Wednesday, 15 November 2017

PENGERTIAN, LINGKUP DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR ILMU SEJARAH (KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL)


PENGERTIAN, LINGKUP DAN PRINSIP-PRINSIP

DASAR ILMU SEJARAH

(KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL)

 

A.    Pengertian Sejarah

  • Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau; masa lampau umat Manusia. 
  • Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga raja di masa lampau. 
  • Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar. Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia. 
  • Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat Manusia. 

Pengertian Sejarah Menurut Bahasa

Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian sejarah dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian sejarah adalah kejadian atau peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia yang memiliki akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dalam bahasa Indonesia, sejarah memiliki 3 arti yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul, sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan sejarah adalah ilmu pengetahuan dan cerita. 

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli 

  • R.Mohammad Ali: Pengertian sejarah menurut R.Mohammad Ali adalah keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadia atau ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau. 
  • Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun yang mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu. 
  • Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan
  • Roeslan Abdulgani: Pengertian sejarah menurut Roeslan Abdulgani adalah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres di masa depan. 
  • W.H.Walsh: Pengertian sejarah menurut W.H.Walsh adalah pencatatan yang berarti dan penting bagi manusia. Catatan tersebut meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti. 
  • Patrick Gardiner: Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. 
  • J.V.Bryce: Menurut J.V. Bryce bahwa pengertian sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia. 
  • Thomas Carlyle: Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle adalah peristia masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang yang dikenal. Mereka, adalah penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-rang besar yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.  

Aspek-Aspek Sejarah

Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang antara lain sebagai berikut...

  • Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral. 
  • Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi penurus dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
  • Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian tercatat dalam sejarah.  

Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut...

1.    Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para pelaku sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan penelitisan sejarah.

2.    Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen, tambo (catatan tahunan dari cina), babad, dan rekaman

3.     Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi, gerabah, manik-manik dan patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian, pengkajian, analisis, da penafsiran yang cermat oleh para ahli.  

Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut... 

  • Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik, yang berasal di zamannya. 
  • Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil para para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
  • Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian ahli tanpa dengan melakukan penelitian langsung

B.   Ruang Lingkup Sejarah 

Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah...

a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.

  • Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang telah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau berlangsung di masa lalu. 
  • Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan. 
  • Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat beberapa syarat ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum (menggeneralisasikan). 
  • Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah. 

b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.

  • Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah menjadi real. 
  • Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi. 
  • Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan yang ada.

 

C.     Berpikir Sejarah Secara Diakronis

Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.

Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.

Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita. Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.

a)      Contoh berpikir sejarah secara diakronis

Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasdengklok, penyususnan teks proklamasi, dan lain sebagainya.

b)      Ciri-ciri berpikir sejarah secara diakronis

1.      Mengkaji dengan berlalunya masa

2.      Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya

3.      Bersifat historis atau komparatif

4.      Bersifat vertikal

5.      Terdapat konsep perbandingan

6.      Cakupan kajian lebih luas

D.    Berpikir Sejarah Secara Sinkronik

Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang berarti waktu, masa. Sinkronis artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa / ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu yang mengandung kesistematisan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Menurut Galtung, pengertian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Atau meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas

Berpikir sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat horisontal, artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah  mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.

a)            Contoh berpikir sejarah secara sinkronis

Menggambarkan keadaan ekonomi  di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti: Keadaan ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950

 

b)            Ciri-ciri berpikir sejarah secara sinkronis

1.      Mengkaji  pada masa tertentu

2.      Menitik beratkan pengkajian  pada strukturnya(karakternya)

3.      Bersifat horizontal

4.      Tidak ada konsep perbandingan

5.      Cakupan kajian lebih sempit

6.      Memiliki sistematis yang tinggi

7.      Bersifat lebih serius dan sulit

 

E.    Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan Sinkronik

Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas. Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau berkelanjutan. Sehingga sejarah itu sendiri merupakan suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu yang bersifat kronologis. Sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur) artinya  ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.

Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis.

Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak lepas dari cara berfikir diakronis dan berfikir sinkronis, karena keduanya saling melengkapi.

Contoh: Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun tapi juga bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan  budaya (Aspek Sinkronis) pada masa pembangunan Candi tersebut. Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760 sampai 830 M dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat yang kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan toleransi (Aspek sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik) dan religius (aspek Agama).

 

F.     Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah

a)      Konsep Ruang

1.      Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu

2.      Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu

3.      Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut

4.      Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

b)      Konsep Waktu

1.      Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup

2.      Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang

3.      Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan dating.

 

G.     Strategi Pengembangan Berpikir Sejarah Kepada Siswa

Strategi dalam mengembangkan berfikiris sejarah secara diakronis dan sinkronis kepada siswa yaitu melalui kemahiran pemikiran sejarah. Pemikiran Sejarah merupakan salah satu kemahiran yang penting dalam pendidikan Sejarah. Melalui kemahiran pemikiran Sejarah, pelajar-pelajar dirangsang untuk lebih berfikir secara diakronis dan sinkronis. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian intelek para pelajar dan menjadikan Sejarah sebagai satu mata pelajaran yang hidup dan tidak lagi membosankan.

Pendidikan Sejarah adalah satu mata pelajaran yang dapat merangsang pemikiran dan proses pemikiran secara diakronis dan sinkronis semasa mempelajari mata pelajaran Sejarah. Oleh karena itu, guru-guru Sejarah memain peranan yang penting untuk menerapkan pemikiran Sejarah melalui aktiviti-aktiviti pengajaran dan pembelajaran yang menggalakkan pelajar berfikir.

