Sunday, 8 November 2015

karyacom.Birayang Makalah Pola Hidup Sederhana

Media Cetak

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar belakang masalah.

Pendidikan Al-Qur’an dan Hadist di Madrasah Aliyah sebagai landasan yang integral dari pendidikan Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadist memiliki kontribusi dalam memberikan motifasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan kegamaan (tauhid) dan Ahlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadist adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yanbg dimaksud untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga dapat diwujudkan dalam pertilaku sehari – hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.

 

1.2  Rumusan Masalah.

Bagaimana memahami ayat-ayat Al-qur’an dan hadist tentang pola  hidup ?

 

1.3 Tujuan penulisan.

Sejalan dengan persoalan yang telah dikemukakan diatas, penulisan makalah  ini bertujuan untuk :

1.      Untuk mengetahui Telaa’ah materi Al-quran Hadist

2.      Memberikan penjelasan tentang surah-surah yang akan dipelajari.

3.      Dapat mengetahui metode yang tepat dilakukan dalam pembelajaran.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Al-qur’an surah Al-qashas ayat 79-82.

79.  Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[1139]. berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang Telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

80.  Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".

81.  Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

82.  Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar dia Telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".

 

[1139]  menurut mufassir: Karun ke luar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya.

 

a.   Isi kandungan ayat.

Ayat diatas (79) mengandung makna suatu kisah terdahulu, yaitu qarun yg hidup dengan bergelimang harta. Namun sayangnya, harta yang melimpah itu membuat Qarun lupa diri dan menjadi takabur. Dia mengatakan bahwa hartanya yang banyak itu berkat hasil usahnaya semata, bukan karena rahmat Allah.

Qarun berhasil memperdaya sebagian masyarakat dan diantara mereka ada yang berkata “ Alangkah senangnya seandainya kita duberi harta yang melimpah seperti Qarun, kita dapat menikmati hidup ini dengan sepuas-puasnya”.

Pada ayat berikutnya(80) orang yang mmepunyai ilmu dan akal ssehat tidak tertarik oleh harta yang dipamerkan oleh Qarun.mereka mengatakan pahala Allah jauh lebih penting dan bernilai daripada harta melimpah bagi orang yang beriman dan beramal sholeh.

Selanjutnya (ayat 81-82), Allah menegaskan bahwa akibat kesombongan dan ketakaburannya, Qarub ditenggelamkan beserta seluruh hartanya kedasar bumi. Atas kejadian tragis itu, masyarakat yang sebelumnya menginginkan harta melimpah seperti yang dimiliki Qarun menjadi sadar dan kembali bertobat kepada Allah.

b.      Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat.

Islam tidak melarang umatnya memiliki harta sebanyak-banyaknya, bahkan sangat dianjurkan untuk berusaha keras mendapatkan harta yang halal dan menggunakannya sesuai dengan petunjuk Allah. Perilaku kehidupan orang yang mengamalkan isi kandungan ayat diantaranya sebagai berikut:

·            Tidak bersikap sombong dengan harta yang dimilikinya.

·            Menjadikan harta sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT.

·            Menjadikan harta sebagai media untuk mencari ilmu.

·            Menghindari sikap boros.

 

c.   Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa sebagaimana terkandung dalam ayat diatas.

·          Tanamkan keyakinan bahwa harta hanya titipan dari Allah dan suatu saat akan kembali kepada-Nya.

·          Tanamkan keyakinan bahwa harta akan membawa manfata dan berkah jika digunakan dengan petunjuk Allah dan jika tidak akan membawa adzab dan bencana.

·          Tanamakan keyakinan bahwa didalam harta yang kita miliki ada hak kaum duafa.

 

B. QS. AL-ISRA’: 26-27

26.  Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

27.  Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

a.      Isi kandungan ayat.

Ayat-ayat diatas (26-27) mengandung makna bahwa Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan hak orang lain terutama kaum kerabat terdekat kita sanak family, dan keluarga. Diantara hak-hak itu adalah menyambung silaturrahmi dengan mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, baik bantuan materi maupun inmateri. Selain itu diperintahkan untuk memberikan bantuan kepada kaum duafa, seperti fakir miskin, anak-anak yatim, orang terlantar, anak jalanan, dan sebagainya.

Allah melarang kita melakukan perbuatan boros, yaitu perilaku menghamburkan harta tanpa ada guna dan manfaatnya. Allah menggolongkan perilaku boros kedalam perilaku setan yang keji dan tidak bermoral.

Pada ayat (29-30) Allah mengingatkan kita agar tidak berperilaku kikir. Allah menyebutnya dengan menjadikan tangan terbelenggu diatas leher, maksudnya agar manusia tidak berlaku kikir, pelit atau medit kepada sesama, sehingga menyebabkan kita lupa bahwa dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain.

Dalam hal ini, Allah mengajarkan kepada kita untuk bersikap perilaku sederhana, yaitu membelanjakan harta termasuk bersedekah secukupnya, Allah melarang umatnya untuk membelanjakan hartanya dengan boros.

b.  Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat.

