BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung
merupakan organ paling penting dalam tubuh, jantung berfungsi untuk memompa
darah ke seluruh tubuh, oleh karena itu kita harus senantiasa memperhatikan
kesehatan jantung kita, selain itu penyakit jantung merupakan penyakt maut yang
mematikan dieluruh dunia. Salah satunya yaitu kardiomiopati, yang akhir-akhir
ini semakin meningkat frekuensinya. Dibeberapa negara, kardiomiopati merupakan
penyebab kematian sampai sebesar 30%.
Kardiomiopati
merupakan suatu kelompok penyakit yang langsung mengenai otot jantung (miokard)
yang menyebabkan otot jantung menjadi lemah. Penyakit ini tergolong khusus
karena kelainan-kelainan yang ditimbulkan bukan terjadi akibat penyakit
perikardium,hipertensi, koroner, kelainan kongenital atau kelainan katub.
Walaupun sampai saat ini penyebab kardiomiopati masih belum dapat dijelaskan
secara pasti, tetapi kardiomiopati diduga kuat mempengaruhi oleh faktor
genetik. Kardiomiopati dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
- Kardiomiopati
dilatasi, adalah kardiomiopati yang paling umum, terdapat pada 100 orang
dan manakala otot jantung melemah dan tak mampu memompa darah secara
efektif. Otot jantung yang melemah kendur dan rongga jantung membengkak.
Kebanyakan disebabkan oleh penyakit arteri koroner, tetapi sekitar 30%
disebabkan faktor genetis
- Kardiomiopati
hipertrofik, terjadi manakala di dinding jantung menebal, sehingga dapat
mencegah darah lewat jantung. Kelainan ini cukup jarang dijumpai pada
sekitar 0.2% penduduk Amerika Serikat (USA) atau terdapat pada 2 dalam
1000 orang dan dapat mengenai laki-laki maupun perembpuan semua umur.
- Kardiomiopati
restriktif, merupakan kardiomiopati jarang (terjadi 1 dalam 1000 orang)
terjadi manakala dinding jantung menjadi kaku dan tidak sukup lentur untuk
terisi darah. Akibat jantung tidak terisi darah, maka kemampuannya untuk
memompa darah ke seluruh tubuh menjadi tidak efektif.
B. Rumusan masalah
- Apa
definisi kardiomiopati?
- Apa
etiologi dan faktor resiko kardiomiopati?
- Bagaimana
patofisiologi kardiomiopati?
- Bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien dengan kardiomiopati?
C. Tujuan
- Menjelaskan
definisi kardiomiopati
- Menjelaskan
etiologi dan faktor resiko penyakit kardiomiopati
- Menjelaskan
patofisiologi serta gejala manifestasi klinis kardiomiopati
- Menjelaskan
asuhan eperawatan pada pasien kardiomiopati
D. Manfaat
- Pembaca
dapat memahami definisi, etiologi, faktor resiko serta
patifiologi kardiomiopati
- Pembaca
khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat memahami asuhan keperawtan
terhadap pasien kardiomiopati
- Perawat
daat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan
kardiomiopati
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kardiomiopati
(cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang
menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi secara memadai. Ada
banyak penyebab kardiomiopati, penyakit jantung koroner adalah salah satunya.
Konsumsi alkohol berlebihan, infeksi virus, dan hipertensi adalah beberapa
penyebab lainnya. Sesak nafas merupakan gejala yang sering ditemui berkaitan
dengan kardiomiopati.
Kardiomiopati
adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan
bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan
(congenital), hipertensi atau penyakit katup.1-7 Kardiomiopati yang
secara harfiah berarti penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai dengan
hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan berdenyut secara normal.
Kondisi semacam ini cenderung mulai dengan gejala ringan, selanjutnya memburuk
dengan cepat. Pada keadaan ini terjadi kerusakan atau gangguan miokardium,
sehingga jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Sebagai kompensasi,
otot jantung menebal atau hipertrofi dan rongga jantung membesar. Bersama
dengan proses pembesaran ini, jaringan ikat berproliferasi dan menginfiltrasi
otot jantung. Miosit jantung (kardiomiosit) mengalami kerusakan dan kematian,
akibatnya dapat terjadi gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak. Oleh
karena itu kardiomiopati dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan
mortilitas kardiovaskular.
