Thursday, 5 November 2015

KARYA.COM BIRAYANG : MAKALAH EKOSISTEM

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen abiotik). Berbagai jenis makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi satuan-satuan makhluk hidup dan ekosistem merupakan salah satunya. Dalam kehidupan, setiap organism selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan lingkungan akan menerima sesuatu dari organism. Jadi, organisme dan lingkungan saling mengadakan hubungan timbal balik (intraksi) yang disebut ekosistem. Ekosistem diartikan sebagai hubungn timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dengan lingkungan. Cabang ilmu biologi yang mempelajari eklogi. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh E. Haeckel pada tahun 1860 sehingga dia disebut sebagai bapak ekologi.

Ruang lingkup kajian ekologi yang utama, yaitu perubahan populasi suatu spesies pada waktu yang berbeda-beda, perpindahan yang lain, serta factor yang mempengaruhinya dan terjadinya hubungan timbal balik antar makhuk hidup (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan lingkungannya (cambell, 2003:388).

Lingkungan merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, serta perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Permasalahan lingkungan selalu muncul karena perkembangan manusia (penduduk) dan pemanfaatan lingkungan yang kurang bijaksana.

 

B.  Rumusan Masalah

A.    Apa Pengertian Ekosistem ?

B.    Apa saja Komponen Dalam Ekosistem ?

C.    Jelaskan Jenis Ekosistem !

D.    Bagaimana Perubahan Ekosistem Dan Dampaknya ?

E.     Apa Dampak Negatif Perubahan Tata Ruang Terhadap Ekosistem ?

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian

Dalam suatu hamparan atau kawasan, misalnya hutan, kolam, danau dan lain-lain terjadi interaksi antarkomponen abiotik dan komponen biotik. Tumbuhan memerlukan komponen-komponen hara dari tanah, air, cahaya untuk tumbuh. Tumbuhan tersebut kemudian menjadi sumber makanan bagi hewan pemakan tumbuhan atau konsumen, demikian seterusnya. Peristiwa tersebut merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya atau dikenal pula sebagai ekosistem. Sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai satu kesatuan, sedangkan ekologi adalah ilmu yang mengkaji hubungan timbal balik antara organisma dengan tempat hidupnya (habitat).

Ekosistem diartikan sebagai tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap komponen lingkungan hidup yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu yang bersifat dinamis. Artinya, bisa terjadi perubahan, baik besar maupun kecil, yang disebabkan oleh faktor alamiah maupun akibat ulah manusia.

 

B.  Komponen Dalam Ekosistem

Ekosistem dapat bermacam-macam bentuknya sesuai dengan bentangan atau hamparan   tempat   ekosistem   berada,   seperti   ekosistem   hutan,   rawa,   danau   dan   lain- lain. Namun, jika dilihat dari komponennya terdiri atas komponen fisik (abiotik) dan hayati (biotik). Komponen abiotik terdiri dari komponen yang bukan makhuk hidup, contohnya tanah, udara, suhu, angin, curah hujan, dan lain-lain. Semua wujud abiotik tersebut dalam bentuk materi dan energi dalam ekosistem. Materi dan energi yang terdapat dalam komponen abiotik mendukung dan mempengaruhi kehidupan komponen biotik di suatu ekosistem.

Komponen biotik suatu ekosistem, dilihat dari struktur trofiknya, terdiri atas beberapa strata atau tingkatan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai. Sedangkan dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen besar yaitu komponen autotrof dan heterotrof.

      Produsen adalah organisma yang mampu membentuk makanannya sendiri dari zat-zat anorganik melalui proses fotosintesa dan klorofil. Organisma ini disebut autotrof karena mampu membentuk makanannya sendiri juga menyediakan bagi kebutuhan makhluk hidup lainnya.

