KARYACOM.BIRAYANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia dikaruniakan oleh Allah SWT
berupa akal dan pikiran. Akal digunakan manusia untuk berfikir, memikirkan
sesuatu. Sedangkan pikiran digunakan untuk menentukan sesuatu yang di pikirkan
oleh akal. Tetapi terkadang manusia sering tidak menggunakan akal dan
fikirannya dengan baik, dengan cara memikirkan sesuatu yang tidak semestinya di
pikirkan, dan juga tidak di pakai untuk mengembangkan sesuatu yang ada di alam
yang sebenarnya bisa menghasilkan ilmu dan pengetahuan yang baru apabila kita
dapat menggunakan dengan semestinya.
Manusia memang
memiliki ke khilafan dalam setiap langkah, perbuatan, maupun sifat dan tindak
tanduk yang dijalaninya, karena manusia juga mempunyai fitrah yang memiliki
kekhilafan.
Suatu perbuatan yang di lakukan
manusia, apabila keluar dari jalur yang telah di tentukan oleh Allh SWT maka
itu di katakan Dosa. Perbuatan dosa sering di lakukan oleh manusia, karena
manusia sering tidak menyadari akan perbuatan yang di lakukannya karena manusia
lebih sering mengikuti hawa nafsunya dengan tidak memikirkan akibat buruk dan
apa yang di lakukannya.
Sekalipun
manusia di ciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini,
namun karena sifatnya yang lemah, manusia tidak pernah terlepas dari perbuatan
salah dan dosa, kecuali orang-orang yang selalu beriman dan senantiasa mendapat
petunjuk dari Allah SWT.
Dalam pembahasan ini, penulis hanya
mengetengahkan beberapa macam dari dosa-dosa besar.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang
- Pengertian Dosa Besar
- Tiga pangkal dosa
- Tujuh Dosa Besar
- Menghindari Perbuatan Dosa Besar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dosa Besar
Dosa adalah
perbuatan yang melanggar hukum tuhan atau agama. Dan besar
adalah lebih dari ukuran sedang(tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa,
mulia, dsb). Tapi besar disini bila di hubungkan dengan kata dosa maka
berarti; dosa yang mengenai perkara yang besar (berat). Jadi dosa besar adalah
perbuatan yang melenggar hukum tuhan atau agama yang berkaitan dengan perkara
yang besar(berat).
Allah SWT tidak suka terhadap hamba-Nya yang berbuat dosa. Oleh karena itu
pelaku dosa diancam oleh Allah SWT dengan hukuman baik waktu masih berada di
dunia terlebih lagi di akhirat. Hukuman di dunia bisa berupa musibah binasa dan
di akhirat berupa siksaan api neraka yang sangat dahsyat.
Firman Allah SWT (Q.S. Yunus ( 10 ) : 13).
Artinya: “ Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang
sebelum kamu, ketika mereka berbuat kedzaliman, padahal rasul-rasul mereka
telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata,
tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi
pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. “
(Q.S. Az Zukhruf (43) : 74)
Artinya :“Sesungguhnya
orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab neraka Jahannam.”
B. Tiga Pangkal Dosa
Segala sesuatu
itu ada yang memulainya dan disebut sebagai yang pertama.Setelah muncul yang
pertama, barukemudian disusul yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.Yang
banyak dikenal dan diingat orang biasanya yang pertama karena darinyalah
pelajaran diambil.
Begitu juga
dengan dosa atau kehilafan. Ada tiga kehilafan yang pertama kali dilakukan oleh
makhluk kepada penciptanya yaitu :
1. Sombong
Dosa pertama
yang dilakukan makhluk adalah sombong.Sifat ini dimiliki iblis dan ditunjukkan
disaat Allah swt menyuruhnya untuk bersujud kepada Adam. Iblis menolak
melaksanakan perintah itu dengan memberikan alasan. Ia katakan bahwa ia
menolakbersujud kepada Adam karena Iblis merasa lebih baik dari Adam.
“Saya lebih
baik dari dia. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan engkau ciptakan adam
dari lumpur”.
Demikian
pembelaan iblis kepada Allah. Sejak saat itulah Iblis menjadi makhluk
pembangkang, padahal, sebelumnya ia adalah makhluk yang taat kepada Allah.
Sifat sombonglah yang menyebabkan dia akan menjadi penghuni neraka untuk
selamanya.