Kardiomiopati
adalah penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya (Jota, Shanta, 1996). Kardiomiopati
adalah penyakit yang mengenai miokardium secara primer dan bukan sebagai akiba
hipertensi, kelainan congenital, katup koroner, arterial dan perikardial.
(Affandi Dedi, 1996 dan Winne Joshua, 2000).
B.
Klasifikasi
Kardiomiopati
merupakan penyakit otot jantung primer. Tidak sering ditemukan, namun juga
tidak jarang terjadi. Kardiomiopati dilatasi mendasari 510% gagal jantung.
Kardiomiopati dikelompokkan berdasarkan hasil pemeriksaan ekokardiografi.
1.
Kardiomiopati
Dilatasi
Kardiomiopati
Dilatasi (dilated cardiomyopathy / DCM ) menyebabkan pembesaran ventrikel kiri
(LV) sering juga ventrikel kanan (RV), dan sering terjadi hipokinesia masif dan
global bukan regional, yang lebih menunjukkan penyakit jantung koroner (PJK).
Secara klinis, terjadi kegagalan LV atau gagal jantung kongestif, biasanya
berat dan progresif, dengan iktus kordis yang bergeser dan S3 terdengar jelas. Sering
disertai regurgitasi mitral (MR) fungsional dan fibrilasi atrium (AF). Terdapat
risiko tinggi tromboemboli.
Pada
foto toraks terlihat pembesaran jantung. Beberapa penyakit bisa menyebabkan
kardiomiopati dilatasi sekunder, yang tersering adalah kelebihan alkohol. DCM
“idiopatik” atau “primer” merupakan diagnosis pereksklusionam. Sepertiga kasus
memiliki riwayat keluarga, menunjukan adanya kontribusi genetik yang bermakna.
Terapi yang dilakukan adalah terapi standar untuk gagal jantung. Transplantasi jantung
merupakan pilihan penting bagi pasien muda dengan gagal jantung refrakter yang
berat.
Kardiomiopati
dilatasi adalah kardiomiopati yang ditandai dengan adanya dilatasi atau
pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium
kiri dan statis darah dalam ventrikel.
2.
Kardiomiopati
hipertrofik
Merupakan
penyakit yang ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri yang khas tanpa adanya
dilatasi ruang ventrikel dan tanpa penyebab yang jelas sebelumnya. Karena itu
hipertrofi ini, bukan sekunder karena penyakit sistemik atau kardiovaskuler
seperti hipertensi atau stenosis aorta yang memperberat beban ventrikel kiri.
Kardiomiopati
hipertrofik (hypertrophic cardiomyopathy
/HCM) merupakan penyakit genetik yang ditandai oleh hipertrofi miokardium
ventrikel kiri yang asimetris, terutama septum. Struktur miokardnya abnormal
(kekacauan miosit dan fibrosis
interstisial). Hipertrofi yang berat menyababkan pengecilan rongga ventrikel
kiri, disfungsi diastol dan MR sekunder. Hipertrofi septum menyebabkan
obstruksi saluran keluar ventrikel kiri yang dinamis. Hipertrofi dan obstruksi
seringkali asimtomatik namun berat, bisa menyebabkan sesak napas saat
aktivitas, nyeri dada, atau pusing.
Risiko terbesar adalah terjadinya kolaps atau kematian mendadak akibat
aritmia ventrikel, yang bisa timbul tanpa gejala dan terjadi pada pasien yang
terlihat sehat. HCM disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengkode berbagai
protein kontraktil diantaranya miosin, aktin, troponin, dan protein C pengikat
miosin. Mutasi berbeda pada gen yang berbeda menyebabkan variasi fenotipe,
diantaranya usia onset, beratnya hipertrofi, dan risiko kematian mendadak
akibat aritmia. Terapinya adalah :
·
Bloker β atau antagonis kanal kalsium digunakan
untuk mengobati gejala yang timbul saat aktivitas.
·
Amiodaron digunakan
pada pasien yang berisiko tinggi mengalami takikardia ventrikel. Pemasangan
defibrilator implan bisa dibenarkan pada pasien dengan risiko tinggi dan / atau
memiliki riwayat keluarga yang kuuat untuk terjadinya kematian mendadak.
·
Konseling genetik dan
skrining pada anggota keluarga yang asimtomatik melalui ekokardiografi
merupakan aspekpenting dalam penatalaksanaan.
