Sunday, 10 April 2016

MAKALAH MODAL KERJA


DATA DAN STRUKTUR DATA

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

    Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu antara lain digunakan untuk pembelian bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya lainnya.          Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.

 

B. Rumusan Masalah

     Adapun rumusan masalah yang penulis rumuskan adalah:

1.      Apa pengertian modal kerja?

2.      Bagaimana konsep modal kerja?

3.      Apa saja jenis modal kerja?

4.      Apa saja komponen modal kerja?

5.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja?

6.      Bagaimana pentingnya modal kerja yang cukup ?

7.      Apa sumber modal kerja ?

8.      Apa saja penentuan besarnya kebutuhan modal kerja ?

9.      Apa manfaat manajemen modal kerja ?

10.   Jelaskan bagaimana laporan modal kerja ?

11.   Bagaimana pengelolaan modal kerja ?

12.   jelaskan penentuan besarnya kebutuhan modal kerja  serta contohnya !

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.   Pengertian Modal Kerja

Bambang Riyanto (2007 : 20) menyatakan bahwa “pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar.” Pengertian tersebut sama dengan pengertian modal kerja yang dinyatakan oleh Susan Irawati (2006 : 89) bahwa “modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau current assets.”

Sementara itu menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland – Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat- surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar

 

B.   Konsep Modal Kerja

Riyanto (2001:57-58) mengemukakan konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu:

1.      Modal Kerja Kuantitatif. Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.

2.      Modal Kerja Kualitatif. Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang segera jatuh tempo.

3.      Modal Kerja Fungsional. Konsep ini lebih menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan penghasilan langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu.

C.   Jenis-Jenis Modal Kerja

Menurut A. W. Taylor (Dalam Riyanto, 2001:60-61) menyatakan bahwa modal kerja bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut:

1.    Modal Kerja Permanen

Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni:

a.         Modal Kerja Primer. Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam  perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.

b.        Modal Kerja Normal. Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bias  beroperasi dengan tingkat produksi normal.

2. Modal Kerja Variabel

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang  mempengaruhi perusahaan atau berfluktuasi berdasarkan volume produksi atau penjualan. Modal kerja variabel terdiri dari:

a.         Modal Kerja Musiman. Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat musim hari raya.

b.         Modal Kerja Siklus. Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungfur.

c.         Modal Kerja Darurat. Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan- keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Sebuah usaha akan sehat apabila posisi modal kerjanya stabil, artinya dari dua jenis modal kerja di atas tersedia.

 

Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama. Hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kebutuhan modal kerja juga mengalami perubahan.

 

D.    Komponen Modal Kerja

Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas utang lancarnya.

Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai berikut:

1.   Aktiva Lancar.

Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah:

a)         Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang paling rendah.

b)        Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable securities).

c)         Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).

d)        Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk  memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.

e)         Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.

f)         Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.

g)        Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka.

2.   Hutang Lancar

Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut: Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:

a)    Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.

b)   Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang  timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal).

c)    Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai.

d)   Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables)  Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain-lain.

 

E.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja

Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukanlah merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Munawir (2004:117) menyatakan bahwa besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1)      Sifat atau tipe dari perusahaan

2)      Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan

a)      dijual serta harga per satuan dari barang tersebut.

3)      Syarat pembelian bahan atau barang dagangan

4)      Syarat penjualan

5)      Tingkat perputaran persediaan.

 

F.    Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup

 Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keuangan perusahaan.

Menurut Munawir (2004:116) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut :

1.    Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

2.    Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

3.    Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.

4.    Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.

5.    Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

6.    Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.

7.    Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi denan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku biasa dan supply yang dibutuhkan.

8.    Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam posisi resesi atau depresi.

 

Di luar kondisi diatas, yakni adanya modal kerja yang berlebihan dan terjadinya kekurangan modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan pengelolaan dana yang tidak efektif disamping akan menimbulkan keburukan- keburukan seperti, dapat menimbulkan pemborosan-pemborosan, investasi- investasi pada cabang yang tidak diinginkan dan kerugian bunga karena saldo bank yamg tidak digunak

 

G. Sumber Modal Kerja

Modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek.

Munawir (2004:120) menyatakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:

1.        Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang tampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi perusahaan.

2.        Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek). Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat-surat berharga ini mengakibatkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga menjadi uang kas.

3.        Penjualan Aktiva Tidak Lancer.Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil dari penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut.

4.        Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang diperlukan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan juga dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

 

H.    Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja

                   Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :

1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja

     merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.

2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari

     Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari utk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.

 

I.     Manfaat Manajemen Modal Kerja

a.      Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

b.      Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

c.      Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

d.     Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.

e.      Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.

f.       Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

g.      Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja.

 

J.  Laporan Modal Kerja

     Laporan perubahan modal kerja merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dan menyajikan sebab-sebab perubahan-peubahan posisi keuangan perusahaan tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut.

1.      Sifat umum atau tipe perusahaan (Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relatif cepat)

2.      Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang. Jumlah modal kerja bukan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan. Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja.

3.      Syarat pembelian dan penjualan (Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil

a.      kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar).

