup berpengaruh dalam perkembangan dunia tafsir dari waktu ke waktu. Berikut ulama ahh tafsir pada masa Daulah Abbasiyah, di antaranya:
a. Abu Jafar Muhammad bin Jarir At-Thabari
b. Fakhruddin ar-Razi
c. Az-Za makhsya ri
3. Bidang Ilmu Fiqih
Perkembangan ilmu fiqih semakin maju di mana dasar-dasar fiqih mulai dijadikan kajian-kajian dan diskusi dengan beberapa temuan metode. Cara ini dibagi menjadi2, yaitu pendekatan dengan dalil naqli (hadits) dan pendekatan dcngan akal (rayi), Dalam sejarah, dicatat ada 4 golongan dcngan scbutan 4 mazhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
4. Bidang Ilmu Tasawuf
Perkembangan ilmu Tasawuf pada masa Daulah Abbasiyah ditandai dengan peralihan dari tasawuf ke zuhud yang kemudian memunculkan dua aliran, yaitu tasawuf yang bersifat akhlak dan tasawuf filsafat.
Tasawuf yang bersifat akhlak dasarnya adalah Al-Qur'an dan sunah Nabi yang bisa juga disebut dengan tasawuf sunni. Sedangkan tasawuf filsafat adalah tasawuf yang sudah tercampur dengan metafisika.
E. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Daulah Abbasiyah
Selain peran tokoh bidang keilmuwan Islam, perkembangan kebudayaan dan peradaban Daulah Abbasiyah didukung sepenuhnya oleh ilmuwan-ilmuwan yang menekuni bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengambil peran aktif untuk menciptakan sebuah masyarakat yang digambarkan dalam Al-Qur'an, yaitu baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
1. Perkembangan Ilmu Filsafat
Dengan berkembangnya ilmu filsafat, pemikiran di kalangan umat Islam berubah dengan pendekatan rasional yang ditandai dengan munculnya para filsuf seperti:
1. Al-Kindi (801-873 M)
2. Ar-Razi (854-925 M)
3. Ibnu Sina (980-1037 M)
4. Al-Ghazali (1058-1111 M)
5. Al-Farabi (870-950 M)
6. Ibnu Miskawaih (932-1030 M)
2. Perkembangan Ilmu Astronomi
Pada masa Daulah Abbasiyah banyak ilmuwan Islam yang menekuni bidang astronomi. Astronomi banyak disinggung dalam Al-Qur'an khususnya tentang penciptaan langit dan bumi. Bidang ini juga dipelajari karena berhubungan dengan penentuan arah kiMat dan waktu untuk ibadah shalat.
3. Perkembangan Ilmu Kedokteran
Bidang kedokteran sangat berkembang pesat di era Daulah Abbasiyah. Riset mengenai pengobatan mendapatkan perhatian khusus dari para ilmuwan. Bahkan Kota Baghdad merupakan kota dengan jumlah rumah sakit dan dokter yang profesional terbanyak pada masa itu. Ulama atau ilmuwan yang paling terkenal di bidang kedokteran hingga saat ini adalah Ibnu Sina.Ibnu Sina dikenal sebagai pangeran para dokter di dunia Barat dan Timur selama berabad-abad hingga saat ini. Di Barat, Ibnu Sina dikenal dengan Avicenna. la lahir di Afsyana daerah dekat Bukhara pada tahun 980M.
4. Perkembangan Ilmu Matematika
Ilmu matematika berkembang bersamaan dengan dunia kedokteran. Ilmuwan para ahli matematika, antara lain:
1. Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
2. Al Kindi
3. Muhammad Al Fazari
4. Al Farghani
F. Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat
kepemimpinan Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan Peradaban dan ilmu pengetahuan dan peradaban islam. Peradaban Islam yang maju pesat di bawa terhadap perkembangan Daulah Abbasiyah memberikan pengaruh yang dan peradaban Islam peradaban dan ilmu pengetahuan Barat. Ilmu yang masuk dan berkembang di daratan Eropa seperti di wilayah Toledo, Sevilla, yang kemudian mengalir ke negara-negara Barat melalui para kaum terpelajar. Mereka menterjemahkan karangan buku-buku yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin, yang pada masanya adalah bahasa kaum terpelajar Eropa.
