BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem
disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak hidup
(komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen abiotik).
Berbagai jenis makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi satuan-satuan
makhluk hidup dan ekosistem merupakan salah satunya. Dalam kehidupan, setiap organism
selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima
sesuatu dari organism. Jadi, organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan
timbal balik (intraksi) yang disebut ekosistem. Ekosistem diartikan sebagai
hubungn timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dengan lingkungan. Cabang
ilmu biologi yang mempelajari eklogi. Istilah ekologi pertama kali
diperkenalkan oleh E. Haeckel pada tahun 1860 sehingga dia disebut sebagai
bapak ekologi.
Ruang lingkup kajian ekologi yang utama,
yaitu perubahan populasi suatu spesies pada waktu yang berbeda-beda,
perpindahan yang lain, serta factor yang mempengaruhinya dan terjadinya
hubungan timbal balik antar makhuk hidup (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme)
dan lingkungannya (cambell, 2003:388).
Lingkungan
merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Permasalahan lingkungan
selalu muncul karena perkembangan manusia (penduduk) dan pemanfaatan lingkungan
yang kurang bijaksana.
B. Rumusan Masalah
A.
Apa Pengertian Ekosistem ?
B.
Apa saja Komponen Dalam Ekosistem ?
C.
Jelaskan Jenis Ekosistem !
D.
Bagaimana Perubahan Ekosistem Dan Dampaknya ?
E.
Apa Dampak Negatif Perubahan Tata Ruang Terhadap
Ekosistem ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dalam suatu hamparan
atau kawasan, misalnya hutan, kolam, danau dan lain-lain terjadi interaksi
antarkomponen abiotik dan komponen biotik. Tumbuhan memerlukan
komponen-komponen hara dari tanah, air, cahaya untuk tumbuh. Tumbuhan tersebut
kemudian menjadi sumber makanan bagi hewan pemakan tumbuhan atau konsumen,
demikian seterusnya. Peristiwa tersebut merupakan suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
atau dikenal pula sebagai ekosistem. Sistem terdiri atas komponen-komponen yang
bekerja secara teratur sebagai satu kesatuan, sedangkan ekologi adalah ilmu
yang mengkaji hubungan timbal balik antara organisma dengan tempat hidupnya
(habitat).
Ekosistem
diartikan sebagai tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap komponen
lingkungan hidup yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
teratur. Keteraturan tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu yang
bersifat dinamis. Artinya, bisa terjadi perubahan, baik besar maupun kecil,
yang disebabkan oleh faktor alamiah maupun akibat ulah manusia.
B. Komponen
Dalam Ekosistem
Ekosistem dapat
bermacam-macam bentuknya sesuai dengan bentangan atau hamparan tempat ekosistem
berada, seperti ekosistem
hutan, rawa, danau
dan lain- lain. Namun,
jika dilihat dari komponennya terdiri atas komponen fisik (abiotik) dan hayati
(biotik). Komponen abiotik terdiri dari komponen yang bukan makhuk hidup, contohnya tanah, udara, suhu, angin, curah hujan,
dan lain-lain. Semua wujud abiotik tersebut dalam bentuk materi dan
energi dalam ekosistem. Materi dan energi yang terdapat dalam komponen abiotik
mendukung dan mempengaruhi kehidupan komponen biotik di suatu ekosistem.
Komponen biotik suatu
ekosistem, dilihat dari struktur trofiknya, terdiri atas beberapa strata atau
tingkatan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai. Sedangkan dilihat dari
fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen besar yaitu komponen autotrof
dan heterotrof.
•
Produsen adalah organisma yang mampu
membentuk makanannya sendiri dari zat-zat anorganik melalui proses fotosintesa dan klorofil.
Organisma ini disebut autotrof karena
mampu membentuk makanannya sendiri juga menyediakan bagi kebutuhan makhluk
hidup lainnya.
