Friday, 12 February 2016

PRAKARYA BUDIDAYA CABAI MERAH

BUDIDAYA CABE

KARYACOM BIRAYANG

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Cabai merah (capsicum annuum spp.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggasehari-hari, cabai banyak digunakansebagai bahan baku industri pangan dan farmasi. Pemasaran cabai dapat dilakukan dalam bentuk segar, kering, bubuk sebagai bahan dasar industri maupun dalam bentuk pasta cabe.

Meskipun harga pasar cabai sering berfluktuasi cukup tajam, namun halini tidak menurunkan minat petani dan pengusaha untuk membudidayakannya. Sentra produksi cabai di Indonesia adalah pulau Jawa, dan mulai dikembangkan di daerah di luar pulau Jawa. Luas areal panen cabai pada tahun 1997 mencapai 161.602 Ha dengan produksi 801.832 ton. Data tahun 1992 menunjukkan bahwa ekspor cabai segar pada tahun tersebut hanya mencapai 90.320 kg, dengan tujuan ekspor ke negara Malaysia dan Singapura. Jumlah ini merupakan kontribusi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan volume cabai yang diperdagangkan di pasaran internasional mencapai 30.000 - 40.000 ton per tahun (Santika, 1999).Negara-negara pengekspor cabai yang utama adalah India, Pakistan, Bangladesh, Cina, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa cabai mempunyai potensi pemasaran baik untuk tujuan domestik maupun tujuan ekspor.

Peluang ekspor cabai ini telah banyak dimanfaatkan antara lain oleh beberapa pengusaha di Sukabumi. Di wilayah ini komoditi cabai dibudidayakan dalam hamparan luas dengan tujuan pasar ekspor. Bisnis ini melibatkan banyak petani setempat di bawah manajemen yang profesional. Usaha ini terbukti dapat menjadi alternatif bagi pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani setempat di satu sisi dan masuknya modal/investasi dari daerah lain. Dalam skala makro bisnis ini juga menyumbang devisa yang cukup besar bagi negara dan pendapatan bagi pemerintah setempat, di samping terbukanya peluang kerja baru bagi masyarakat di daerah, menunjang pengembangan agribisnis serta melestarikan sumberdaya alam.

 

 

 

BAB II

PELAKSANAAN

 

Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan denganberbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

A. FASE PRATANAM

1. Pengolahan Lahan

v   Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2

v   Diluku kemudian digaru (biarkan+ 1 minggu)

v   Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2

v   Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm

v   Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)

v  Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan200 cc larutan induk.

v  Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan+ 5-10 m.

v  NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang+ 5 – 10 meter.

v  Campurkan GLIO 100 – 200 gr ( 1 – 2 bungkus ) dengan 50 – 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.

v  Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1– 2 minggu ).

2. Benih

v   Kebutuhan per 1000 m2 1 – 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30

v   Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 – 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

 

B. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)

1. Persiapan Persemaian

v  Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.

v  Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang. 2. Penyemaian

v  Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring

v   Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS

v  Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban 3. Pengamatan Hama & Penyakit

a. Penyakit

v  Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 literair.

v  Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronosporaparasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.

v  Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a

v  Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagianbawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.

v  Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.

v  Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

v  Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI

v  Ulat Grayak ( Spodoptera litura &S. exigua ), Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil ataulubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.

v  Bekicot/siput. Memakan tanaman,terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

C. FASE TANAM

1. Pemilihan Bibit

v  Pilih bibit seragam, sehat, kuat dantumbuh mulus

v  Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur21 – 30 hari)

 

2. Cara Tanam

v  Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.

v  Plastik polibag dilepas

v  Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki. 3. Pengamatan Hama

D. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

v  Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanamanatau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.

v  Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 :250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 – 4minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA =(500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.

v   Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.

v  Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 – 30 hr.

 

 

E. FASE PANEN DAN PASCA PANEN

1. Pemanenan

·        Panen pertama sekitar umur 60-75hari

·        Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya

·        Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandinganseperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :

·        Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)

·        Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering

·        Penyortiran dilakukan sejak di lahan

·        Simpan ditempat yang teduh

 

BAB III

PERHITUNGAN BIAYA DAN RUGI LABA

 

·        Analisa Perhitungan Input Produksi Komoditi Cabai (Intensif) luas lahan 1 hektar (populasi ± 2000 pohon)

1) Biaya tetap

-         Sewa tanah 1 Ha x 2.000.000 / tahun                                  = Rp.2.000.000,-

-         Sewa traktor 5 hari x 50.000                                                = Rp.   250.000,-

-         Drum untuk mencampur pestisida 2bh @ Rp. 130.000,-/4 = Rp.    65.000,-

-         Hand sprayer 5 buah @ Rp. 250.000 / 5 th / 4 tanam          = Rp.    12.500,-

-         Gembor untuk menyebor Rp. 38.000,- : 4                            = Rp.      9.500,-

-         Jumlah                                                                                  = Rp. 2.087.000,-

2) Biaya variabel

a. Persiapan lahan

-         Pengolahan tanah 400 HKP @ Rp. 20.000 / 2                     = Rp. 4.000.000,

-         Pupuk kandang 15 ton @ Rp. 250,-/kg                                = Rp. 3.750.000,-

-         Dolomit 2 ton @ Rp. 150,-/kg                                             = Rp.300.000,-