G. Identifikasi Kebudayaan dan Peradaban pada Masa Daulah Abbasiyah
Pemerintahan kekhalifahan Daulah Abbasiyah cukup kuat dan tangguh. Kekuasaan yang mencapai umur 500 tahun ini memerlukan waktu yang panjang dan kekuatan yang mendukung perjalanannya. Semua ini tidak lepas dari kekuatan militer. Sehingga masyarakat dari rakyat biasa sampai ilmuwannya dapat bekerja dengan tenaga yang maksimal di wilayah yang aman dan makmur. Kebudayaan dan peradaban pada masa Daulah Abbasiyah terangkum sebagai berikut:
1. Daulah Abbasiyah cukup cerdas dari pengalaman, bahwa sebuah negara menjadi kuat dikarenakan militernya kuat. Rakyat menjadi kuat karena mendapatkan pengayoman, ketenangan, ketenteraman dari sistem militer yang memang digunakan untuk membela dan melindungi rakyat.
2. Sistem militer yang dibangun Daulah Abbasiyah, bukanlah sistem militerisme yang autoritarian namun militer yang membesarkan rakyat dan dibesarkan rakyat untuk tujuan daulat rakyat.
3. Penguatan di bidang militer akan menciptakan stabilitas politik dan berdampak positif pada kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, dan kebudayaan.
4. Kemajuan Abbasiyah merupakan buah dari strategi politik yang dikembangkan dengan pendekatan kepentingan bersama. Daulah Abbasiyah dapat mengendalikan berbagai kepentingan untuk satu tujuan yaitu kemuliaan Islam, kesejahteraan, dan keadilan masyarakat secara menyeluruh.
5. Penataan internal yang dimulai dari khalifah, lalu para menteri, para pejabat negara, wazir, gubenur, sampai dengan pimpinan di tingkat paling bawah. Kekhalifahan ini didirikan dengan tekad bersatu untuk memakmurkan dunia Islam dan meninggikan kalimat Allah Swt. di muka bumi.
6. Sistem politik dengan mengedepankan demokrasi atau musyawarah dengan seluruh jajaran kekhalifahan bersama rakyat membuahkan keputusan yang memuaskan di semua pihak.
7. Kedisiplinan dan ketertiban dengan dasar kejujuran dan pengabdian yang dilaksanakan oleh semua pihak, dengan tetap menjaga kehormatan pribadi dan keteladanan umum, menjadikan kekhalifahan sangatlah berwibawa di mata lawan dan kawan.
Kemajuan di era Daulah Abbasiyah merupakan berkah dari rahmat Allah Swt. yang diberikan kepada Daulah Abbasiyah, sehingga mengalami kejayaan dan berdiri hingga 5 abad. Semua hal tersebut merupakan kemurahan dan karunia Allah Swt.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan Daulah Abbasiyah, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam bidang pendidikan, seni, arsitektur, politik, sosial, dan agama, sehingga disebut dengan The Golden Age of Islam atau Era Keemasan Islam. Era ini mencapai puncaknya pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid. la membangun banyak fasilitas umum untuk kemakmuran rakyatnya. Salah satu yang terkenal adalah Baitul Hikmah, pusat peradaban dan pembelajaran ilmu pengetahuan yang difasilitasi penuh oleh pemerintah pusat Daulah Abbasiyah. Dukungan penuh pemerintah untuk mengemhangkan ilmu pengetahuan menjadikan peradaban Islam pada zaman itu sangat maju pesat dan melahirkan penemuan-penemuan baru yang berpengaruh.
Dari perkembangan kebudayaan Islam pada masa Daulah Abbasiyah, kita dapat mengambil pelajaran dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah yang telah memberikan dampak positif terhadap kehidupan umat Islam. Banyak ilmuwan besar muslim yang melahirkan karya besar pada masa itu. Penemuan-penemuan ilmiah di bidang politik, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan membawa umat Islam benar-benar mencapai puncak peradaban pada masanya dan memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan peradaban dunia.
DAFTAR PUSTAKA