Friday, 12 February 2016

BUDIDAYA MENTIMUN

KARYACOM BIRAYANG

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Mentimun merupakan tumbuhan yang biasa dimakan oleh masyarakat secara mentah (lalap). Mentimun alias timun dapat pula dimakan sebagai teman nasi. Buah mentimun ternyata banyak kandungan gizi yang mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

Budidaya tanaman mentimun di Indonesia masih rendah, banyak cara dan teknik budidaya mentimun agar Indonesia dalam bidang pertanian produksi mentimun melimpah pula. PT Natural Nusantara telah melaksanakan progam peningkatan budidaya mentimun guna kualitas dan peningkatan di masa mendatang.

Mentimun berasal dari Cina bagian tengah dan barat. Mentimun juga ditemukan juga di India timur laut dan Myanmar. Mentimun atau biasa disingkat dengan sebutan timun itu dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Oleh karena itu didataran rendah orang masih banyak bertanam timun, misalnya di Dramaga, dan ciomas (Bogor). Luas penanaman timun di Indonesia berkisar 13.500-17.500 ha.

Mentimun alias timun dikenal memiliki banyak manfaat lain selain sebagai lalapan dan bahan acar. Karena mentimun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Karenanya, bisa pula digunakan sebagai obat sariawan, merawat kulit dan wajah, melancarkan buang air seni, menurunkan tekanan darah tinggi, obat jerawat, dan obat demam. Jadi, tidak salah kalau banyak orang yang menyukainya.

 

B. Rumusan Masalah

1.      Jelaskan Klasifikasi ilmiah mentimun !

2.      Apa Saja Syarat Tumbuh mentimun ?

3.      Jelskan bagaimana Budidaya timun/ mentimun ?

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Klasifikasi ilmiah
Kerajaan                          : Plantae
Divisi                               : Magnoliophyta
Kelas                               : Magnoliopsida
Ordo                                : Cucurbitales
Famili                              : Cucurbitaceae
Genus                              : Cucumis
Spesies                             : C. sativus

Nama                               : binomial
Cucumis                          : sativus L.

 

Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.

Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.

 

B. Syarat Tumbuh

Timun biasanya dapat tumbuh atau dengan baik hidup pada lahan dengan ketinggian sekitar 200 – 800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai jika di tanam pada lahan yang berada pada ketinggian 400 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6 – 7.

 

C. Budidaya timun/ mentimun

1. Persiapan Lahan 

Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul buat guludan dengan tinggi 50 cm, lebar 120 cm, jarak antar guludan 40 cm. Pemakaian mulsa plastik disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan 4 - 7 hari sebelum tanam, yaitu SP - 36 20 g/tan. Dan ZK plus 10 g/ tanaman.

2. Penanaman 

1.      Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 40 cm, lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.

2.      Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang tanam.

3.      Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk kandang.

4.      Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.

3. Pemeliharaan 

1.      Pengairan. Usahakan tanah dalam kondisi lembab, lahan yang kekeringan menyebabkan tanaman stres dan buah pahit, pengairan dilakukan 1 x seminggu.

2.      Perambatan. Pemasangan lanjaran atau lurus diupayakan saat tanaman berumur 2 minggu, selanjutnya disiapkan tali rapia 2 tingkat dengan jarak 30 cm.

3.      Penyiangan. Dilakukan untuk menghilangkan gulma.

4. Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman mentimun antara lain : oteng - oteng (Epilachna sp.), Ulat, trips dan aphids. Apabila terdapat serangan semprot tanaman dengan insektisida. Pada musim hujan sering terjadi serangan kresek (Downy Mildew), antraknosa dan batang berlendir (Gummy Stem Blight). Pada musim kemarau sering terdapat serangan virus ZYMV. Pengendalian aphids bisa mengurangi penyebaran virus.

Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Perlakuan terbaik adalah dengan jalan pencegahan (preventif). HAMA THRIPS Nimfa dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan pada sinar matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu sendiri. Selanjutnya bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya bila terlihat pada batang tanaman.

Cara lainnya adalah dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke sarangnya atau dilakukan penyemprotan insektisida pada tanaman. JANGKRIK Jangkrik dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin muda di lapang. Jangkrik ini memotong batang tanaman kemudian potongannya ditinggalkan di tempat atau dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada thrips. PENYAKIT DOWNY MILDEW Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun. Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bagian bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate atau Dithane-45. POWDERY MILDEW Awal serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun menguning, menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama seperti pada penyakit Downy mildew.

 

5.Hama

a.       Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver). Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

b.      Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c.       Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.) Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

d.      Kutu daun (Aphis gossypii Clover) Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA

 

6.Penyakit

a.      Busuk daun (Downy mildew) Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b.      Penyakit tepung (Powdery mildew ) Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c.       Antraknose Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d.      Bercak daun bersudut Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e.       Virus Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f.       Kudis (Scab) Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g.      Busuk buah Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

 

 

 

Panen

Ciri dan Umur Panen Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.

Cara Panen Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.

.Periode Panen Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.