•
Konsumen adalah sekelompok makhluk
hidup yang memakan produsen dan hewan lainnya. Kelompok ini tidak mampu membuat makanannya sendiri
dari bahan anorganik. Karena itu, ia sangat tergantung kepada organisma
produsen. Organisma konsumen disebut heterotrof. Pada konsumen juga
terdapat tingkatan lagi. Hewan yang memakan organisma produsen disebut konsumen
primer. Jenisnya terdiri dari herbivora dan dalam struktur trofik menduduki
tingkat trofik kedua. Konsumen yang memakan
herbivora disebut konsumen sekunder dan terdiri dari hewan-hewan karnivora atau
omnivora. Konsumen sekunder ini berada pada tingkat trofik ketiga.
Hubungan antarkomponen biotik dalam ekosistem biasanya membuat keterkaitan
dalam sistem rantai makanan. Beberapa rantai makanan yang saling berhubungan
membentuk jaring-jaring makanan atau jaring-jaring kehidupan.
•
Pengurai adalah organisma yang menguraikan sisa-sisa makhluk
hidup lainnya yang telah mati menjadi zat-zat anorganik. Zat ini tersimpan
dalam tanah dan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai bahan makanannya. Organisma
pengurai adalah bakteri dan jamur.
Gambar
Jaring-Jaring Makanan yang membentuk suatu ekosistem
C. Jenis Ekosistem
Istilah lain untuk
ekosistem tersebut adalah bioma. Walaupun kelihatannya bioma merupakan bagian
dari ekosistem tetapi bioma dapat pula diartikan sebagai ekosistem. Bioma dapat
diartikan sebagai suatu satuan komunitas pada suatu ekosistem sebagai hasil
interaksi iklim regional dengan biota dan substratnya. Iklim dan subtrat atau
lahan menentukan jenis biota yang hidup di suatu wilayah. Contohnya, vegetasi
padang rumput tumbuh pada wilayah dengan curah hujan terbatas.
Berdasarkan jenisnya
ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem
darat dapat dibedakan menjadi sejumlah bioma, sedangkan ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
1. Ekosistem darat
Ekosistem yang
lingkungan fisiknya berupa daratan disebut ekosistem darat. Dalam ekosistem
darat terdapat sejumlah bioma, yaitu:
a. Bioma gurun
Bioma gurun terdapat di
daerah dengan curah hujan kurang dari 25 cm/tahun. Daerah tersebut terdapat di
sepanjang garis balik utara maupun selatan yang udaranya mengalami subsidensi
atau turun, sehingga terjadi pemampatan udara. Selain itu, bioma gurun juga
dapat ditemukan di daerah dekat arus laut dingin dan daerah bayangan hujan.
Selain ciri hujannya yang rendah, daerah gurun juga memiliki suhu yang tinggi
pada siang hari (bisa mencapai 450 C) dan suhu yang rendah pada
malam hari (bisa mencapai 00 C). Kondisi ini hanya mampu diadaptasi
oleh tumbuhan tertentu saja seperti kaktus. Hewan yang hidup di gurun juga
sangat terbatas seperti ular, kadal, katak, dan kalajengking.
Gambar Bioma gurun
dan sejumlah organisma enguhuninya
b. Bioma padang rumput
Bioma padang rumput
terbentuk di daerah dengan curah hujan yang terbatas (25-30 cm/tahun), sehingga
tidak mampu mendukung terbentuknya hutan. Bioma ini dapat di jumpai di wilayah
tropis maupun sub tropis. Tumbuhan utama adalah terna (herbs) dan rumput,
karena itu di wilayah ini banyak hidup hewan pemakan rumput seperti zebra,
bison, jerapah dan lain-lain. Di samping itu, banyak pula ditemukan hewan
pemangsa seperti singa, anjing liar, srigala, ular dan lain-lain.
Gambar
Bioma Padang Rumput
c. Bioma Hutan Basah
Bioma ini
terbentuk di wilayah dengan curah hujan yang cukup tinggi (200-225 cm/tahun)
dan dapat dijumpai di daerah tropika dan subtropika. Curah hujan yang tinggi
sangat mendukung tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan
dengan keragaman yang tinggi. Ketinggian pohon dapat mencapai 20-40 m dan
berdaun lebat hingga membentuk kanopi. Suhu sepanjang hari sekitar 250 C dengan
variasi yang cukup besar. Tumbuhan khas yang tumbuh di wilayah ini diantaranya anggrek
sebagai epifit dan liana (rotan). Selain tumbuhannya yang beragam jenisnya,
hewan yang hidup di bioma ini juga sangat beragam seperti burung, kera,
harimau, badak, babi hutan, dan
Gambar Bioma hutan basah
d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang atau di daerah
dengan empat musim. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.
