BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan
tanaman polong-polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini
mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang
tanah juga merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah
kaya akan lemak; protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada
daging, telur dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin
A dan K; fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.
Kacang tanah juga mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh
untuk mencegah beberapa macam penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima
kali seminggu dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan
kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner.Memakan
segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat
membantu kekurangan zat. Selain itu banyak lagi manfaat kacang tanah bagi
kesehatan tubuh seperti membantu meningkatkan kesuburan, membantu mengatur gula
darah, membantu mencegah batu empedu, membantu tingkat kolesterol rendah, dan
lain-lain.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia,
namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau
subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan
karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu
melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun
1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer
memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini
merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Berikut ini adalah klasifikasi Kacang Tanah:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Magnoliophyta
Ordo: Leguminales
Famili:Papilionaceae
Subfamili: Faboideae
Bangsa: Aeschynomeneae
Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis
guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia
(Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.;
Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.;
Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.
Mengingat begitu banyaknya manfaat yang ada pada kacang tanah,
berkorelasi positif terhadap pembudidayaannya. Di Indonesia, kacang tanah tanah
sudah banyak dibudidayakan namun produksi komoditi kacang tanah per hektar
belum mencapai hasil maksimum, beberapa faktor penyebab terjadinya hal tersebut
antara lain pengaruh faktor tanah yang semakin rusak, kurangnya ketersediaan
unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Selain itu juga
karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor
pemeliharaan lainnya.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana
penyiapan lahan untuk kacang tanah?
- Bagaimana
pengolahahn tanah untuk kacang tanah?
- Bagaimana cara
pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah?
- Bagaimana
pengairan yang tepat untuk kacang tanah?
1.3
Tujuan
- Untuk mengetahui
cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
- Untuk mengetahui
cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
- Untuk mengetahui
cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
- Untuk mengetahui
cara pengairan yang tepat.
1.4
Manfaat
- Mengetahui cara
penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
- Mengetahui cara
pengolahan lahan untuk kacang tanah.
- Mengetahui cara
pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
- Mengetahui cara
pengairan yang tepat.
BAB III
LANDASAN TEORI
Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan
dari family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga
polong-polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah
satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm
dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan tanaman
pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari
Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa
Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang
dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad
ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Batavia Reloed, 2012). Kacang
tanah memiliki beberapa manfaat yang paling banyak kacang tanah digunakan
sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi kacang
tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah sehingga
produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang
banyak. Kacang tanah sebagai bahan makanan yang paling banyak digunakan oleh
bahan baku industry yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang atom,
rempeyek, manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005). Selain itu, sisa hasil kacang
tanah yang tidak dipakai dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga
seluruh bagian dari kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan
industri maupun pakan ternak. Peninggkatan produksi kacang tanah dilakukan
dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki
produksi yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah
begitu banyak seperti kendala lahan yang banyak digunakan sebagai perumahan,
kendala dari hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah
memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat daun jika digunakan dari
varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, dkk, 2004). Dalam
membudidayakan kacang tanah sebenarnya susah-susah gampang jika para petani
memperhatikan hal-hal dan syarat yang penting diperhatikan dalam proses
budidaya tanaman. Berikut ini beberapa syarat untuk pertumbuhan kacang tanah
yang harus diperhatikan:
1.
1. Iklim
- Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang
terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan
akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
- Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah
100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
- Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
- Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
1.
2. Media Tanam
a) Jenis tanah yang
sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b) pH antara 6,0-6,5.
c) Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d) Drainase dan aerasi
baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
1.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman
optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m
dpl. (Prabowo, 2011)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan merupakan cara untuk menyiapkan lahan yang akan
digunakan dalam proses budidaya tanaman yang meliputi kegiatan seoerti
pembukaan lahan, pembuatan bedengan untuk tanaman dan pembersihan dari gulma.