2. Tamak /
Rakus
Sifat ini
dimiliki manusia. Adam manusia pertama yang menghuni surga mendapatkan segala
yang diinginkan. Segala kebutuhannya terpenuhi dan segala fasilitas telah
tersedia. Beraneka buah dan makanan yang tersedia diperbolehkan untuk
dinikmati, kecuali satu pohon yang tidak boleh didekati. Ternyata semua
kemawahan yang dimiliki Adam tidak membuatnya puas. Ia ingin menikmati semua
yang ada dihadapannya. Larangan untuk mendekati pohon itu malah menambah hasrat
untuk menikmati buahnya. Pada akhirnya buah terlarang itu ia lahap. Petakanpun
bermula, Adam terusir dari surga karena sifat yang dimilikinya.
3. Iri Hati / Dengki
Irihati ataupun
dengki selalu menggelayuti hati manusia. Rasa itu muncul saat ada saudara,
teman, ataupun tetangga disekelilingnya mendapatkan nikmat yang terkadang tidak
ia miliki. Sedih saat orang lain bahagia, dan senang saat orang lain menderita.
Ia ingin kelebihan harta, jabatan ataupun kebahagian yang dimiliki orang lain
itu lenyap berganti derita. Manakala itu terjadi iapun tersenyum bahagia.
Qabil tidak
rela jika Habil saudara kandungnya itu memiliki calon istri yang lebih cantih
dari calon istrinya. Dia menginginkan apa yang seharusnya menjadi hak Habil
yaitu istri yang cantik. Iri yang tumbuh dalam hati habil berakhir dengan
terbunuhnya Habil ditangan Qabil. Rasa dengki dan iri akan menabur dosa-dosa
yang lain juga melenyapkan kebaikan yang telah dilakukan.
Ketiga dosa itu
menjadi awal dari semua dosa dan penyebab terjadinya bencana. Sombong dosa
pertama yang dilakukan makhluk, Tamak Kesalahan pertama yang dilakukan
manusia saat masih di surga, sedang Irihati dosa manusia pertama di atas
bumi.
Begitu
lembutnya sifat-sifat itu merasuk ke dalam hati, hingga tak terasa oleh
manusia. Jika itu terjadi, maka perbanyaklah mohon ampun kepadaNya. Jika sifat
itu masih bercokol, jangan wujudkan dalam perbuatan. Biarkan di dalam hati saja
mudah-mudahan Allah mengampuninya.
C. Macam-Macam Dosa Besar
Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim disebutkan yang artinya:
“Jauhilah tujuh dosa besar, para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apa
sajakah dosa-dosa besar itu?” Nabi bersabda 1. Menyekutukan Allah (Syirik), 2.
melakukan sihir, 3. membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah SWT kecuali dengan
cara yang hak, 4. memakan harta riba, 5. makan harta anak yatim, 6 keluar dari
medan perang karena takut kepada musuh, 7. menuduh zina kepada wanita mukminat
yang telah bersuami. (HR Bukhari Muslim).
Berdasar pada hadits tersebut, terdapat tujuh dosa besar. Dari tujuh dosa besar tersebut uraiannya secara
luas/ rinci sebagaimana berikut:
1. Kufur (Kafir)
Dalam Al
Qur’an, kafir sangat erat hubungannya antara manusia dengan Allah SWT sebagai
sang pencipta dan hubungannya mayoritas negative. Seperti menolak berhukum
dengan hukum Allah SWT (pelajari Q.S. 5 :44), tidak menjalankan kebaikan atau
amal shaleh (pelajari Q.S. 30 : 44), dan mengingkari karunia Allah SWT
(pelajari Q.S. 5 : 44).
Orang
yang kafir akan mendapatkan balasan berupa siksaan baik di dunia maupun akhirat
(pelajari Q.S. 3 : 56) dan amalnya didunia sia-sia belaka (pelajari Q.S. 2 :
217). Walaupun orang kafir itu berbuat baik sebaik-baiknya maka tetap dinilai
sia-sia belaka alias tidak ada gunanya buat akhirat.
2. Munafiq
Orang yang
munafiq memiliki ciri-ciri sebagaimana yang tercantum dalam hadits yang
artinya:
“ Tanda-tanda orang munafiq ada
tiga yaitu apabila berbicara bohong, apabila berjanji menyelisihi dan apabila
dipercaya berkhianat.” (H.R. Bukhari Muslim)
3. Fasik
Orang fasik
adalah orang yang melupakan terhadap Allah SWT sehingga ia meninggalkan
kewajiban dalam beragama Islam. (pelajari Q.S. 59 : 19) dan sikap mental,
perilaku, ucapan dan perbuatannya tidak sesuai dengan peraturan Allah SWT.