      Konsumen adalah sekelompok makhluk hidup yang memakan produsen dan hewan lainnya. Kelompok ini tidak mampu membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik. Karena itu, ia sangat tergantung kepada organisma produsen. Organisma konsumen disebut heterotrof. Pada konsumen juga terdapat tingkatan lagi. Hewan yang memakan organisma produsen disebut konsumen primer. Jenisnya terdiri dari herbivora dan dalam struktur trofik menduduki tingkat trofik kedua. Konsumen yang memakan herbivora disebut konsumen sekunder dan terdiri dari hewan-hewan karnivora atau omnivora. Konsumen sekunder ini berada pada tingkat trofik ketiga. Hubungan antarkomponen biotik dalam ekosistem biasanya membuat keterkaitan dalam sistem rantai makanan. Beberapa rantai makanan yang saling berhubungan membentuk jaring-jaring makanan atau jaring-jaring kehidupan.

      Pengurai adalah organisma yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya yang telah mati menjadi zat-zat anorganik. Zat ini tersimpan dalam tanah dan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai bahan makanannya. Organisma pengurai adalah bakteri dan jamur.

Gambar Jaring-Jaring Makanan yang membentuk suatu ekosistem

 

C.  Jenis Ekosistem

Istilah lain untuk ekosistem tersebut adalah bioma. Walaupun kelihatannya bioma merupakan bagian dari ekosistem tetapi bioma dapat pula diartikan sebagai ekosistem. Bioma dapat diartikan sebagai suatu satuan komunitas pada suatu ekosistem sebagai hasil interaksi iklim regional dengan biota dan substratnya. Iklim dan subtrat atau lahan menentukan jenis biota yang hidup di suatu wilayah. Contohnya, vegetasi padang rumput tumbuh pada wilayah dengan curah hujan terbatas.

Berdasarkan jenisnya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi sejumlah bioma, sedangkan ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

1.  Ekosistem darat

     Ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan disebut ekosistem darat. Dalam ekosistem darat terdapat sejumlah bioma, yaitu:

a.  Bioma gurun

Bioma gurun terdapat di daerah dengan curah hujan kurang dari 25 cm/tahun. Daerah tersebut terdapat di sepanjang garis balik utara maupun selatan yang udaranya mengalami subsidensi atau turun, sehingga terjadi pemampatan udara. Selain itu, bioma gurun juga dapat ditemukan di daerah dekat arus laut dingin dan daerah bayangan hujan. Selain ciri hujannya yang rendah, daerah gurun juga memiliki suhu yang tinggi pada siang hari (bisa mencapai 450 C) dan suhu yang rendah pada malam hari (bisa mencapai 00 C). Kondisi ini hanya mampu diadaptasi oleh tumbuhan tertentu saja seperti kaktus. Hewan yang hidup di gurun juga sangat terbatas seperti ular, kadal, katak, dan kalajengking.

Gambar Bioma gurun dan sejumlah organisma  enguhuninya

b. Bioma padang rumput

Bioma padang rumput terbentuk di daerah dengan curah hujan yang terbatas (25-30 cm/tahun), sehingga tidak mampu mendukung terbentuknya hutan. Bioma ini dapat di jumpai di wilayah tropis maupun sub tropis. Tumbuhan utama adalah terna (herbs) dan rumput, karena itu di wilayah ini banyak hidup hewan pemakan rumput seperti zebra, bison, jerapah dan lain-lain. Di samping itu, banyak pula ditemukan hewan pemangsa seperti singa, anjing liar, srigala, ular dan lain-lain.

Gambar Bioma Padang Rumput

c. Bioma Hutan Basah

Bioma ini terbentuk di wilayah dengan curah hujan yang cukup tinggi (200-225 cm/tahun) dan dapat dijumpai di daerah tropika dan subtropika. Curah hujan yang tinggi sangat mendukung tumbuhnya berbagai jenis     tumbuhan dengan keragaman yang tinggi. Ketinggian pohon dapat mencapai 20-40 m dan berdaun lebat hingga membentuk kanopi. Suhu sepanjang hari sekitar 250 C dengan variasi yang cukup besar. Tumbuhan khas yang tumbuh di wilayah ini diantaranya anggrek sebagai epifit dan liana (rotan). Selain tumbuhannya yang beragam jenisnya, hewan yang hidup di bioma ini juga sangat beragam seperti burung, kera, harimau, badak, babi hutan, dan

Gambar Bioma hutan basah

 

d.      Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang atau di daerah dengan empat musim. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon yang dapat dijumpai di bioma ini tidak serapat dan seberagam seperti di bioma hutan basah. Hewannya dapat dijumpai diantaranya burung pelatuk, beruang, rubah, bajing, dan rakoon.