Tujuan dari penyiapan lahan ini adalah untuk membuka dan membersihkan lahan
dariberbagai tanaman yang tidak diinginkan sehingga dapat digunakan dalam
proses budidaya tanaman. Jika pembukaan lahan tidak dilakukan maka tanaman akan
terganggu dalam proses pertumbuhannya karena tidak ada pengendalian gulma yang
mengganggu pertumbuhan tanaman karena gulma merupakan tanaman yang tidak
diinginkan tumbuh dan dapat sebagai inang dari penyakit dan hama tanaman serta
dapat mengeluarkan senyawa toksin bagi tanaman.
Penyiapan lahan yang harus diperhatikan adalah dari tanamannya karena
jika tanaman yang akan dibudidayakan jika terdapat gulma disekitar tanaman maka
akan dapat berpengaruh dalam proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan dari aspek
tanah yang diperhatiakan merupakan penggunaan lahan sebulum tanaman kacang
tanah dibudidayakan karena jika lahan tersebut digunakan oleh tanaman legume
lainnya maka sebaiknya dilakukan penamban bahan organic karena kacang tanah ini
juga dapat berasosiasi dengan mikroorganisme terutama rhizobium sp.
sehingga jika tanaman sebelumnya adalah kedelai maka perlu penambahan bahan
organic yang dapat menyediakan tanaman berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman karena kebutuhan unsur hara bagi tanaman memiliki perbedaan.
Teknik persiapan lahan untuk tanaman kacang tanah dilakukan dengan cara
pembersihan area yang akan ditanami oleh kacang tanah, pencangkulan yang
dilakukan dapat mencabut akar tanaman yang tidak diinginkan (gulma) yang berada
disekitar areal lahan sehingga lahan bersih dari berbagai tanaman yang tidak
diinginkan dan juga pengukuran lahan yang akan digunakan karena dapat
menghitung jumlah populasi kacang tanah yang akan digunakan sehingga dapat
menghemat biaya dan juga dapat menghemat penggunaan benih kacang tanah.
3.2
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan salah satu kegiatan membalikkan tanah dengan
cara mekanik maupun manual sehingga dapat menciptakan suasana tanah yang gembur
(memiliki tekstur yang relative halus) dan memudahkan dalam proses penanaman
tanaman serta menguraikan endapan-endapan sisa pemupukan dari penanaman
sebelumnya. Untuk kegiatan konservasi tanah dan air dilakukan pengolahan lahan
yang relative sedikit atau sesuai dengan kebutuhan dari setiap tanaman sehingga
tidak menimbulkan kerusakan bagi tanah dan air. Tujuan dari pengolahan tanah
ini sebagai penopang kehidupan tanaman yang dibudidayakan dan perbaikan
sifat fisik tanah serta pemberantasan tanaman yang tidak diinginkan (gulma)
(Muzzakir, 2010).
Manfaat dari pengolahan tanah ini adalah sebagai kegiatan yang
membalikkan tanah untuk penguraiaan endapan-endapan bahan pupuk yang tidak
dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebelumnya sehingga mengurai ke udara dan dapat
dimanfaatkan oleh tanaman yang akan dibudidayakan, pembersihan dari tanaman
yang tidak diinginkan (gulma) sehingga gulma tersebut dapat mati dan tertimbun
dalam tanah yang akhirnya dapat bermanfaat sebagai pupuk organic yang akan memperbaiki
kondisi dalam tanah dan memudahkan dalam proses penanaman bibit karena tanah
yang telah dilakukan pengolahan tanah memiliki tekstur yang relative gembur
sehingga dapat membantu tanaman dalam proses pertumbuhan dan membantu akar
tanaman dalam mencari air dan mineral yang dibutukkan oleh tanaman. Sedangkan
untuk kerugian dari pengolahan tanah adalah dapat memudahkan untuk erosi karena
perubahan tekstur sehingga tanah mudah tererosi dan menumbuhsuburkan gulma
karena jika tanah yang banyak menumbuhkan gulma jika gulmanya tidak dihilangi
atau dicabut maka akan tumbuh kembali jika langsung dibenamkan dalam tanah.