Jenis pohon yang dapat dijumpai di bioma ini tidak serapat dan seberagam
seperti di bioma hutan basah. Hewannya dapat dijumpai diantaranya burung
pelatuk, beruang, rubah, bajing, dan rakoon.
Gambar 3.5: Bioma hutan gugur
e. Bioma
taiga
Sebelah selatan dari Tundra adalah suatu formasi hutan yang terutama
terdiri dari anggota-anggota kelompok pohon jarum, sehingga taiga sering
disebut hutan berdaun jarum (konifer). Batas antara kedua wilayah tersebut
sering disebut batas pohon karena merupakan batas antara lingkungan yang masih
memungkinkan tumbuhnya pohon dan yang tidak. Taiga merupakan hutan yang hijau
sepanjang tahun (evergreen), walaupun suhu pada musim dingin dapat mencapat
puluhan derajat di bawah nol. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas
satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Hanya sedikit dijumpai
semak dan tumbuhan basah. Kayu yang dihasilkan dari hutan ini terutama
dimanfaatkan untuk pembuatan kertas, korek api, dan lain-lain. Hewan yang dapat
dijumpai antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur. Taiga tersebar di Semenanjung Skandinavia, Rusia, Siberia,
Alaska dan Kanada.
Gambar
Bioma Taiga
f. Bioma tundra
Tundra berarti daratan tanpa pohon. Wilayah
ini terletak di sekitar kutub utara dengan suhu yang sangat dingin. Tumbuhan
yang mampu hidup di daerah ini hanya terdiri dari tumbuhan gulma terutama
berbagai tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak. Tumbuhan yang dominan adalah
Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput.
Keadaan vegetasi tersebut mirip dengan vegetasi gurun tetapi terdapat di daerah
iklim dingin. Karena itulah, tundra sering disebut gurun dingin (cold desert).
Hewan yang menghuni bioma ini diantaranya muscox, rusa kutub, beruang kutub,
dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. Wilayah persebaran tundra terdapat
di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia, dan Kanada.
Gambar Bioma Tundra
2. Ekosistem Air
Ekosistem air adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal
air sebagai habitat berbagai organism air.ekosistem air dapat dibedakan atas
ekosistem air tawar dan ekosistem laut.
a. Ekosistem Air Tawar
Eksosistem air tawar memiliki ciri umum sebagai berikut.
•
Salinitas (kadar garam ) rendah,lebih rendah dari
salinitas sitoplasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
•
Variasi suhu siang dan malam hari tidak terlalu besar.
•
Penetrasi cahaya matahari terbatas (kurang).
•
Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca,sekalipun pengaruhnya
relatif kecil,jika dibanding dengan ekosistem darat.
b. Ekosistem Laut
Ekosistem
laut merupakan sebagian besar wilayah Indonesia.secara umum ekosistem laut
memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut.
•
Kadar garam relatif tinggi,lebih tinggi dari kadar
garam protoplasma sel organisme yang
hidup di dalamnya.
•
Terdapat kehidupan di semua kedalaman.ekosistem saling
bersambungan dan memungkinkan bercampur karena adanaya sirkulasi air laut.
•
Rantai makanan relatif panjang,sehingga sepanjang
rantai makanan terjadi pemborosan energi
Berdasarkan
intensitas cahaya yang dapat mencapainya,ekosistem laut dibedakan atas
ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.
1) Ekosistem
Laut Dalam
Ekosistem laut dalam merupakan ekosistem laut yang tidak ditembus cahaya
matahari,oleh karenanya tidak terjadi fotosintesis.kadar oksigen dalam airnya
rendah,tidak terdapat organisme produsen autotrof.
2) Ekosistem
Laut Dangkal
Ekosistem laut dangkal merupakan daerah fotik (tertembus cahaya
matahari).pada ekosistem ini terjadi fotosintesis oleh produsen dari jenis
ganggang laut dan fitoplankton.