 

Gambar 3.5: Bioma hutan gugur

e. Bioma taiga

Sebelah selatan dari Tundra adalah suatu formasi hutan yang terutama terdiri dari anggota-anggota kelompok pohon jarum, sehingga taiga sering disebut hutan berdaun jarum (konifer). Batas antara kedua wilayah tersebut sering disebut batas pohon karena merupakan batas antara lingkungan yang masih memungkinkan tumbuhnya pohon dan yang tidak. Taiga merupakan hutan yang hijau sepanjang tahun (evergreen), walaupun suhu pada musim dingin dapat mencapat puluhan derajat di bawah nol. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Hanya sedikit dijumpai semak dan tumbuhan basah. Kayu yang dihasilkan dari hutan ini terutama dimanfaatkan untuk pembuatan kertas, korek api, dan lain-lain. Hewan yang dapat dijumpai antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur. Taiga tersebar di    Semenanjung Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska dan Kanada.

Gambar Bioma Taiga

f.  Bioma tundra

 Tundra berarti daratan tanpa pohon. Wilayah ini terletak di sekitar kutub utara dengan suhu yang sangat dingin. Tumbuhan yang mampu hidup di daerah ini hanya terdiri dari tumbuhan gulma terutama berbagai tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak. Tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Keadaan vegetasi tersebut mirip dengan vegetasi gurun tetapi terdapat di daerah iklim dingin. Karena itulah, tundra sering disebut gurun dingin (cold desert). Hewan yang menghuni bioma ini diantaranya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. Wilayah persebaran tundra terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia, dan Kanada.

Gambar Bioma Tundra

 

2. Ekosistem Air

Ekosistem air adalah ekosistem yang didominasi oleh lingkungan eksternal air sebagai habitat berbagai organism air.ekosistem air dapat dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut.

a. Ekosistem Air Tawar

Eksosistem air tawar memiliki ciri umum sebagai berikut.

      Salinitas (kadar garam ) rendah,lebih rendah dari salinitas sitoplasma sel organisme yang hidup di dalamnya.

      Variasi suhu siang dan malam hari tidak terlalu besar.

      Penetrasi cahaya matahari terbatas (kurang).

      Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca,sekalipun pengaruhnya relatif kecil,jika dibanding dengan ekosistem darat.

b. Ekosistem Laut

Ekosistem laut merupakan sebagian besar wilayah Indonesia.secara umum ekosistem laut memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut.

      Kadar garam relatif tinggi,lebih tinggi dari kadar garam protoplasma sel  organisme yang hidup di dalamnya.

      Terdapat kehidupan di semua kedalaman.ekosistem saling bersambungan dan memungkinkan bercampur karena adanaya sirkulasi air laut.

      Rantai makanan relatif panjang,sehingga sepanjang rantai makanan terjadi pemborosan energi

Berdasarkan intensitas cahaya yang dapat mencapainya,ekosistem laut dibedakan atas ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.

1) Ekosistem Laut Dalam

Ekosistem laut dalam merupakan ekosistem laut yang tidak ditembus cahaya matahari,oleh karenanya tidak terjadi fotosintesis.kadar oksigen dalam airnya rendah,tidak terdapat organisme produsen autotrof.

2) Ekosistem Laut Dangkal

Ekosistem laut dangkal merupakan daerah fotik (tertembus cahaya matahari).pada ekosistem ini terjadi fotosintesis oleh produsen dari jenis ganggang laut dan fitoplankton.