Untuk proses pengolahan tanah yang harus diperhatikan adalah tanaman
yang digunakan dan sifat fisik dari tanah tersebut. Tanaman yang digunakan
dalam pengolahan tanah perlu diperhatikan karena setiap tanaman untuk tumbuh
dan berkembang memiliki perbedaan dalam kedalam tanah yang akan diolah secara
mekanik contohnya saja pada tanaman kacang tanah memiliki kedalam bajak tanah
atau pengolahan lahan sedalam 20-30 cm. untuk sifat fisik dari tanah perlu
diperhatikan karena pada pengolahan tanah adalah cara untuk membuka tanah jika
tanah yang memiliki sifat fisiknya gembur maka pengolahan tanah tidak perlu
dilakukan ataupun digunakan proses pengolahan tanah dan jika tanah memiliki
sifat fisik yang keras maka tanah tersebut perlu dilakukan pengolahan tanah.
Macam-macam dari pengolahan tanah dapat dibagi menjadi 2 yaitu
Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul
sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman dan tanpa olah tanah adalah sistem
di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun
dengan menggunakan herbisida (Muzzaki, 2010). Untuk pengolahan tanah dalam
bentuk larikan memotong tersebut dapat didasarkan kedalaman air tanag yang
terdapat didalam tanah yaitu terdapat sumber air yang dalam biasanya hal
tersebut dilakukan pada tanah kering yang sulit mendapatkan air tanah yang
hanya mengandalkan hujan yang bertujuan untuk menampung air sebanyak munggkin
didaerah sekitar bedengan atau areal penanaman sedangkan untuk tanpa olah tanah
digunakan berdasarkan kedalam air yang ada karena sisitem olah tanah ini berada
pada lahan yang melimpah air seperti tanah gambut.
Pada tanaman kacang tanah dilakukan pengolahan tanah dengan kedalam
20-30 cm untuk mendukung pertumbuhan optimum kacang tanah yang menggunakan
sistem bedengan dengan ukuran bedengan 10-20 m atau dapat juga 2-10 m. Untuk
tanaman kacang tanah pengolahan tanah dilakukan dengan cara manual seperti
pencangkulan dengan menggunakan tenaga manusia. Untuk penggunaan tenaga mesin
tidak dilakukan karena dapat menimbulkan dampak negative pada tanah terutama
sifat fisik seperti kadar air tanah, Bulk Density, dan ketahanan tanah dalam
penetrasi dari luar sedangkan pada kacang tanah dapat berakibat jumlah polong
semakin sedikit, dan berat polong semakin ringan (Iqbal, dkk, 2008).
3.3
Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menambah kebutuhan
unsur hara dalam tanah dengan cara pemberian senyawa dari luar sehingga dapat
memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan produksi tanaman
tersebut. Pemupukan dapat dibagi menjadi 2 macam jenis menurut pembentukannya
yaitu pupuk organic dan pupuk anorganik (Nurwardani, 2008). Nurtisi merupakan
komponen atau subtansi baik organic maupun anorganik yang dibutuhkan oleh
organisme untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh tanaman tersebut.
Pupuk organic merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau
organisme lain yang mati yang mengalami proses dekomposisi oleh bantuan
mikroorganisme. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dihasilkan dari proses
senyawa kimia buatan manusia yang sekarang banyak digunakan oleh petani. Tujuan
pemupukan yaitu menambah kandungan unsur hara yang ada dalam tanah sesuai
kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat meningkatkan
produksi tanaman tersebut.
Pemupukan memiliki beberapa manfaat dan kerugian. Manfaat dari pemupukan
adalah meningkatkan ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, dapat
memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, sebagai bahan makanan bagi
mikroorganisme tanah dan lain-lain. Untuk kerugian dari pemupukan yaitu dapat
bersifat racun bagi tanaman karena kelebihan pupuk yang digunakan, menghasilkan
senyawa yang tidak dapat digunakan oleh tanaman dan lain-lain.