3.
Kardiomiopati
restriktif
Merupakan
kelainan yang amat jarang dan sebabnya tidak diketahui. Tanda khas kardiomiopati
ini adalah adanya gangguan pada fungsi diastolik, dinding ventrikel sangat kaku
dan menghalangi pengisian ventrikel.
Kardiomiopati
restriktif (restrictive cardiomyopathy / RCM) menyebabkan miokardium menjadi
rigid, kaku, dan menebal, biasanya terjadi akibat disfungsi infiltrasi
miokardium oleh zat-zat abnormal atau fibrosis. Kelainan ini menyebabkan gagal
jantung kongestif akibat disfungsi diastolik, yang terutama bermanifestasi
sebagai gagal ventrikel kanan. Termasuk jarang ditemukan. Penyebab yang
tersering adalah amiloid (amiloid primer tipe AL, misalnya mieloma multipel,
paraproteinema, atau para amiloid sekunder tipe AA, misalnya keadaan peradangan
kronis). Penyebab lain di antaranya sarkoid, skleroderma, fibrosis
endomiokardial, dan sindrom hipereosinofilik. RCM biasanya refrakter terhadap
terapi. Amiloid jantung simtomatik memiliki prognosis yang sangat buruk. Terapi
biasanya terbatas pada pemberian diuretik untuk mengurangi gejala gagal jantung
kanan.
C.
Etiologi
1.
Kardiomiopati
Dilatasi
Etiologi
kardiomiopati dilatasi tidak diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan ada
hubungannya dengan beberapa hal seperti pemakaian alkohol berlebihan,
graviditas, hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan autoimun, bahan kimia
dan fisik. Individu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar lebih dari
beberapa tahun dapat mengalami gambaran klinis yang identik dengan kardiomiopati
dilatasi. Alkoholik dengan gagal jantung yang lanjut mempunyai prognosis buruk,
terutama bila mereka meneruskan minum alkohol. Kurang dari ¼ pasien yang dapat
bertahan hidup sampai 3 tahun. Penyebab kardiomiopati dilatasi lain adalah kardiomiopati peripatum, dilatasi jantung dan
gagal jantung kongesti tanpa penyebab yang pasti serta dapat timbul selama
bulan akhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Penyakit
neuromuskuler juga merupakan penyebab kardiomiopati dilatasi.
2.
Kardiomiopati
Restriktif
Etiologi
penyakit ini tidak diketahui. Kardiomiopati sering ditemukan pada amiloidosis,
hemokromatis, defosit glikogen, fibrosis endomiokardial, eosinofilia,
fibro-elastosis dan fibrosis miokard dengan penyebab yang berbeda.
Fibrosis
endomiokard merupakan penyakit progresif dengan penyebab yang tidak diketahui
yang sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda, ditandai dengan lesi
fibrosis endokard pada bagian aliran masuk dari ventrikel.
3. Kardiomiopati hipertrofik
Etiologi
kelainan ini tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor genetik, familiar,
rangsangan katekolamin, kelainan pembuluh darah koroner kecil. Kelainan yang
menyebabkan iskemia miokard, kelainan konduksi atrioventrikuler dan kelainan
kolagen.
D. Patofisiologi
Miopati
merupakan penyakit otot. Kardiomiopati merupakan sekelompok penyakit yang
mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium. Kardiomiopati digolongkan berdasar
patologi, fisiologi dan tanda klinisnya.
Penyakit
ini dikelompokkan menjadi (1) kardiomiopati dilasi atau kardiomiopati kongestif;
(2) kardiomiopati hipertrofik; (3) kardiomiopati restriktif. Tanpa memperhatikan
kategori dan penyebabnya, penyakit ini dapat mengakibatkan gagal jantung berat
dan bahkan kematian.
1. Kardiomiopati
dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang paling sering terjadi.
Ditandai dengan adanya dilasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan
penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan stasis darah dalam
ventrikel. Pada pemeriksaan mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya jumlah
elemen kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol yang berlebihan sering berakibat
berakibat kardiomiopati jenis ini.
2. Kardiomiopati
hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati hipertrofi, massa otot jantung
bertambah berat, terutama sepanjang septum. Terjadi peningkatan ukuran septum
yang dapat menghambat aliran darah dari atrium ke ventrikel; selanjutnya,
kategori ini dibagi menjadi obstruktif dan nonobstruktif.