 

3. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja diadakan dengan tujuan untuk kesejahteraan pembuatnya.Hal ini banyak terbentuk karena adanya perkembangan teknologi.Beberapa ekosistem buatan dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Ekosistem Danau Buatan (Waduk)

Dengan kemajuan teknologinya,manusia telah barhasil membangun danau buatan atau waduk (bendungan).Bandungan dibuat manusia dengan cara membendung aliran sungai.Bandungan dibangun untuk keperluan irigasi maupun pembangkit listrik.

b. Ekosistem Hutan Tanaman

Ekosistem hutan tanaman meliputi penanaman pohon budi daya seperti hutan jati dan hutan pinus.

c. Agroekosistem

Agroekosistem merupakan ekosistem yang sengaja dibuat dalam rangka keperluan pertanian tanaman budi daya.Agroekosistem antara lain sawah tadah hujan,sawah irigasi,dan perkebunan.

1) Sawah Tadah Hujan

Sawah tada hujan merupakan alternatif yang potensial untuk pertanian tanaman pangan.

2) Sawah Irigasi

Sawah irigasi merupakan sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi.

3) Perkebunan

Perkebunan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Agung (2007: )

 

D.  Perubahan Ekosistem Dan Dampaknya

Ekosistem tidaklah   statis tetapi   bersifat   dinamis.   Perubahan   ekosistem   dapat   terjadi karena faktor    alam,    misalnya    letusan    gunungapi,    gempa    dan    lain-lain,  Perubahan tersebut memaksa ekosistem melakukan adaptasi dan membangun kembali keseimbanganya yang baru. Namun, perubahan lainnya saat ini lebih dominan, yaitu karena ulah manusia. Perubahan karena faktor manusia semakin kuat dan ekosistem sulit untuk dipulihkan seperti sediakala.

1.  Perubahan ekosistem daratan dan dampaknya

Ekosistem daratan saat ini telah mengalami perubahan besar-besaran, terutama oleh manusia. Ekosistem hutan, misalnya telah mengalami perubahan yang sangat berarti dari tahun ke tahun. Dari tahun 1980 sampai 1995 negara-negara berkembang telah kehilangan 200 juta hektar hutannya. World Resource Institute melakukan estimasi bahwa dari tahun 1960 sampai 1990 sebesar 1/5 luas hutan hujan tropis telah berkurang. Hilangnya habitat hutan diprediksikan memicu 89 persen jenis burung dunia terancam punah, diikuti 83 persen jenis mamalia, dan 91 persen jenis tumbuh-tumbuhan dunia masuk daftar kepunahan berikutnya.

Perubahan ekosistem daratan, baik berupa hutan, padang rumput dan lain-lain berdampak negatif terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Dampak tersebut diantaranya adalah:

      Munculnya ledakan populasi pada spesies tertentu karena hilang atau punahnya hewan pemangsa. Spesies yang bertambah jumlahnya dapat mengganggu aktivitas manusia, khususnya aktivitas pertanian. Contoh, berkurangnya jumlah ular mengakibatkan meledaknya populasi tikus.

      Munculnya hama dan penyakit karena adanya spesies yang mengalami ledakan populasi. Besarnya spesies membutuhkan sumber makanan yang sebagian diperolehnya dari ladang atau kebun petani.

      Semakin seringnya terjadi bencana alam, baik berupa banjir, longsor, kekeringan dan lain-lain. Rusaknya ekosistem hutan mengakibatkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.

      Punahnya sejumlah spesies tertentu karena sumber makanannya hilang terutama akibat perburuan oleh manusia.

      Semakin terbatasnya sumber pangan dan obat-obatan dilihat dari jumlah dan jenisnya.