 

7. Panen dan Pasca Panen Mentimun

    Panen

Merupakan saat yang dinanti-nantikan petani karena saat itulah mereka akan menikmati hasil jerih payahnya Mentimun sudah mulai dapat dipanen jika (a) buah mentimun berumur 32-35 HST. Buah mentimun lokal untuk sayuran, asinan atau acar dipanen 42 hari setelah tanam sedangkan mentimum suri dipanen setelah matang. Khusus untuk mentimun Jepang, kriterianya pemanenan adalah

 (a) panjang 20-30 cm dan garis tengah 3-4 cm,

 (b) bentuk buah lurus dan kulit mulus dan

 (c) masih muda dan segar.

Buah dipanen pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Mentimun sayur dipanen 5-10 hari sekali tergantung dari varietas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki. Dalam melakukan pemanenan juga memperhatikan ukuran mentimun yang sesuai dengan permintaan pasar. Pasar swalayan memerlukan mentimun sayur dengan dua kemasan yaitu:

(a)      mentimum acar yang panjang buahnya sekitar 10-15 cm, berbentuk lurus, kulit mulus dan segar.

(b)     mentimum besar yang panjang buahnya 15-20 cm, berbentuk lurus, kulis mulus dan segar. Perkembangan buah mentimum termasuk cepat. Pada umumnya, kegiatan panen dilakukan setiap hari sampai akhir masa panen. Setiap pemanenan, kumpulkan hasil panen di tempat teduh atau gudang berventilasi, sebaiknya ditampung dalam keranjang plastik.

 


       Penanganan pasca panen.

Tujuan kegiatan ini adalah agar mentimun yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan sehingga mentimun sampai ke konsumen tetap baik. Agar kualitas hasil panen dari budidaya mentimun ini tetap terjaga, perlu dilakukan penanganan pascapanen dengan baik. Diantaranya penyortiran buah mentimun berdasarkan kualitas serta ukuran serta pengepakan/pengemasan yang baik. Selanjutnya buah mentimun siap diangkat untuk dipasarkan.

a.Sortasi.

Kegiatan ini dilakukan memisahkan buah yang kurang baik bentuknya atau bengkok, busuk atau rusak dari buah yang baik. Untuk mentimun jepang dilakukan sortasi kualitas untuk sasaran pasaran swalayan, buah mentimum diklasifikasikan sesuai dengan kriteria kualitas yang diminta konsumen.

Kelas A: panjang 16-20cm, diameter 1,5 cm, bentuk buah bagus, lurus bulat dan mulus.

Kelas B: panjang 20-23cm, diameter 2,0 cm bentuk buah bagus, lurus, bulas dan

Mulus Kelas C: buah afkiran yang panjangnya lebih dari 23 cm.

b.Kemasan.

Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Untuk memenuhi permintaan pasar swalayan, mentimun biasanya dikemas menggunakan plastik wrap-ing. Posisi buah diatur sedemikian rupa, baik secara berdiri maupun ditidurkan bersusun agar buah tidak patah pada saat pengangkutan ke pasar. Kritera di luar grade mentimun acar dan mentimun besar termasuk ke grade C dengan spesifikasi bentuk bengkok, kulit kurang mulus, tetapi performa buah segar. Buah yang termasuk grade C bisa langsung dikemas ke dalam karung jaring untuk dijual ke pasar tradisional.

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Mentimun merupakan tumbuhan yang biasa dimakan oleh masyarakat secara mentah (lalap). Mentimun alias timun dapat pula dimakan sebagai teman nasi. Buah mentimun ternyata banyak kandungan gizi yang mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

Mentimun berasal dari Cina bagian tengah dan barat. Mentimun juga ditemukan juga di India timur laut dan Myanmar. Mentimun atau biasa disingkat dengan sebutan timun itu dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Oleh karena itu didataran rendah orang masih banyak bertanam timun, misalnya di Dramaga, dan ciomas (Bogor). Luas penanaman timun di Indonesia berkisar 13.500-17.500 ha.

Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya.

·           Mentimun merupakan tumbuhan yang biasa dimakan oleh masyarakat secara mentah (lalap).

·           Buah Mentimun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Karenanya, bisa pula digunakan sebagai obat sariawan, merawat kulit dan wajah, melancarkan buang air seni, menurunkan tekanan darah tinggi, obat jerawat, dan obat demam.

·           Syarat tumbuh Timun biasanya dapat tumbuh atau dengan baik hidup pada lahan dengan ketinggian sekitar 200 – 800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai jika di tanam pada lahan yang berada pada ketinggian 400 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6 – 7.

·           Hama yang sering menyerang tanaman mentimun antara lain : oteng - oteng (Epilachna sp.), Ulat, trips dan aphids.

·           Penanganan pasca panen.

Tujuan kegiatan ini adalah agar mentimun yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan sehingga mentimun sampai ke konsumen tetap baik. Kegiataan yang dilakukan antara lain: penyortiran,pengemasan dan pengangkutan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/panen-dan-pasca-panen-mentimun
 
http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/10/cara-menanam-mentimun-terlengkap.html#ixzz1qiLd3pcX

 http://ibutani.blogspot.com/2011/11/sejarah-dan-manfaat-mentimun.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Mentimun

http://www.htysite.com/budidaya%20timun.htm

http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/10/cara-menanam-mentimun-terlengkap.html