Usaha dalam meningkatkan produksi tanaman salah satunya dengan cara
pemupukan untuk menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Faktor-fakto yang perlu diperhatikan dalam proses pemupukan adalah faktor
iklim, tanaman dan sifat tanah yang akan dipupuk. Faktor iklim yang perlu
diperhatikan adalah curah hujan karena curah hujan ini menentukan kebutuhan
pupuk yang akan masuk dan dapat terserap oleh tanah serta digunakan oleh
tanaman dalam proses pertumbuhannya. Faktor tanaman perlu perhatian khusus
karena pada hakikatnya kebutuhan pupuk pada setiap tanaman berbeda sehingga
dapat menentukan efisiensi biaya dan kebutuhan pupuk dalam satu hektar
pertanaman. Faktor tanah juga dapat menentukan kebutuhan pupuk yang digunakan
jika tanah yang memiliki jenis banyak mengandung unsur hara maka pemupukan
tidak disarankan karena jika ditambahkan pupuk maka akan bersifat racun bagi
tanaman yang akan dibudidayakan dan sebalikknya begitu.
Cara pemupukan dibagi menjadi 2 dilihat dari cara inputnya yaitu cara
pemupukan lewat akar dan cara pemupukan lewat daun. Untuk cara pemupukan lewat
akar merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
unsur hara bagi tanaman melalui akar yang ada dalam tanah. Cara ini dapat
dibagi sebagai berikut: disebar (broad casting), ditempatkan di antara larikan
atau barisan, ditempatkan dalam lubang. Sedangkan untuk cara pemupukan lewat
daun merupakan cara penambahan nutrisi bagi tanaman yang dibutuhkan oleh
tanaman melalui daun tanaman yang diserap oleh pori-pori daun tersebut.
Untuk tanaman kacang tanah awal dalam budidaya tanaman ini dilakukan
pengapuran. Pengapuran dilakukan terhadap tanah-tanah yang memiliki pH yang
rendah. Pengapuran ini dilakukan untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan
yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa
digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan
dan diaduk hingga merata. Pengapuran ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum tanam.
Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3 hari sebelum
tanam).pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS dilakukan dengan cara di semprot atau
disiramkan secara merata pada permukaan lahan, dosis yang dibutuhkan adalah 2
liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya dilakukan
pada sore hari.
Pemupukan pada tanaman kacang tanah ini digunakan jenis dan dosis pupuk
setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg
ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk
dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm
(Batavia reload, 2012).
3.4
Pengairan
Pengairan merupakan salah satu kegiatan dalam produksi tanaman yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman karena air merupakan salah
satu sumber kehidupan yang penting bagi setiap makhluk hidup. Setiap tubuh
makhluk hidup 80% disusun oleh air. Dalam pertanian pengairan digunakan untuk
membantu pupuk larut dan berubah menjadi ion yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman
dan membantu tanaman dalam berbagai proses dalam tubuh tanaman tersebut.
Pengairan yang dilakukan oleh para petani memiliki beberapa manfaat
seperti memudahkan pupuk yang digunakan larut dan segera digunakan oleh
tanaman, membantu proses metabolisme dalam tubuh tanaman dan lain-lain
(Santoso, dkk, 2007). Sedangkan untuk kerugian dari pengairan yaitu dapat
membusukkan akar tanaman karena kelebihan air dan proses metabolisme dalam
tubuh tanaman terhenti karena semua metabolisme dalam tanaman dibantu oleh air
jika terhenti maka tanaman dapat layu dan pertumbuhannya dapat terganggu.
Faktor yang mempengaruhi dalam proses pengairan adalah faktor iklim,
faktor tanaman dan faktor sifat tanah atau lahan. Faktor iklim pada proses
pengairan sangat berpengaruh terutama curah hujan dan intensitas matahari.