2.  Perubahan ekosistem perairan dan dampaknya

Sebagaimana ekosistem dataran, ekosistem perairan, baik laut, danau, sungai, estuari dan lain-lain juga sedang mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi karena campur tangan manusia, sehingga mengubah tatanan yang ada. Akibatnya, terjadi kerusakan yang berdampak pada manusia dan makhluk hidup lainnya.

a.      Perubahan ekosistem laut

Perubahan ekosistem laut terjadi karena beberapa hal. Pertama, eksploitasi sumber daya    laut,    khususnya    ikan    secara    berlebihan    (overfishing).    Kemajuan    IPTEK    telah memungkinkan manusia untuk meningkatkan hasil tangkapan secara luar biasa termasuk ikan yang masih kecil. Kedua, masuknya sumber-sumber bahan pencemar ke laut. Laut dijadikan tempat pembuangan akhir bagi seluruh sampah atau limbah yang dihasilkan manusia. Limbah tersebut mengubah komponen fisik air laut (salinitas, kekeruhan, suhu) dan akhirnya mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan mematikan sejumlah spesiesnya. Ketiga, teknologi penangkapan ikan yang cendrung merusak masih diterapkan di sejumlah wilayah misalnya penggunaan bahan peledak.

Dampak yang ditimbulkan akibat perubahan tersebut, diantaranya adalah:

1)        Berkurangnya populasi sejumlah spesies tertentu akibat eksploitasi berlebihan, maupun akibat pencemaran, sehingga semakin lama hasil tangkapan nelayan juga berkurang.

2)        Berubahnya komponen fisik air laut seperti salinitas, kekeruhan, transparansi, suhu air laut berdampaknya pada hilangnya sejumlah spesies, perubahan pola perilaku sejumlah spesies, baik dalam bermigrasi, berkembangbiak, mencari makanan dan lain-lain.

3)        Hancurnya habitat akibat cara eksploitasi sumber daya laut yang cenderung merusak.

b.  Perubahan ekosistem pantai

Pantai memiliki daya tarik tertentu bagi manusia. Morfologinya yang datar dan akses yang luas ke dunia luar menjadi daya tarik bagi manusia untuk dijadikan sebagai pusat-pusat permukiman. Karena itulah, sebagian besar kota di dunia terletak di daerah pantai dan pesisir. Kondisi tersebut mengakibatkan rusaknya ekosistem pantai.Pembangunan permukiman atau kota, secara langsung telah mengubah ekosistem pantai. Limbah buangan dari aktivitas perkotaan juga telah mencemari pantai. Hilangnya tumbuhan pantai seperti mangrove, berkibat pada tingginya laju abrasi, sehingga banyak pantai yang telah bergeser ke arah daratan. Sedimentasi juga terjadi di pantai yang mengakibatkan terjadinya akresi.

Dampak dari perubahan ekosistem pantai diantaranya adalah:

1)        Pencemaran di pantai oleh sedimentasi maupun limbah dapat mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis pada fitoplankton, sehingga berdampak negatif bagi perikanan.

2)        Abrasi di pantai mengakibatkan bergesernya pantai ke arah daratan dan mengancam keberadaan sarana dan prasarana permukiman dan perkotaan.

3)        Rusaknya ekosistem pantai juga mengurangi estetika, sehinga merugikan sektor pariwisata.

4)        Akresi mengakibatkan terjadinya pelumpuran, sehingga mengurangi keindahan pantai dan menghambat fotosintesis.

c.  Estuaria

Ekosistem merupakan salah satu ekosistem yang juga rentan terhadap perubahan. Lokasinya yang berada pada pertemuan antara sungai dan lautan menjadi tempat yang dilalui oleh berbagai jenis kapal yang dapat mengganggu kehidupan organisma. Ekosistem estuaria juga mendapat pengaruh dari lingkungan yang ada di daratan. Tingginya erosi dan besarnya pencemaran limbah industri sangat mempengaruhi ekosistem estuaria.

Dampak dari perubahan tersebut, diantaranya adalah:

1)        Berkurangnya   jumlah   dan  jenis   spesies   yang   hidup   di   estuaria   karena   perubahan komponen-komponen fisik yang mendukungnya.