4.      Tingkat perputaran persediaan (Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.)

5.      Tingkat perputaran piutang ( Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas.)

 

K.  Pengelolaan Modal Kerja

    Pengelolaan modal kerja dipengaruhi oleh elemen-elemen dalam modal kerja diantaranya yaitu:

a)         Kas Merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan dapat memenuhi kewajiban finansialnya, tapi apabila kas yang besar tidak di imbangi dengan kenaikan penjualan maka tingkat perputaran akan menjadi rendah sehingga penggunaan kas menjadi tidak efektif.

b)        Piutang Merupakan penjualan secara kredit yang bertujuan untuk meningkatkan atau untuk mencegah penurunan penjualan. Piutang yang terlalu besar mengakibatkan perusahaan akan menanggung beban modal yang besar.

c)         Persediaan Dalam hal ini, maka perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan, biaya asuransi dan biaya lain-lain yang semua itu akan memperkecil tingkat keuntungan.

d)        Hutang Lancar Merupakan cash outflows yang terdiri dari hutang-hutang jangka pendek seperti hutang wesel, hutang perniagaan dan hutang-hutang pada bank lainnya yang berusia kurang dari 1 tahun.

 

L.  Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja 

Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dr 2 faktor :

a)      Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja

b.      Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jika waktu penerimaan piutang

b)     Pengeluaran kas rata-rata setiap hari 

c.      Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.

                     Modal Kerja makin besar, jika :

·      Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama

·       Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar

 

Contoh:

PT “ABC” memproduksi produk Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk adalah sbb:

a.  Bahan Mentah A seharga Rp 500

b.  Bahan Mentah B seharga Rp 200

c.  Tenaga Kerja Langsung Rp 400

Biaya administrasi setiap bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perusahaan setiap bulan Rp 2.000.000. Uutuk membeli bahan mentah A perusahaan harus memberikan uang muka kepada supplier bahan mentah tsb rata-rata 5 hr sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang diperlukan  untuk membuat barang tersebut 5 hari, dan selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang masih harus tersimpan digudang 2 hari. Penjualan dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 10 hari sesudah barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan besi Rp 2.000.000. Berapa besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan tersebut untuk membiayai membiayai operasi perusahaan secara Kontinyu?

Jawab:

Periode perputaran

v  Bahan mentah A

a.    Dana yang terikat dalam persekot bahan    5   hari

b.    Proses produksi                                           5   hari

c.    Barang jadi                                                  2   hari

d.    Piutang dagang                                           10 hari

v  Bahan mentah B, tenaga kerja langsung, biaya administrasi, gaji pimpinan

a.    Proses produksi                                          5  hari

b.    Barang jadi                                                 2  hari

c.    Piutang dagang                                            10 hari

Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam unsur modal kerja tersebut adalah:

a.    Bahan mentah A    =  100 unit x Rp.500 x 22 hari  = Rp.  1.100.000

b.    Bahan mentah B    =  100 unit x Rp. 200 x 17 hari = Rp.     340.000

c.    T kerja langsung    =  100 unit x Rp. 400 x 17 hari = Rp.     680.000

                                                                     JUMLAH       Rp.  2.120.000 

Biaya administrasi dan gaji pimpinan :

a.    Jumlah biaya selama 1 bulan Rp. 3.250.000

b.    Jumlah biaya produksi selama 1 bulan (25 hari ) = 25 x 100 unit = 2500 unit

c.    Biaya per unit = Rp. Rp. 3.250.000 / 2500 unit   = Rp. 1300

d.    Biaya per hari 100 unit x Rp. 1300                      = Rp. 1.300.000

 

Dana yang diperlukan untuk biaya selama periode perputaran

= Rp. 1.300.000 x 17 hari                                            =  Rp.  22.100.000

Persediaan kas minimal                                                =  Rp.    2.000.000

                        Jumlah modal kerja yang dibutuhkan            =  Rp. 26.220.000

 

 

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Modal kerja merupakan aspek penting dalam manajemen pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan berada dalam keadaan ”insolvent” (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi atau bangkrut. Dalam perusahaan atau badan usaha salah satu peranan modal kerja adalah menjamin kontinuitas perusahaan yang menyangkut penggunaan modal, sehingga dapat menentukan modal kerja yang cukup. Perusahaan dihadapkan pada masalah seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja yang harus dikelola perusahaan.

Dalam analisis penggunaan dana tidak terlepas dari laporan keuangan, karena neraca terdiri dari aktiva dan passiva yang mencerminkan hasil keputusan pendanaan. Sedangkan perhitungan laba rugi dapat dilihat dari seberapa efektifnya penggunaan aktiva yang mendukung penjualan dan seberapa efisien laba yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan imbalan kepada para pemilik dana dan sebagai sumber dana untuk investasi. Sehingga dengan menganalisis efisiensi dan efektivitas penggunaan dana akan diketahui bagaimana kebijaksanaan yang ditempuh oleh pimpinan perusahaan dalam mengoperasikan dana yang ada dan dapat diketahui efisiensi dari dana yang dioperasikan.

 

B.    Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan tentang  Manajemen Modal Kerja dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Keown, dkk (2008). Manajemen Keuangan. Edisi kesepuluh. Indeks, Indonesia

James, dkk (2009) Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba empat, Jakarta

      Manullang. 2005. Pengantar Menejemen Keuangan. Jokjakarta: Andi

Syamsuddin, Lukman. 2007. Menejemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo

http://ekonomiplanner.blogspot.co.id/2014/06/contoh-makalah-manajemen-keuangan.html