Curah hujan yang tinggi memiliki ketersedian air yang tinggi sedangkan curah
hujan yang lebih rendah mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah. Untuk
intensitas matahari berpengaruh dalam hal evaporasi dari dalam tanah karena
intensitas yang tinggi sehingga ketika intensita tinggi maka akan meningkatkan
evaporasi dalam tanah. Faktor tanaman juga dapat berpengaruh dalam pengairan
bagi tanaman, ada tanaman yang tidak tahan terhadap air da nada juga tanaman
yang tahan terhadap air maka jika tanaman tersebut tidak digenangi akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Faktor tanah berpengaruh terhadap
ketersediaan air dalam tanah dan daya ikat tanah terhadap air.
Dalam pengairan tanaman dalam membantu produksi tanaman dilakukan
bermacam-macam yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Irigasi
permukaan
Irigasi permukaan merupakan irigasi yang umu dilakukan oleh para petani
yang mengandalkan aliran gravitasi. Jadi irigasi ini dilakukan secara
bergantian pada lahan persawahan. Irigasi permukaan dapat dibagi beberapa jenis
sebagai berikut:
- Irigasi genangan
Irigasi genangan dapat dicirikn dengan adanya petak sawah yang
dilengkapi oleh saluran irigasi yang dibedakan oleh beberapa sistem yaitu
aliran terus-menerus dan aliran terputus-putus.
- Irigasi alur
Irigasi ini dicirikan sebagai adanya saluran irigasi yang tedapat
gundukan diantara saluraan irigasi yang lainnya. Alur dari sistem irigasi ini
dialirkan air kedalam saluran yang telah dibuat berharap agar air meresap
kedalam gundukan dn membasahi daerah perakaran.
- Irigasi surjan
Irigasi surjan ini dicirikan terdapat gundukan yang lebar sedangkan
alurnya sendiri juga lebar dan pada gundukannya diusahakan untuk tanaman
palawija sedangkan pada alurnya diusahakan tanaman padi sawah.
- Irigasi curah
Pada irigasi ini umumnya menggunakan sumber tenaga pompa untuk membentuk
tetesan atau semprotan yang menyerupai tetesan air hujan ke lahan pertanian.
Selain sisitem ini berguna sebagai sistem irigasi juga dapat berfungsi sebagai
pencegahan pembekuan (untuk daerah suhu rendah) dan mengurangi terjadinya erosi
serta dapat dipergunakan untuk pemupukan.
- Irigasi tetes
Sistem irigasi ini didefinisikan sebagai suatu sistem untuk memasok air
dan unsur hara yang tersaring kedalam tanah melalui suatu pemancar untuk
memenuhi kebutuhan air dan hara bagi tanaman yang dibudidayakan.
- Hidroponik
Hidroponik pada saat ini banyak dikembangkan tetapi masih banyak juga
yang belum dikembangkan karena biaya yang digunakan mahal. Hidroponik merupakan
pengrjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman dan tempat
mengambil unsur hara yang dibudidayakan tanpa menggunakan tanah sebagai tepat
tumbuh tegaknya tanaman (Kusuma, dkk, 2010).
Pengairan dalam proses pertumbuhan kacang tanah
digunakan sistem irigasi permukaan dengan tipe alur karena tanaman kacang tanah
ini merupakan tanaman yang memiliki perakaran yang dangkal dan selalu
menginginkan tanah yang lembab. Tanaman kacang tanah membutuhkan air pada saat
berumur 3 minggu. Pengairan dilakukan dengan frekuensi yang berbeda-beda pada
saat musim hujan dan musim kemarau. Pada saat musim kemarau digunakan pengairan
dengan frekuensi 6-8 kali tetapi pada saat musim kemarau juga disesuaikan oleh
dengan banyaknya hujan yang turun. Pengairan terhadap bedengan tanaman kacang tanah
dapat dilakukan pada saat pagi hari sekitar jam 6 sampai jam 8 pagi hari atau
dilakukan pada setelah jam 15 sore hari (AAK, 1999).