4. Syirik
Orang yang
berbuat syirik yaitu berupa menyekutukan kepada Allah SWT. Dosa syirik atau
musyrik ini dosa yang berat sehingga Allah SWT tidak mengampuni dosa tersebut
sebagaimana firman-Nya:
Artinya :“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S. An Nisa (4) : 48).
5. Membunuh
Membunuh ada
dua macam yaitu membunuh terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dan membunuh
terhadap orang lain. Kedua-duanya termasuk dosa besar . Membunuh diri sendiri
yang menjadi sasaran adalah dirinya sendiri seperti gantung diri, minum obat
nyamuk, terjun ke jurang dan dengan cara apapun hukumnya adalah haram dan dosa
besar. Firman Allah SWT dalam surat Annisa ayat 29 difirmankan:
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& cqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 wur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJÏmu ÇËÒÈ
artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu (Q.S. An Nisa (4) :
29).
Sedangkan
membunuh orang lain yaitu membunuh dan sasarannya adalah orang lain misalnya
factor dendam, factor persaingan dalam usaha dan lain sebagainya. Yang jelas
bunuh membunuh adalah dilarang oleh Allah SWT . Sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “ Dan
barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan allah murka kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang besar baguinya”. (Q.S. An Nisa (4) : 93)
Sabda
Rasulullah SAW
Artinya: “
Pertama kali yang akan diadili diantara manusia pada hari kiamat adalah perkara
pembunuhan ( HR Bukhari Muslim).
6. Durhaka kepada kedua orang tua
Durhaka kepada
kedua orang tua merupakan salah satu dari dosa besar. Dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari Muslim disebutkan::
Artinya:
“ Dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah SWT, durhaka terhadap kedua orang
tua, membunuh yang bernyawa (kecuali yang dibenarkan menurut hukum Islam) dan
bersumpah palsu.” (H.R. Bukhari)
Bentuk
durhaka kepada kedua orang tua diantaranya adalah mencaci maki, menghina,
menggertak, mengancam, mengintimidasi, mengumpat dengan kata-kata yang
menyakitkan hati orang tua, penganiayaan fisik dan psikis, menelantarkan orang
tua yang berada dalam kesusaha, menjauhi kedua orang tua dan bahkan tidak mau
mengakui orang tuanya sendiri.
7. Zina dan Homo Seksual
Dalam Al Qur’an
disebutkan:
Artinya: “Dan
janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al Isra’ (17) : 32)
Ayat diatas
menegaskan bahwa dekat saja dilarang apalagi melakukannya. Zina merupakan
perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Apabila ada manusia yang melanggar
dinilai dosa besar. Yang dimaksud dengan zina adalah hubungan badan layaknya
suami istri tanpa adanya suatu ikatan pernikahan. Orang yang berzina, apabila
masih bujang hukumannya berupa didera atau dicambuk 100 kali dan disingkirkan
selama satu tahun. Sedangkan yang sudah menikah dan masih melakukan zina maka
hukumannya dirajam sampai mati.
8. Menuduh zina terhadap wanita
yang baik-baik
Menuduh berzina
terhadap wanita yang sebetulnya baik-baik saja juga termasuk dalam kategori
perbuatan dosa besar. Menuduh berarti tidak ada saksi-saksi yang dibenarkan
oleh syara’.Menuduh berzina terhadap wanita yang baik sangat merugikan bagi
yang tertuduh beserta keluarganya.
9. Memakan makanan yang
diharamkan oleh Allah SWT
Memakan makanan
yang diharamkan oleh Allah SWT seperti makan bangkai, darah, daging babi, hewan
yang disembelih bukan atas nama Allah SWT, hewan yang mati tercekik, dipukul
atau jatuh, ditanduk, dan diterkam binatang buas. (pelajari Q.S. 5 ; 3)
10. Miras / Narkoba
Sabda Nabi
Muhammad SAW:
Artinya:
“Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap yang memabukkan adalah haram.”
(HR Abu Daud).
Khamar
cakupannya sangat luas, segala yang memabukkan adalah haram baik itu berupa
serbuk, cairan, padat, gas, dihisap, diminum atau disuntikkan semuanya kategori
khamar. Seperti halnya yang beredar di masyarakat, wiski, brendy, heroin,
kokain, pel gedek, ektasi, ganja, morfin atau sangat dikenal dengan Narkoba.