-         Mulsa plastik 15 rol @ Rp. 350.000,-/ 2                              = Rp. 2.652.000,-

-         Pupuk anorganik :

a.      Urea 200 kg @ Rp. 1.200,-                                             = Rp.  240.000,-

b.     SP-36 150 kg @ Rp. 1.700,-                                           = Rp.  255.000,-

c.      KCl 100 kg @ Rp. 2.000,-                                              = Rp.  200.000,-

d.     Pupuk ZA 7 kg @ 2.000                                                 = Rp.    14.000.-

e.      Pupuk NPK 4 kg @ 1800                                               = Rp.   7.200,-

f.      Pupuk pelengkap cair 5 ltr @ 20.000                              = Rp.  100.000

-  Bambu untuk mulsa 20 bt @ Rp. 4.000,-                               = Rp.    80.000,-

                                                                      Jumlah                 =Rp 11.598.200,-

b. Penanaman dan pemeliharaan

-     Benih 60 pack @ Rp. 20.000,-                                             = Rp.1.200.000,-

-     Pembuatan lubang tanam 5 HKP @ Rp. 20.000,-               = Rp. 100.000,-

-     Penanaman 8 HKW @ Rp. 15.000,-                                    = Rp. 1.200.000,-

-     Penyulaman 4 HKW @ Rp. 17.000,-                                   = Rp.     68.000,-

-     Ajir 20.000 bt @ Rp. 120,- / 3                                             = Rp.    800.000,-

-     Tali rapia 10 rol @ 2500                                                       = Rp.     25.000,-

-     Pemasangan ajir 20 HKP @ Rp. 24.000,-                            = Rp.   480.000,-

-     Pemasangan tali 3 x 10 HKW @ Rp. 15.000,-                    = Rp.   450.000,-

-     Tenaga pemupukan susulan 3 x 10 HKW @ Rp. 18.000,- = Rp.   540.000,-

-     Pupuk susulan :

a.      Urea 225 kg @ Rp. 3.500,-                                             = Rp.  787.500,-

b.     KCl 50 kg @ Rp. 2.400,-                                                = Rp.  120.000,-

c.      KNO3 80 kg @ Rp. 28.000,-                                         = Rp. 2.240.000,-

d.     NPK Phonska 500 kg @ Rp. 1.500,-                              = Rp. 750.000,-

- Tenaga penyemprotan 10 x 5 HKP @ Rp. 20.000,-              = Rp. 1.000.000,-

- Pestisida :

a.      Matador zeon 250 ml                                                      = Rp.    60.000,-

b.     Ridomil 450 gr @ Rp. 50.000,-/500 gr                           = Rp.   450.000,-

c.      Agrimec 300 ml @ Rp. 100.000,-/100 ml                       = Rp.   300.000,-

d.     Amistartop 250 ml @ Rp. 125.000,-/250 ml                  = Rp.   125.000,-

e.      Pertisida, ZPT  produk NASA                                       = Rp. 1.500.000,-

f.      Actara 400 gr @ Rp. 20.000,-/10 gr                               = Rp.   800.000,-

- Penyiangan 3 x 10 HKP @ Rp. 28.000,-                               = Rp.   840.000,-

- Pengairan 10 x 3 HKP @ Rp. 24.000,-                                 = Rp.   720.000,-

                                                                         Jumlah           = Rp.14.555.500,-

c. Panen, penyortiran dan pengepakan :

·         200 HKW @ Rp. 18.000,-                                               = Rp. 3.600.000,-

·         40 HKP @ Rp. 26.500,-                                                  = Rp. 1.060.000,-

·         Jumlah                                                                              = Rp. 4.660.000,-

·         Grand Total Biaya (GTB)                                                =Rp. 32.900.700,-

3) Keuntungan

2000 pohon x 1 kg/phn = 2000 kg @ Rp. 25.000,-

(harga cabai 3 th lalu)                                                             = Rp. 50.000.000,-

Jadi keuntungan bersihnya yaitu =

Rp. 500.000.000,-" Rp. 32.900.700,-                                       = Rp. 17.099.300,-

KETERANGAN  : HKP = hari kerja pria   HKW = hari kerja Wanita

BAB IV

KESIMPULAN

 

Cabai merah (capsicum annuum spp.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tanggasehari-hari, cabai banyak digunakansebagai bahan baku industri pangan dan farmasi. Pemasaran cabai dapat dilakukan dalam bentuk segar, kering, bubuk sebagai bahan dasar industri maupun dalam bentuk pasta cabe.

Tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut :

A. Fase Pratanam

B. Fase persemaian ( 0-30 hari)

C. fase tanam

D. Fase pengelolaan tanaman (7-70 hst)

D. Fase panen dan pasca panen

·        Analisa Perhitungan Input Produksi Komoditi Cabai (Intensif) luas lahan 1 hektar (populasi ± 2000 pohon) keuntungan bersihnya yaitu = Rp. 500.000.000,-" Rp. 32.900.700,-        = Rp. 17.099.300,-

 

 

www.google.com/lsi@ipb.ac.id

www.google.com/sentrainformasiiptek.net

http://agrimaniax.blogspot.in/2010/07/analisis-biaya-usahatani-cabai.html