3.5
Konservasi Tanah dan Air
Penggunaan lahan pertanian saat ini di Indonesia memiliki menemui
berbagai kendala dalam melakukan oeningkatan produksi tanaman terutama kacang
tanah. Peningkatan produksi kacang tanah saat ini tidak seperti apa yang
diharapkan oleh para petani karena beberapa faktor terutama faktor tanah dan
air yang digunakan dalam penaman kacang tanah saat ini. Faktor tanah dan air
ini memiliki peran yang penting dalam proses produksi tanaman karena saat ini
tanah yang digunakan lahan pertanian semakin sedikit karena perluasan lahan
untuk pemukiman penduduk yang menggunakan lahan-lahan yang produktif untuk pertanian
sehingga petani diharapkan mampu dalam mengolah lahan pertanian yang kurang
produktif seperti lahan kering atau lahan marginal lainnya. Pada kacang tanah
penanaman dilahan miring merupakan salah satu resiko yang dihadapi petani untuk
meningkatkan produksi tanaman ini. Penanaman yang dilakukan petani untuk kacang
tanah dapat dilakukan dengan sistem lorong yang sehingga dapat menahan erosi
yang diakibatkan oleh air hujan yang jatuh. Sistem ini digunakan pada lahan
miring dengan kemiringan 8% sampai dengan 11% dengan menggunakan sistem tumpang
sari dengan tanaman pokok lainnya. Tanaman yang ditanam pada lorongg digunakan
tanaman tahunan seperti sengon, lamtoro dan lain-lain yang bertujuan untuk
menahan air karena memiliki perakaran yang kuat sehingga mampu mengikat air
dalam jumlah yang banyak.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang budidaya tanaman kacang tanah dari aspek
persiapan lahan, pengolahan tanah, pemupukan dan perairan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
- Pada persiapan
lahan dilakukan dengan menggunakan alat maupun dengan menggunakan tenaga
mekanik dimana awal penyiapan lahan menghilangkan gulma dari areal
pertanaman juga dapat dilakukan pembenaman gulma kedalam tanah sebagai
pupuk hijau.
- Pengolahan tanah
pada setiap tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanahnya ada yang
dilakukan dengan pengolahan tanah dan ada juga tanpa olah tanah.
Pengolahan tanah bertujuan untuk membalik tanah agar endapan-endapan unsur
hara dapat digunakan oleh tanaman. Untuk kacang tanah pengolahan tanah
sering kali menggunakan tenaga mekanik seperti traktor tetapi hal tersebut
dapat menurunkan hasil produksi.
- Pemupukan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Pada tanaman kacang tanah pemberian pupuk dilakukan dengan cara
penyebaran pupuk di permukaan tanah atau bedengan.
- Pengairan
dilakukan untuk mensuplai kebutuhan air bagi tanaman. Air memiliki manfaat
yang bagus baik untuk tanaman maupun tanah. Pada tanaman kacang tanah
pengairan dilakukan dengan irigasi permukaan dengan tipe galengan.
DAFTAR PUSTAKA
- AAK. 1999. Kacang
Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
- Batavia reload.
2012. http://bataviareload.wordpress.com/daftar/pertanian/cara-budidaya-kacang-tanah-yang-baik-dan-benar/.
Diakses pada tanggal 01 Februari 2013.
- Iqbal, dkk.
2010. Pengaruh Lintasan Traktor dan Pemberian Bahan Organik Terhadap
Pemadatan Tanah dan Keragaan Tanaman Kacang Tanah. Prosiding Seminar
Nasianal Teknik Pertanian: 1-10
- Hidayat, dkk.
2004. Analisis Pengembangan Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Jawa Barat
dari Data Landsat Dengan Sistem Informasi Geografis. Jurnal
Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Ciltra Digital 1(1): 46-50.
- Kusuma, dkk.
2010. Pengaruh Pupuk Hyponex, Vitabloom dan Grandasil D Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Varietas
Mutiara Dengan Teknik Hidroponik Irigasi Tetes. Bioprospek
7(2): 1-9.
- Muzakki. 2010. http://dhomoenhacqbaghanbatoe.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 01 Februari 2013.
- Nurwardani.
2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih Jilid 1 Untuk SMK.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
- Pitojo. 2010. Benih
Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.