2)        Berkurangnya   hasil   tangkapan   ikan   oleh   nelayan   karena   sebagian   ikan   tidak   bisa berkembangbiak di estuaria.

d.  Perubahan ekosistem terumbu karang

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang sangat rawan dari kerusakan. Hal tersebut bisa dipahami mengingat nilai ekonominya yang sangat besar, baik dari terumbu karangnya, ikan maupun biota lainnya. Ikan hias banyak hidup di terumbu karang, sehingga terjadi penangkapan yang berlebihan (overfishing). Berbagai jenis Gastropoda dan Bivalvia (anggota kelompok moluska) memiliki warna cangkang yang indah-indah, sehingga banyak diminati dan dikoleksi. Terumbu karangnya bsendiri banyak dipakai sebagai bahan bangunan untuk pengganti batu kali. Untuk mendapatkannya, seringkali terumbu karang diledakkan, sehingga ekosistemnya hancur.

Dampak dari perubahan    ekosistem terumbu karang diantaranya adalah:

1)        Semakin   terbatasnya   jenis   dan   jumlah   ikan   yang   berdampak   pada   berkurangnya hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.

2)        Fungsi   terumbu  karang  sebagai   pelindung   pantai   menjadi   hilang,   sehingga   terjadi abrasi.

3)        Terumbu    karang    sebagai    salah    satu    obyek    wisata    bahari    menjadi    hilang    dan akibatnya mengurangi devisa dari sektor pariwisata.

 

E. Dampak Negatif Perubahan Tata Ruang Terhadap Ekosistem

Kebutuhan akan ruang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan yang meningkat tersebut menuntut perubahan fungsi lahan. Sebagian lahan yang seharusnya tetap sebagai hutan, kemudian diubah menjadi lahan pertanian dan permukiman. Wilayah yang seharusnya dijadikan sebagai wilayah konservasi kemudian diubah menjadi lahan budidaya.

Perubahan tata ruang    tersebut    berdampak    pada    ekosistem. Dampak    negatif    yang ditimbulkan akibat perubahan tata ruang tersebut adalah:

1)        Hilangnya sejumlah spesies karena tidak adanya tempat hidup atau habitathya telah berubah.

2)        Spesies pemangsa tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tata ruang yang ada atau sengaja dibunuh manusia karena berbahaya. Akibatnya, mereka berkurang jumlahnya, bermigrasi ke tempat lain dan bahkan mengalami kepunahan.

3)        Hilangnya spesies pemangsa berdampak pada meningkatnya populasi spesies yang dimangsa. Sebagian diantaranya sangat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia

4)        Perubahan tata ruang juga mempengaruhi komponen fisik lainnya seperti perubahan tata air, udara, dan tanah, sehingga mempengaruhi kehidupan berbagai organisma.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekosistem adalah tatanan atau kesatuan ruang yang di dalamnya terjadi interaksi antara makhluk dengan makhluk serta makhluk dengan komponen biogeofisikimia, sehingga membentuk keseimbangan antara input dan out-put.

Dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem itu terdiri atas dua komponen besar yaitu komponen autotrofik dan heterotrofik. Sementara itu, dilihat dari struktur trofiknya (yaitu suatu komunitas yang menggambarkan kedudukan organisma-organisma dalam memperoleh makanan), komponen biotik suatu ekosistem terdiri atas beberapa strata atau tingkatan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma yaitu bioma bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bioma tundra

 

B. Saran

Hendaknya kita sebagai manusia menjaga ekosistem karena dalam ekosistem terdapat komponen abiotik seperti tanah, air, udara, cahaya, suhu, angin, iklim, arus air dan ombak. Dan terdiri dari komponen biotic seperti tumbuhan, hewan dan sebagainya yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup kita.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Purwoko, Agung. et al. 2007. Biologi SMA X. Semarang: CV Mitra Media Pustaka.

Susilowarno, Gunawan. et al. 2007. Biologi SMA X. Jakarta: Grasindo.

Winatasasmita, Djambur dan Sukarno. 2000. Biologi 1. Jakarta: PT Garuda Maju Cipta.

www.brainneiyudi.blogspot.com