Friday 18 December 2015

PELAPUKAN KIMIA

PELAPUKAN KIMIA

Pelapukan kimia menyebabkan mineral terlarut dan mengubah sturkturnya sehingga mudah terfragmentasi. Perubahan daya larut (solubility)  disebabkan oleh solution (oleh air), hidrolisis, karbonasi, dan oksidasi-reduksi. Perubahan struktur disebabkan oleh hidrasi dan oksidasi-reduksi. Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin.

1.      Solution

Terlarutnya bahan padat ke cairan menjadi ion yang dapat larut yang dikellilingi oleh molekul cairan (air).

Contoh :

 

NaCl                  +   H2O                     ®        Na+, Cl-, H2O

 (Garam mudah larut)         air                         (ion terlarut,dikelilingi air)

 

2.      Hidrolisis

Reaksi suatu substansi dengan air yang membentuk hidroksida dan substansi baru lain yang lebih mudah terlarut dari substansi asalnya. Hidrolisis merupakan salah satu reaksi pelapukan yang terpenting yang menyebabkan perubahan profil tanah.

Contoh :

 

KAlSi3O8    +                   HOH               ®     HAlSi3O8     +     KOH

(ortoclase, sangat                                                 (clay silikat)   (sgt mudah terlarut)

lambat keterlarutannya)

 

3.      Karbonasi

Reaksi senyawa dengan asam karbonat (asam karbonat merupakan asam lemah yang diproduksi dari gas CO2 yang terlarut dalam air).

Contoh :

CO2 + H2O           ®   H2CO3  ® H+   + HCO3-

CaCO3               +      H+     + HCO3-            ®      Ca (HCO3)2

(kalsit,sedikit larut)                                                         mudah larut

 

Hidrolisis dan karbonasi merupakan proses pelapukan kimia yang paling efektif dan juga dalam pembentukan tanah.

 

4.      Reduksi

Proses kimia dimana muatan negatif naik, sedang muatan positif turun.

Contoh:

CaSO4 (keras) dilarutkan dalam air menjadi CaSO4.2H2O (lebih lunak).

 

5.      Oksidasi

Kehilangan elektron atau penggabungan senyawa dengan oksigen. Mineral yang teroksidasi meningkat volumenya karena penambahan oksigen dan umumnya lebih lunak. Perubahan bilangan oksidasi juga menyebabkan ketidakseimbangan muatan listrik sehingga lebih mudah “terserang” air dan asam karbonat. Oksidasi dan reduksi merupakan proses yang selalu bersama.

Contoh :

         4FeO                         +    O2              «       2Fe2O3

[ferro oksida, Fe(II)]                                   [ferri oksida,Fe (III)]

 

Besi dalam mineral primer dapat bereaksi dengan oksigen yang menyebabkan bertambahnya ukuran mineral sehingga mineral tsb dapat pecah. Pertambahan ukuran didukung oleh proses hidrasi, dimana molekul besi oksida dikelilingi oleh oksigen. Total volume mineral menjadi sangat tinggi akan tetapi ikatannya lemah shg mudah terlapukkan.

 

6.      Hidrasi

Kombinasi kemikalia padat, seperti mineral atau garam, dengan air. Hidrasi menyebabkan perubahan struktur mineral, meningkatkan volumenya, kemudian menyebabkan mineral lebih lunak dan mudah terdekomposisi.

Contoh :

2Fe2O3   +   3H2O       ®    2Fe2O3.3H2O

hematit                                                limonit

 

7.      Hidrolisa

Dissosiasi, yaitu penguraian air atas ion-ion H+ yang lepas dan ion-ion OH-.

Contoh:

 persenyawaan orthoklas dan hidroksil.

K Al Si3O8 + HOH →  H Al Si3O8 – KOH

8.      Dolina

Dolina adalah lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau kerena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan Seribu. Puncak-puncak pada dolina adalah sisa pelarutan, sedangkan lembahnya adalah dolina-dolina yang lebur.

 

9.      Gua dan sungai bawah tanah

Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah-celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai bawah tanah.

 

10.  Stalaktit dan stalkmit

Stalaktit adalah kerucut-kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnya stalktit dan stalakmit di Gua Tabuhan dan Gua Gong di Pacitan, Jawa timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa tengah.