Oleh sebab itu pendidikan Sejarah hendaklah dilakukan sebagai satu kuasa yang hidup yang boleh mengaitkan peristiwa masa lalu dengan hakikat semasa (Abd Rahim, 2000). Para pelajar perlu diterapkan dengan dengan konsep pemikiran Sejarah agar dapat memberi satu persepsi baru kepada pelajar bahawa Sejarah bukanlah satu subjek yang kaku dan membosankan. Malah ia dapat mendedahkan kepada para pelajar bagaimana seseorang ahli Sejarah itu bekerja melalui aktiviti-aktiviti pembelajaran yang dibimbing oleh guru mereka.

Marzano et all. (1998) menjelaskan bahwa berfikir sejarah melibatkan satu set operasi mental yang dikenali sebagai proses. Proses ini merangkumi pembentukan konsep, pembentukan prinsip, kefahaman, penyelesaian masalah, membuat keputusan, penyiasatan dan penggabungan yang melibatkan beberapa kemahiran berfikir. Proses pemikiran di peringkat awal adalah lebih kepada pemerolehan pengetahuan, sementara di peringkat akhir ia lebih kepada penghasilan dan aplikasi ilmu.

 

 

 

 

H.    Penerapan Berpikir Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah

Penerapan berfikir sejarah secara diakronik dan sinkronik dalam pembelajaran sejarah, yaitu:

1.      Kepentingan (Significance)

Dalam unsur kepentingan sejarah ini, siswa perlu mempunyai kemahiran membedakan antara peristiwa yang remeh dan penting. Dalam hal ini pemilihan kepentingan sejarah bergantung kepada minat dan nilai yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Oleh itu siswa disarankan untuk mengkaji sejarah tentang masyarakat, kehidupan dan perkara-perkara yang mempunyai kepentingan kepada mereka.

2.      Epistemologi dan bukti (Epistemology and evidence)

Epistemologi dan bukti melibatkan pemahaman bagaimana kita mengetahui masa lampau. Apakah bukti yang kita ada ? Sejauhmana bukti tersebut boleh dipercayai? Bagaimana kita boleh menjelaskan tentang kewujudan tafsiran sejarah yang berbeza dan bertentangan. Sebagai contoh kanak-kanak tidak sepatutnya dibiarkan dengan pandangan bahawa hanya ada satu kisah benar sahaja pada masa lampau. Sedangkan pada hakikatnya sejarawan membuat pelbagai inferens berdasarkan bukti, justeru itu wujud pelbagai tafsiran tentang sesuatu peristiwa masa lalu.

3.      Kesinambungan dan perubahan (Continuity and Change)

Unsur ini menekan pemahaman tentang perubahan masa lalu yang merupakan pusat pemikiran Sejarah. Umur merupakan faktor untuk memahami keadaan ini; iaitu seseorang yang berumur dikatakan lebih memahami perubahan yang berlaku pada masa lalu misalnya perubahan dari segi teknologi dan nilai berbanding dengan mereka yang lebih muda. Namun begitu terdapat juga pengkaji yang menolak pendapat ini. Menurut mereka umur bukanlah satu faktor utama dalam memahami perubahan masa lalu. Menurut pengkaji-pengkaji ini pengalaman hidup turut menjadi faktor iaitu golongan muda yang mengalami pengalaman perang, pelarian, imigran dan mereka yang kehilangan ibu bapa atau yang berpindah randah dari satu kawasan ke kawasan lain mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang perubahan Sejarah berbanding dengan mereka yang hidup dalam suasana yang aman.

4.      Perkembangan dan kemerosotan (Progress and decline)

Berdasarkan unsur ini siswa perlu memahami bahawa dalam kehidupan akan mengalami peringkat perkembangan dan kemerosotan. Dalam peringkat perkembangan hidup seseorang mengalami kejayaan, manakala kemerosotan mereka mengalami satu keadaan yang sukar. Oleh itu dalam konsep pemikiran Sejarah mereka seharusnya dapat mengenalpasti atau membezakan kewujudan dua keadaan ini. Ini adalah penting agar mereka dapat memahami proses yang berlaku dalam peristiwa Sejarah.

5.      Empati dan penilaian moral (empathy and moral judgement)

Pemikiran sejarah memerlukan seseorang mempunyai daya imaginasi dan empati. Tujuannya agar pelajar-pelajar tidak merasa asing dan pelik tentang peristiwa masa lalu. Malah mereka seharusnya perlu mempunyai rasa hormat dan perasaan ingin tahu tentang peristiwa-peristiwa masa lepas. Penyelidik British Christopher Portal(1987), menegaskan bahawa empati merupakan satu cara pemikiran imaginative yang memerlukan kemahiran kognitif untuk melihat nilai-nilai kemanusiaan dalam peristiwa Sejarah.

6.      Historical Agency

Elemen terakhir pemikiran sejarah ini merujuk kepada bagaimana dan mengapa sesuatu perkara itu terjadi. Dalam elemen ini pelajar ditekankan supaya menghargai Sejarah dan memahami bahawa tindakan rakyat pada masa lampau memberi kesan kepada rakyat pada masa kini. Seterusnya menyedari bahawa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka pada masa kini akan memberi kesan kepada generasi yang akan datang. Mempunyai pemikiran Sejarah bukan sahaja memikirkan tentang masa lampau , malah ia melibatkan melihat diri sendiri sebagai waris daripada masa lampau dan sebagai pelaku pada masa kini.