11. Mencuri, merampok dan
menganiaya orang
Ketiga
perbuatan ini juga termasuk dalam dosa besar. Mencuri yaitu mengambil barang
milik orang lain dengan cara diam-diam atau sembunyi sembunyi. Merampok yaitu
merebut arau merampas harta benda orang lain dengan cara paksaan misalnya
dengan ancaman senjata tajam atau bahkan sampai tingkat pembunuhan. Dan
menganiaya orang yaitu tindakan yang dilakukan dengan cara melukai atau membuat
cacat seseorang.
Contoh-contoh dosa besar tersebut apabila diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Dosa besar yang berhubungan
dengan kehidupan masyarakat diantaranya: mencuri, membunuh, menganiaya orang dan merampok.
2.
Dosa yang berhubungan dengan
masalah makanan dan minuman diantaranya yaitu: makan makanan yang haram seperti
makan daging Babi, bangkai, darah, daging hewan yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, jatuh, yang dipukul yang ditanduk dan yang di
terkam binatang buas. Sedangkan dalam hal minuman seperti homr, miras, narkoba,
dan hal-hal lain yang memabukkan.
3.
Dosa besar yang berhubungan
dengan pemuasan nafsu syahwat diantaranya yaitu zina, lesbian, homosek, dan
menuduh zina terhadap orang yang baik
4.
Dosa bersar terhadap sang Kholiq
yaitu diantaranya, Kufur, syirik, musyrik, nifak dan fasik.
5.
Dosa besar yang berhubungan
dengan dirinya sendiri yaitu diantaranya prustasi dan bunuh diri,
6.
Dosa besar yang berhubungan
dengan keluarga yaitu durhaka kepada orang tua.
D. Cara Menghindari Perbuatan
Dosa Besar dan Taubat.
Menghindari perbuatan dosa besar artinya walaupun ada kesempatan untuk
melakukannya tetapi justru kita menyingkir dari perbuatan tersebut. Untuk
menghindarinya perlu mengetahui caranya supaya tidak melakukan dosa besar.
Yaitu dengan cara sebagai berikut:
a)
Selalu mendekatkan diri kepada
Allah SWT (taqarub illallah)
b)
Menyadari dengan sesadar-sadarnya
bahwa apabila melakukan dosa besar akibatnya sangat fatal yang akan menimpa
pada diri sendiri jua
c)
Menyadari apabila berbuat dosa
besar akan membuat gundah gulana, merasa selalu bersalah dan jiwa menjadi
tergoncang.
d)
Disiplin dan khusuk dalam
menjalankan ibadah kepada Allah SWT misalnya menjalankan ibadah shalat,
sebagaimana firman Allah
Yang Artinya: Sesungguhnya shalat itu mencegah diri dari perbuatan keji dan
munkar (Q.S. Al Ankabut (29) : 45).
e)
Meyakini dengan seyakin-yakinnya
bahwa setiap amal baik maupun buruk selalu dicatat oleh malaikat.
Hakikat taubat
adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan perbuatan
tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan
tersebut dimasa yang akan datang.
Kata “taubat”
yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa arab.
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “taubat” mengandung dua pengertian. Pertama,
taubat berarti sadar dan menyasali dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan
berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, kata
taubat berarti kembali kepada agama (jalan) yang benar. “Bertaubat” berarti
menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah).
Dalam bahasa
Arab kata Taubat, menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-Taubatan)
yang artinya kembali. Orang yang kembali disebut Tâib dan yang
kembalinya berulang-ulang dan terus-menerus disebut Tawwâb. Secara
istilah taubat berarti kembali kepada dengan melepaskansegala ikatan
penyimpanganyang pernah dilakukan, kemudian bertekad untuk melaksanakan semua
hak-hak allah swt.
Hakikat taubat
adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan perbuatan
tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan
tersebut dimasa yang akan datang.
Hadist tentang
bertaubat.
Artinya : “Dari
Abi Burdah dari seorang laki-laki dari sebagian sahabat Muhajirin beliau
mengatakan kami telah mendengar Nabi Muhammad bersabda “Wahai ingatlah manusia,
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah dan mohonlah pengampunan kami sekalian
kepada-Nya, maka sesungguhnya kami bertaubat kepada Allah dan kami mohon
pengampunan kepada-Nya pada tiap hari 100 kali atau lebih”.