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem
buatan merupakan ekosistem yang sengaja diadakan dengan tujuan untuk
kesejahteraan pembuatnya.Hal ini banyak terbentuk karena adanya perkembangan
teknologi.Beberapa ekosistem buatan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Ekosistem Danau Buatan (Waduk)
Dengan
kemajuan teknologinya,manusia telah barhasil membangun danau buatan atau waduk
(bendungan).Bandungan dibuat manusia dengan cara membendung aliran
sungai.Bandungan dibangun untuk keperluan irigasi maupun pembangkit listrik.
b. Ekosistem Hutan Tanaman
Ekosistem
hutan tanaman meliputi penanaman pohon budi daya seperti hutan jati dan hutan
pinus.
c. Agroekosistem
Agroekosistem
merupakan ekosistem yang sengaja dibuat dalam rangka keperluan pertanian
tanaman budi daya.Agroekosistem antara lain sawah tadah hujan,sawah irigasi,dan
perkebunan.
1) Sawah
Tadah Hujan
Sawah tada
hujan merupakan alternatif yang potensial untuk pertanian tanaman pangan.
2) Sawah
Irigasi
Sawah
irigasi merupakan sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi.
3)
Perkebunan
Perkebunan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Agung (2007: )
D. Perubahan Ekosistem Dan Dampaknya
Ekosistem tidaklah statis
tetapi bersifat dinamis.
Perubahan ekosistem dapat
terjadi karena faktor
alam, misalnya letusan
gunungapi, gempa dan
lain-lain, Perubahan tersebut
memaksa ekosistem melakukan adaptasi dan membangun kembali keseimbanganya yang
baru. Namun, perubahan lainnya saat ini lebih dominan, yaitu karena ulah
manusia. Perubahan karena faktor manusia semakin kuat dan ekosistem sulit untuk
dipulihkan seperti sediakala.
1. Perubahan
ekosistem daratan dan dampaknya
Ekosistem daratan saat ini telah mengalami perubahan besar-besaran,
terutama oleh manusia. Ekosistem hutan, misalnya telah mengalami perubahan yang
sangat berarti dari tahun ke tahun. Dari tahun 1980 sampai 1995 negara-negara
berkembang telah kehilangan 200 juta hektar hutannya. World Resource Institute
melakukan estimasi bahwa dari tahun 1960 sampai 1990 sebesar 1/5 luas hutan
hujan tropis telah berkurang. Hilangnya habitat hutan diprediksikan memicu 89
persen jenis burung dunia terancam punah, diikuti 83 persen jenis mamalia, dan
91 persen jenis tumbuh-tumbuhan dunia masuk daftar kepunahan berikutnya.
Perubahan ekosistem daratan, baik berupa hutan, padang rumput dan
lain-lain berdampak negatif terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Dampak
tersebut diantaranya adalah:
•
Munculnya ledakan populasi pada spesies tertentu
karena hilang atau punahnya hewan pemangsa. Spesies yang bertambah jumlahnya
dapat mengganggu aktivitas manusia, khususnya aktivitas pertanian. Contoh,
berkurangnya jumlah ular mengakibatkan meledaknya populasi tikus.
•
Munculnya hama dan penyakit karena adanya spesies yang
mengalami ledakan populasi. Besarnya spesies membutuhkan sumber makanan yang
sebagian diperolehnya dari ladang atau kebun petani.
•
Semakin seringnya terjadi bencana alam, baik berupa
banjir, longsor, kekeringan dan lain-lain. Rusaknya ekosistem hutan
mengakibatkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
•
Punahnya sejumlah spesies tertentu karena sumber
makanannya hilang terutama akibat perburuan oleh manusia.
•
Semakin terbatasnya sumber pangan dan obat-obatan
dilihat dari jumlah dan jenisnya.
2. Perubahan
ekosistem perairan dan dampaknya
Sebagaimana ekosistem dataran, ekosistem perairan, baik laut, danau,
sungai, estuari dan lain-lain juga sedang mengalami perubahan. Perubahan
tersebut terjadi karena campur tangan manusia, sehingga mengubah tatanan yang
ada. Akibatnya, terjadi kerusakan yang berdampak pada manusia dan makhluk hidup
lainnya.
a.