3.
Kardiomiopati restritif
adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi. Bentuk ini ditandai
dengan gangguan regangan ventrikel dan tentu saja volumenya. Kardiomiopati
restriktif dapat dihubungkan dengan amiloidosis (dimana amiloid, suatu protein,
tertimbun dalam sel) dan penyakit infiltrasi lain. Tanpa memperhatikan
perbedaannya masing-masing, fisiologi kardiomiopati merupakan urutan kejadian
yang progresif yang diakhiri dengan terjadinya gangguan pemompaan ventrikel
kiri. Karena volume sekuncup makin lama makin berkurang, maka terjadi stimulasi
saraf simpatis, mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler sistemik. Seperti
patofisiologi pada gagal jantung dengan berbagai penyebab, ventrikel kiri akan
membesar untuk mengakomodasi kebutuhan yang kemudian juga akan mengalami
kegagalan. Kegagalan ventrikel kanan biasanya juga menyertai proses ini.
E. Pathway
Kardiomiopati
kongestif Kardiomiopati
hipertrofi Kardiomiopati
restriktif Gangguan
ejeksi ventrikel kiri ↓ Statis
darah dalam ventrikel dan atrium ↓ Peningkatan
preload dan afteload Gagal
jantung kongestif Curah
jantung menurun Penurunan
suplai oksigen ke jaringan -Prognosis
kondisi penyakit -Adanya
program terapi Peningkatan beban volume atrium kiri Kongesti paru Edema paru Sesak napas - Penurunan perfusi perifer - Intoleransi aktivitas - Kecemasan - Pemenuhan pendidikan kesehatan Pola napas tidak efektif
F. Gejala Klinis
1.
Kardiomiopati Dilatasi
Gejala klinis yang menonjol adalah
gagal jantung kongestif, terutama yang kiri, berupa sesak nafas saat bekerja,
lelah, lemas, dapat disertai tanda-tanda emboli sistemik atau paru serta
aritmia , orthopnea, dispnea proksimal nokturnal, edema perifer, paltipasi
berlangsung secara perlahan pada sebagian besar pasien.
2.
Kardiomiopati Restrikstif
Pada umumnya penderita mengalami
kelemahan, sesak nafas, edema, asites serta hepatomegali disertai nyeri.
Tekanan vena jugularis meningkat dan dapat lebih meningkat dengan inspirasi
(tanda kusmaul). Bunyi jantung terdengar jauh dari biasanya serta ditemukan
tanda-tanda gejala penyakit sistemik seperti amiloidosis, hemokromatis.
3.
Kardiomiopati Hipertrofik
·
Kardiomiopati hipertrofik simptomatik
Keluhan yang paling sering adalah
dispnea, sebagian besar karena kekakuan dinding ventrikel kiri yang meningkat
dan yang mengganggu pengisian ventrikel dan mengakibatkan tekanan diastolik
ventrikel kiri dan atrium kiri meningkat. Gejala lainnya meliputi: angia
pektoris, kelelahan dan sinkop.
·
Kardiomiopati Hipertrofik Asimtomatik
Tidak ada tanda dan gejala dan dapat
menyebabkan kematian tiba-tiba, sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa
muda dan dapat terjadi selama atau setelah beraktivitas.
G. Pemeriksaan Klinis
1.
Kardiomiopati Dilatasi / Kongestif
Didapatkan berbagai tingkat
pembesaran jantung dan tanda-tanda gagal jantung kongestif. Pada tingkat
lanjut, tekanan nadi kecil dan tekanan vena jugularis meningkat. Biasanya
terdengar bunyi S3 dan S4 serta dapat timbul regurgitasi tripuspid atau mitral.
2.
Kardiomiopati Restriktif
Ditemukan adanya pembesaran jantung
sedang. Terdengar bunyi jantung S3 atau S4 serta adanya regurgitasi mitral atau
tripuspid.
3.
Kardiomipati Hipertrofik
Ditemukan pembesaran jantung ringan.
