Friday, 12 February 2016

PRAKARYA BUDIDAYA TEONG UNGU

KARYACOM BIRAYANG

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang Masalah

            (Solanum melongena, di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai terong) adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Asalnya adalah India dan Sri Lanka. Terong berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat. Terong ialah terna yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam. 2. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah supaya Kita bisa mengetahui tentang cara penanaman terong.

 

 

B.   Rumusan Masalah

 Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1.        Jelaskan pengertian, jenis,manfaat dan manfaat terong ?

2.        Jelaskan bagaimana cara membudidayakan terong?

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian

Tanaman terong termasuk tanaman buah sayur berumur pendek (semusim), yang berbentuk semak perdu (herba). Tumbuhnya pendek dengan tinggi sekitar 50-150cm atau lebih, tergantung jenis atau varietasnya. Dalam ilmu Botani (tumbuhan), tanaman buah terong diklasifikasikan ke dalam:

Divisi              :                        Spernatophyta (tanaman berbiji)

Sub divisi        :                       Angiospermae (biji berada didalam buah)

Kelas               :                       Dicotyledonae (biji belah atau berkeping dua)

Ordo (bangsa) :                       Tubiflorae

Famili (suku)  :                        Solanacae

Genus (marga):                        Solanum

Spesies          :                        Solanum mangolea L

Selain spesies Solanum Mangolea L, terong yang tergolong dalam genus Solanum memiliki spesies lain, misalnya Solanum khasianum CLARKE, Solanum laciniatu ait, Solanulom grandifloru dan Solanum sanitwongsei, yang berdaya guna sebagai bahan makanan dan sayuran. Spesies-spesies tersebut dikoleksi oleh Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO),Bogor.(Cara dan Upaya Budidaya terong. Eriyandi Budiman.23)

 

B. Jenis – Jenis Terong

Terong banyak jenisnya, yaitu :

1.    Terong Telunjuk Terong ini berbentuk seperti telunjuk, berukuran sedang dan berwarna hijau muda. Biasanya terong jenis ini diolah menjadi balado, semur, atau pencak.

2.    Terong Belanda Bentuk terong ini oval sebesar telur. Waktu muda berwarna kuning, ketika matang kulitnya berubah menjadi keunguan. Rasa terong ini asam, biasanya dibuat sirup atau jus, bisa juga dikonsumsi sebagai buah segar.

3.    Terong Gelatik Ungu Biasanya orang mengonsumsi terong berwarna ungu ini sebagai lalapan mentah. Bentuknya seperti bola pimpong.

4.    Terong Gelatik Bentuknya terong ini sama dengan terong gelatik ungu, bedanya terletak pada warna kulit. Jika terong gelatik ungu berwarna ungu, terong ini berwarna hijau denagn garis-garis putih pada ujung buah. Terong ini disebut terong lalap karena sering dimakan sebagai lalap atau pelengkap karedok.

5.    Terong Kopek Terong ini banyak dikonsumsi masyarakat sebagi sayur atau balado.

6.    Terong Jepang Terong ini bentuknya bulat panjang, mirip terong kopek, namun ukurannya lebih kecil dan warnanay ungu tua.

7.    Terong Tekokak dan Leunca Terong ini oleh masyarakat sunda biasanya dikonsumsi sebagai lalap yang diolah dengan oncom, tauco, atau campuran pepes.

8.    Terong Putih Bentuknya mirip terong jepang, tetapi ukurannya sedikit lebih besar. Warnanya putih bersih, biasa diolah sebagai campuran isi pasta atau dibuat terong isi daging.

 

C. Khasiat Terong

1.      Menghambat kerusakan pembuluh darah.

2.      Terong diketahui punya manfaat sebagai antikejang, antikanker, dan pendepak gangguan pembuluh darah.

3.      Di Nigeria, terong digunakan sebagai tanaman kontrasepsi, terutama untuk kaum pria. Mungkin lantaran dikait-kaitkan dengan manfaatnya sebagai kontrasepsi dalam KB itu, terong dituding sebagai salah satu tanaman penyebab impoten. Padahal, hal itu belum tentu benar atau malah tak lebih dari sekadar mitos.