Perubahan ekosistem laut
Perubahan ekosistem laut terjadi karena beberapa hal. Pertama,
eksploitasi sumber daya laut, khususnya
ikan secara berlebihan (overfishing). Kemajuan
IPTEK telah memungkinkan
manusia untuk meningkatkan hasil tangkapan secara luar biasa termasuk ikan yang
masih kecil. Kedua, masuknya sumber-sumber bahan pencemar ke laut. Laut
dijadikan tempat pembuangan akhir bagi seluruh sampah atau limbah yang
dihasilkan manusia. Limbah tersebut mengubah komponen fisik air laut
(salinitas, kekeruhan, suhu) dan akhirnya mengganggu keseimbangan ekosistem
laut dan mematikan sejumlah spesiesnya. Ketiga, teknologi penangkapan ikan yang
cendrung merusak masih diterapkan di sejumlah wilayah misalnya penggunaan bahan
peledak.
Dampak yang ditimbulkan akibat perubahan tersebut, diantaranya adalah:
1)
Berkurangnya populasi sejumlah spesies tertentu akibat
eksploitasi berlebihan, maupun akibat pencemaran, sehingga semakin lama hasil
tangkapan nelayan juga berkurang.
2)
Berubahnya komponen fisik air laut seperti salinitas,
kekeruhan, transparansi, suhu air laut berdampaknya pada hilangnya sejumlah
spesies, perubahan pola perilaku sejumlah spesies, baik dalam bermigrasi,
berkembangbiak, mencari makanan dan lain-lain.
3)
Hancurnya habitat akibat cara eksploitasi sumber daya
laut yang cenderung merusak.
b. Perubahan
ekosistem pantai
Pantai memiliki daya tarik tertentu bagi manusia. Morfologinya yang
datar dan akses yang luas ke dunia luar menjadi daya tarik bagi manusia untuk
dijadikan sebagai pusat-pusat permukiman. Karena itulah, sebagian besar kota di
dunia terletak di daerah pantai dan pesisir. Kondisi tersebut mengakibatkan rusaknya
ekosistem pantai.Pembangunan permukiman atau kota, secara langsung telah
mengubah ekosistem pantai. Limbah buangan dari aktivitas perkotaan juga telah
mencemari pantai. Hilangnya tumbuhan pantai seperti mangrove, berkibat pada
tingginya laju abrasi, sehingga banyak pantai yang telah bergeser ke arah
daratan. Sedimentasi juga terjadi di pantai yang mengakibatkan terjadinya
akresi.
Dampak dari perubahan ekosistem pantai diantaranya adalah:
1)
Pencemaran di pantai oleh sedimentasi maupun limbah
dapat mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis pada fitoplankton,
sehingga berdampak negatif bagi perikanan.
2)
Abrasi di pantai mengakibatkan bergesernya pantai ke
arah daratan dan mengancam keberadaan sarana dan prasarana permukiman dan
perkotaan.
3)
Rusaknya ekosistem pantai juga mengurangi estetika,
sehinga merugikan sektor pariwisata.
4)
Akresi mengakibatkan terjadinya pelumpuran, sehingga
mengurangi keindahan pantai dan menghambat fotosintesis.
c. Estuaria
Ekosistem merupakan salah satu ekosistem yang juga rentan terhadap
perubahan. Lokasinya yang berada pada pertemuan antara sungai dan lautan
menjadi tempat yang dilalui oleh berbagai jenis kapal yang dapat mengganggu
kehidupan organisma. Ekosistem estuaria juga mendapat pengaruh dari lingkungan
yang ada di daratan. Tingginya erosi dan besarnya pencemaran limbah industri
sangat mempengaruhi ekosistem estuaria.
Dampak dari perubahan tersebut, diantaranya adalah:
1)
Berkurangnya
jumlah dan jenis
spesies yang hidup
di estuaria karena
perubahan komponen-komponen fisik yang mendukungnya.