Pada apeks teraba getaran sistolik bunyi S4 biasanya terdengar. Terdengar
bising sistolik yang mengeras pada tindakan falsafah.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan |
Dilatasi |
Restriktif |
Hipertrofi |
Rontgen |
Pemeriksaan jantung sedang-besar (kar-diomegali)
terutama ventrikel kiri Hipertensi vena pul-monal. |
Ringan. Hipertensi vena pul-monal. |
Ringan sampai sedang terutama pembesaran atrium
kiri. |
EKG |
Kelainan ST-T Sinus takikardia Aritmia atrial dan ventrikel. |
Voltase rendah. Defek konduksi |
Kelainan ST-T, hiper-trofi ventrikel kiri, Q
abnormal. |
Echokardio-gram |
Hipertrofi septal-asimetrik dilatasi dalam dan
disfungsi ventrikel kiri. |
Penebalan dinding ventrikel kiri sistolik normal. |
Hipetrofi septum asi-metris (ASH) Gerakan katup mitral ke muka saat sistolik (SAM) |
Radio nuklir |
Dilatasi dan dis-fungsi ventrikel kiri (RVG) |
Fungsi sistolik nor-mal (RVG) Infiltrasi otot jan-tung |
Fungsi sistolik kuat (RVG, ASH, (RVG atau T1))
ventrikel kiri ingeal atau normal. |
Kateterisasi |
Dilatasi dan dis-fungsi ventrikel kiri. Elevasi tekanan ven-trikel kanan dan kiri. Curang jantung me-nurun. |
Fungsi sistolik nor-mal atau peningka-tan tekanan
pengi-sian kanan dan kiri. |
Fungsi sistolik Obstr. Saluran / aliran ventrikel kiri. Elevasi tekanan ven-trikel kanan dan kiri. |
I.
Penatalaksanaan
a.
Medik
1)
Kardiomiopati dilatasi
·
Obat-obatan
·
Diuretik
·
Digitalis
·
Vasodilator
·
Kartikosteroid
·
Anti aritmika
·
Anti koagulan
·
Transplantasi jantung
2)
Kardiomiopati Restriktif
·
Obat-obatan
·
Anti aritmia
·
Kortikosteroid
·
Imunosupresif.
·
Pemasangan alat pacu jantung
3)
Kardiomiopati Hipertrofi
·
Obat-obatan
·
Amiodarum
·
Kalsiumantagonis, seperti verapamil
& nifedipin
·
Disopiramid
·
Digitalis diuretik nitrat dan
penyekat beta adrenergik
·
Operasi miotomi atau miektomi
b.
Keperawatan
1.
Pencegahan primer
·
Anjurkan klien untuk mengurangi
konsumsi alkohol.
·
Cegah proses infeksi
·
Monitor terjadinya hipertensi
sistemik
·
Monitor keadaan wanita selama masa
kehamilan
2.
Pencegahan sekunder
·
Monitor tanda awal dari gagal
jantung kongestif.
·
Evaluasi klien dengan disritmia.
3.
Pencegahan tersier.
·
Perhatikan petunjuk spesifik
pemakaian obat
·
Pertimbangkan untuk dilakukan
transplantasi jantung
·
Evaluasi pemberian terapi
antikoagulasi untuk mengurangi embolisme sistemik.
J. Komplikasi
a.
Fibrilasi atrial dengan trombus
b.
Endokarditis infektif.
c.
Gagal jantung kongestif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kardiomiopati
jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya karena akan tertutup oleh
manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut dan baru jelas pada fase
pemulihan. Bentuk ini umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian
berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati dan ada juga yang menjadi penyebab
aritmia, gangguan konduksi atau payah jantung yang secara struktural dianggap
normal.
Sebagian
besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-debar,
sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya ada bila disertai
perikarditis. Kadang-kadang didapatkan rasa nyeri yang menyerupai angina
pektoris. Gejala yang paling sering ditemukan adalah takikardia yang
tidak sesuai dengan kenaikan suhu. Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan
nadi yang kecil atau dengan gangguan pulsasi.
B. Saran
Sebagai
perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit myocarditis karena akan
menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga memberi
health education kepada klien dan keluarga agar mereka faham dengan myocarditis
dan bagaimana pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9403371/BAB_I_PENDAHULUAN
http://www.anneahira.com/makalah-kardiomiopati.htm
http://id.scribd.com/doc/141340015/Makalah-Kardiomiopati#scribd
http://saverinussuhardin.blogspot.com/2013/08/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan_2.html