4.       Masyarakat Nigeria juga mendewakan tumbuhan ini karena bisa meredam “penyakit” gugup. Kemampuan ini telah dibuktikan secara ilmiah terhadap marmut yang diberi sari terong mentah.

5.      Terong bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati serangan epilepsi dan penyakit kejang lainnya, seperti yang diyakini dalam pengobatan tradisional. Melalui penelitian diketahui, dalam buah terong terkandung striknin, skopolamin, skopoletin, dan skoparon yang bisa menghambat serangan sawan, gugup, atau kekejangan saraf.

6.      Di Korea, terong yang telah dikeringkan bila dikonsumsi bisa pula mengobati sakit pinggang, encok, pinggang kaku, dan nyeri lainnya.

7.       Secara empiris, sayuran ini pun mampu mengobati campak, cacar air, ketergantungan alkohol, gastritis, dan luka bakar.

8.      Penelitian di Jepang menunjukkan, jus terong bisa menekan kerusakan pada sel-sel dengan penyimpangan kromosom sebagai pertanda adanya kanker. Kandungan tripsin (protease) inhibitor pada terong diyakini bisa melawan serangan zat pemicu kanker. Pada penelitian lebih spesifik, terong dinyatakan sangat baik untuk mengurangi risiko penyakit kanker.

9.      Penelitian membuktikan pula bahwa terong ini bisa menetralkan kerusakan pembuluh darah arteri. Melalui pengobatan tradisional yang juga telah dibuktikan para ilmuwan gangguan pembuluh darah ini bisa dikurangi, bahkan ditanggulangi dengan cara mengonsumsi terong.

10.  Menurunkan kolesterol.

 

D. Syarat Tumbuh

1.      Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi

2.      Suhu udara 22 – 30 0C · Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8 – 7,3

3.      Sinar matahari harus cukup . Cocok ditanam musim kemarau

 

 

BAB III

PELAKSANAAN BUDIDAYA TERONG

(Solanum Mangolea L)

 

A. Pembibitan

·         Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit - Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah

·         Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm - Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1

·         Tutup benih tersebut dengan tanah tipis

·         Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang - Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya

·         Siram persemaian pagi dan sore hari - Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali

·         Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan

·         Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindah tanamkan

 

B. Pengolahan Lahan

·         Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun - Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur

·         Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan - Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit

·         Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah. Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :

1.    Alternatif 1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk menyiram bedengan

2.    Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan

·         Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam - Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam

·         Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari - Biarkan selama seminggu sebelum tanam - Buat lubang tanam dengan jarak 60x70 cm / 70x70 cm

C. Penanaman

·         Waktu tanam yang baik musim kering

·          Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal

·         Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan

·         Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)

 

D. Pengairan

·         Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor

 

E. Penyulaman

1.    Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit

2.    Penyulaman maksimal umur 15 hari

 

F. Pemasangan Ajir

1.    Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran

2.    Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm

3.    Tancapkan secara individu dekat batang

4.    Ikat batang atau cabang terong pada turus

 

G. Penyiangan

1.    Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut

2.     Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam

 

H. Pemupukan

Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif : Jenis Pupuk Pemupukan Susulan (kg/ha) Umur 15 hari Umur 25 hari Umur 35 hari Umur 45 hari Urea 75 75 75 75 SP-36 50 - - - KCl - 75 100 75 Pemupukan diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali

 

I. Pemangkasan ( Perempelan )

1.        Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh.

 

J. Pengendalian Hama

1.      Kumbang Daun (Epilachna spp.) Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.

2.      Kutu Daun (Aphis spp.) Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung Sebagai vektor atau perantara virus Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.