Firman Allah
SWT
Yang Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At -Tahrim: 8)
Taubat nashuha
ialah kembalinya seorang hamba kepada Allah Ta’ala, tiada sekutu bagi-NYA dari
dosa yang pernah dia lakukan baik karena sengaja atau lupa dengan kembali
secara benar, ikhlas, percaya, dan berhukum dengan ketaatan yang akan
menghantarkan hamba tersebut kepada kedudukan para wali Allah yang bertaqwa
serta menjauhkan antara dia dengan jalan-jalan syaitan.
Di antara hal
yang memperkuat akan wajibnya taubat nashuha untuk dilakukan secara
berkelanjutan dan secepat mungkin adalah bahwa manusia manapun tidak akan
pernah lepas dan tidak akan selamat dari kekurangan, namun setiap makhluk
bertingkat-tingkat dalam kekurangan tersebut sesuai dengan takdirnya
masing-masing, bahkan pada dasarnya mereka pasti memiliki kekurangan. Sehingga
hal tersebut harus ditutupi dengan taubat nashuha. Allah SWT telah menganjurkan
untuk melakukan taubat dan beristighfar, karena hal itu lebih baik daripada
gemar melakukan dosa secara terus-menerus.
Dalam
bertaubat, ada tiga tahapan atau tingkatan., tahap pertama yaitu berpaling dari
dosa karena takut kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan tahapan orang
mukmin biasa. Kedua yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin mendapat balasan
atau pahala dari Allah SWT, Inabat merupakan tahapan para wali dan yang
diridhai Allah SWT. Ketiga yaitu aubat, aubat adalah taubat karena mematuhi
perintah allah SWT, bukan karena menginginkan pahala atau takut kepada Allah
SWT. Aubat merupakan tahapan para nabi dan rasul.
Untuk
benar-benar bertaubat, manusia harus berupaya merenung, bertafakur dan beramal
serta menyadari bahwa menjadi orang yang dicintai allah itu merupakan sesuatu
yang tidak terhingga harga dan nilainya. Hanya allahlah yang tahu kegemilangan
spiritual dan kesempurnaan sang hamba, dan apa yang akan menjadi bentuk
akhirati dari kecintaan-Nya itu. Dan hanya allah yang tahu bagaimana
perlakuan-Nya terhadap orang-orang yang dicintai-Nya ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dosa adalah
perbuatan yang melenggar hukum tuhan atau agama. Dan besar adalah lebih dari
ukuran sedang(tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dsb). Tapi
besar disini bila di hubungkan dengan kata dosa maka berarti; dosa yang
mengenai perkara yang besar (berat). Jadi dosa besar adalah perbuatan yang
melenggar hukum tuhan atau agama yang berkaitan dengan perkara yang
besar(berat).
Hakikat taubat
adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan perbuatan
tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan
tersebut dimasa yang akan datang.
Dalam bahasa
Arab kata Taubat, menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-Taubatan)
yang artinya kembali. Orang yang kembali disebut Tâib dan yang
kembalinya berulang-ulang dan terus-menerus disebut Tawwâb. Secara
istilah taubat berarti kembali kepada dengan melepaskan segala ikatan
penyimpanganyang pernah dilakukan, kemudian bertekad untuk melaksanakan semua
hak-hak allah swt.
Para ulama’
berkata bahwa bertaubat dari segala dosa hukumnya wajib. Jika kemaksiatan itu
dilakukan seorang hamba kerada allah yang tidak ada kaitanyya dengan hak
manusia, maka taubat didalam nya mempunyai tiga syarat: pertama,
meninggalkan kemaksiatan itu. Kedua, menyesali perbuatannya. Ketiga,
bertekad untuk tidak mengulanginya lagi selama lamanya. Jika salah satu dari
ketiga syarat ini tidak terpenuhi maka taubatnya tidak sah.
Jika
kemaksiatan itu berkaitan dengan hak adam (manusia), maka syaratnya ada
empat : yang tiga sama dengan diatas dan ditambah menunaikan hak saudaranya.
Misalnya jika hak itu berupa harta dan sebagainya maka dia harus
mengembalikannya.
B. Saran
Jika kita berbuat dosa dan termasuk dalam golongan 7 dosa
besar sebaiknya kita bertaubat seperti firman Allah SWT : Hai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya
DAFTAR PUSTAKA
https://greatquranhadis.wordpress.com/tujuh-macam-dosa/
http://tujuhdosabesar.blogspot.co.id/