2)
Berkurangnya
hasil tangkapan ikan
oleh nelayan karena
sebagian ikan tidak
bisa berkembangbiak di estuaria.
d. Perubahan
ekosistem terumbu karang
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang sangat rawan dari
kerusakan. Hal tersebut bisa dipahami mengingat nilai ekonominya yang sangat
besar, baik dari terumbu karangnya, ikan maupun biota lainnya. Ikan hias banyak
hidup di terumbu karang, sehingga terjadi penangkapan yang berlebihan
(overfishing). Berbagai jenis Gastropoda dan Bivalvia (anggota kelompok
moluska) memiliki warna cangkang yang indah-indah, sehingga banyak diminati dan
dikoleksi. Terumbu karangnya bsendiri banyak dipakai sebagai bahan bangunan
untuk pengganti batu kali. Untuk mendapatkannya, seringkali terumbu karang diledakkan,
sehingga ekosistemnya hancur.
Dampak dari perubahan ekosistem
terumbu karang diantaranya adalah:
1)
Semakin
terbatasnya jenis dan
jumlah ikan yang
berdampak pada berkurangnya hasil tangkapan dan pendapatan
nelayan.
2)
Fungsi terumbu karang
sebagai pelindung pantai
menjadi hilang, sehingga
terjadi abrasi.
3)
Terumbu
karang sebagai salah
satu obyek wisata
bahari menjadi hilang
dan akibatnya mengurangi devisa dari sektor pariwisata.
E. Dampak Negatif
Perubahan Tata Ruang Terhadap Ekosistem
Kebutuhan akan ruang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk. Kebutuhan yang meningkat tersebut menuntut perubahan fungsi lahan.
Sebagian lahan yang seharusnya tetap sebagai hutan, kemudian diubah menjadi
lahan pertanian dan permukiman. Wilayah yang seharusnya dijadikan sebagai
wilayah konservasi kemudian diubah menjadi lahan budidaya.
Perubahan tata ruang
tersebut berdampak pada
ekosistem. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat perubahan tata
ruang tersebut adalah:
1)
Hilangnya sejumlah spesies karena tidak adanya tempat
hidup atau habitathya telah berubah.
2)
Spesies pemangsa tidak mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan tata ruang yang ada atau sengaja dibunuh manusia karena berbahaya.
Akibatnya, mereka berkurang jumlahnya, bermigrasi ke tempat lain dan bahkan
mengalami kepunahan.
3)
Hilangnya spesies pemangsa berdampak pada meningkatnya
populasi spesies yang dimangsa. Sebagian diantaranya sangat berpengaruh buruk
terhadap kesehatan manusia
4)
Perubahan tata ruang juga mempengaruhi komponen fisik
lainnya seperti perubahan tata air, udara, dan tanah, sehingga mempengaruhi
kehidupan berbagai organisma.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ekosistem adalah tatanan atau kesatuan ruang yang di dalamnya
terjadi interaksi antara makhluk dengan makhluk serta makhluk dengan komponen
biogeofisikimia, sehingga membentuk keseimbangan antara input dan out-put.
Dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem itu terdiri
atas dua komponen besar yaitu komponen autotrofik dan heterotrofik. Sementara
itu, dilihat dari struktur trofiknya (yaitu suatu komunitas yang menggambarkan
kedudukan organisma-organisma dalam memperoleh makanan), komponen biotik suatu
ekosistem terdiri atas beberapa strata atau tingkatan, yaitu produsen,
konsumen, dan pengurai.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi
ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat ialah ekosistem yang
lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis
lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma yaitu bioma bioma
gurun, bioma padang rumput, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bioma tundra
B. Saran
Hendaknya kita sebagai manusia menjaga ekosistem
karena dalam ekosistem terdapat komponen abiotik seperti tanah, air, udara,
cahaya, suhu, angin, iklim, arus air dan ombak. Dan terdiri dari komponen
biotic seperti tumbuhan, hewan dan sebagainya yang sangat berguna bagi
kelangsungan hidup kita.
DAFTAR PUSTAKA
Purwoko, Agung. et al. 2007. Biologi SMA X. Semarang:
CV Mitra Media Pustaka.
Susilowarno, Gunawan. et al. 2007.
Biologi SMA X. Jakarta: Grasindo.
Winatasasmita, Djambur dan Sukarno.
2000. Biologi 1. Jakarta: PT Garuda Maju Cipta.
www.brainneiyudi.blogspot.com