3.      Tungau ( Tetranynichus spp.) Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah. Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.

4.      Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.) Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.

5.      Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.) Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang. Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.

6.      Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.) Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali

 

K. Penyakit

1.      Layu Bakteri Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum Bisa hidup lama dalam tanah Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak

2.      Busuk Buah Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp. Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.

3.      Bercak Daun Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.

4.      Antraknose Penyebab : jamur Gloesporium melongena Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam

5.      Busuk Leher akar Penyebab ; Sclerotium rolfsii Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat

6.      Rebah Semai Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati

 

Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt,

Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan.

Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

 

L. Panen

·         Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas

·         Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.

·         Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.

·         Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.

·         Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.

 

 

M.  Pemasaran

Pemasaran dilakukan dipasar Barabai atau bisa ditawarkan kepada pedagang atau pengumpul-pengumpul yang datang kelokasi penanaman. Bila menjual sendiri harga mencapai Rp. 6.000,- sampai Rp. 7.000,- perkilogram. hasil panen buah terong 200 kg dengan kira-kira 40 kg/panen dalam 50 m2.





BAB IV

PENUTUP KESIMPULAN

 

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang budidaya dan manfaat terong dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1.    Tanaman terong dapat tumbuh disetiap jenis tanah dengan ketinggian tempat 1-1200mbpl dengan suhu optimal 18°-25°C dan derajat keasaman (Ph) 5-6.

2.    Lahan yang akan ditanami perlu dipersiapkan dengan pembajakan dan pengairan dan penggaruan serta pembuatan bedengan kasar  dan pemberian kapur pertanian untuk penyesuaian Ph tanah. Selajutnya pemasangan mulsa PHP dan pembuatan lubang tanaman.

3.    Persiapan pembibitan membutuhkan media semai yang dimasukkan dalam polibag untuk mempecepat perkecambahan benih, permukaan benih ditutup dengan mulsa PHP. Setelah berkecamabah, benih disungkup menggunakan plastic transparan. Benih perlu disemprot dengan fungisida berbahan aktiv inidakloprid pada umur 15 hss.bibit yang sudah memiliki  4 daun siap dipindah kelahan.

4.    Penyulaman dilakukan samapai dengan umur tanaman 2 minggu. Perempelan unas dilakukan sampai dengan pembentukan cabang. Cabang yang dipelihara adalah cabang produktif.

5.    Sanitasi lahan meliputi pengendalian rumput dan air. Pengairan dilakukan seminggu sekali. Pemupukan meliputi pupuk akar dan pupuk daun.pupuk akar dilakukan pada umur 15,30,45,60 dan 75 hst. Pupuk daun dengan kandungan nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 dan 21 hst. Sedangakan kandungan phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan pada umur 30 dan 60 hst.

6.    Penyakit pada tanaman terong meliputi rebah semai, layu bakteri, layu fosarium, busuk phyptotora, bercak daun dan antraknosa. Hama pada tanaman terong antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, kembang kuning dan lalat buah.

7.    Buah terong bermanfaat sebagai sumber vitamin, mengurangi resiko seranagn jantung, mencegah aterosklerosis, menurunkan hipertensi, penurun kolesterol dan mencegah diabetes

 

 

B. Saran

Berdasarkan penelitian budidaya terong yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan :

1.        Perlu dilakukan penelitian tentang cara lain budidaya terong misalnya memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam dipot atau polibag.

2.        Perlu dilakukan penelitian tentang cara dan proses pemanfaatan terong.

3.        Dapat menjadi masukan pada masyarakat tentang budidaya dan manfaat terong.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://kinagatha.blogspot.co.id/2013/03/makalah-budidaya-dan-manfaat-terong.html

http://klpian.blogspot.co.id/2013/11/rku-rencana-kerja-usaha-terong-ungu.html

http://desalajo.blogspot.co.id/

http://www.stokistnasa.com/2015/09/cara-budidaya-terong.html#more