Diantara sikap perilaku orang yang menyantuni kaum duafa yang terkandung dalam ayat di atas adalah sebagai berikut:

·            Perilaku belas kasih terhadap orang lemah.

·           Perilaku tidak boros.

·           Perilaku benci menjadi teman setan.

·           Perilaku benci terhadap perbuatan ingkar kepada Allah SWT.

·           Perilaku hemat dan cermat.

 

c . menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa seperti terkandung dalam ayat diatas.

Untuk dapat mempraktikan perilaku demikian itu, hendaknya memperhatikan terlebih dhaulu beberapa hal berikut ini:

1.     Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati agar kamu tidak mudah tergoda setan yang selalu membujuk manusia agar kikir.

2.     Tanamkan keyakinan bahwa harta itu hanya titipan Allah, yang suatu saat akan dipergulirkan oleh-Nya.

3.     Tanamkan keyakinan bahwa menyantuni kaum duafa merupakan perintah Allah.

4.    Tanamkan keyakinan bahwa harta tidak akan berkurang nilainya dimata Allah.

 

C. AL-BAQARAH : 177

177.  Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

 

a.  Isi kandungan ayat.

Iman tidak hanya keyakinan dan pengakuan, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku yang selaras dengan makna dan tujuan keimanan itu sendiri. Sehingga keimanan seseorang dapat dirasakan manfaatnya bagi orang lain dan dapat mmeberikan manfaat baik bagi dirinya maunpun bagi sesamanya. Misalnya rajin melaksanakan shalat lima waktu, membayar zakat dan menyayangi alam lingkungan dan sebaginya.

b.   perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas.

Sikap perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa seperti yang terkandungan dalam ayat diatas, dapat diidentiifkasi sebagai berikut:

·           Perilaku mengaplikasikan keimanan dalam kehidupan nyata.

·           Perilaku gemar berderma.

·           Perilaku sabar dalam menerima musibah.

·           Perilaku jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan.

·           Perilaku mengamalkan nilai-nilai keimanan dalam bentuk tindakan dan perbuatan.

D. Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa seperti terkandung dalam ayat diatas.

             Untuk dapat mempraktikan perilaku demikian itu, hendaknya memperhatikan terlebih dhaulu beberapa hal berikut ini:

·           Tanamkan keimanan  yang kuat dalam hati, sebab setan selalu menggoda manusia agar tidak memberikan apapun yang dilikinya kepada orang lain

·           Berlindunglah kepada Allah, dari sifat-sifat kikir, boros, dan sikap perilaku menumpuk-menumpuk harta.

·           Jangan menganggap harta sebagai tumpuan kebahagiaan hidup di dunia.

·           Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa Allah akan mempergulirkan nasib semua hamba-Nya setiap saat.

·           Mulailah bersikap perilaku menyantuni kaum duafa sekarang juga agar kelak setelah dewasa menjadi terbiasa.

E.   Hadis tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni kaum duafa.

عن ابي كريمة المقداربن معد يكرب رضي الله عنه قال: سمعت ر سول الله صلي الله عليه وسلم يقول: ماملآ ادمئ و عا ء شرا من بطنه بحسب ابن ادم لقيمات يقمن صلبه فان كان لا محا لة فثلث لطعا مه و ثلث لشرابه و ثلث لنفسه ( ر واه التر مذ ي )

قال ر سو ل ا لله صلي ا لله عليه و سلم ليس المؤ من با لذي يشبع وجا ر ه جا ئع الي جنبه ( رواه البخا ري)

Artinya:

“ dari Abi Karimah, yaitu Miqdar bin Ma’dikariba; saya mendengar Rasulluallah saw, bersabda: anak adam yang mengisi penuh suatu tempat, tidak akan lebih berhaya daripada mengisi perutnya sendiri. Bagi anak Adam, cukup beberapa suap makanan untuk dapat menegakkan tulang iganya. Jika dia harus demikian (makan lebih banyak dari itu), maka sepertiga untuk makannya, sepertiga unuk minumnya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (H.R. Turmudzi).

“ Rasulluallah saw, bersabda tidak termasuk orang, mukmin orang yang kenyang sementara tetangganya lapar di dekatnya.” (H.R. Bukhori).

 

a.    Isi kandungan hadist.

Hadist diatas mengandung makna bahwa kita tidak boleh mengisi perut sampai penuh. Rasulluallah mengajarkan kepada kita agar tidak makan sebelum lapar dan ketika makan jangan sampai kekenyangan. Anak adam hendaknya makan beberapa suap saja, artinya secukupnya sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Dalam hadist kedua, kita diperintahkan tidak hanya memikirkan diri sendiri, tidak sempurna iman seorang yang hanya makan sendiri, sedangkan tetangganya kelaparan.

b.   Perilaku orang yang mengamalkan hadist.

·       Sederhana dalam makan dan minum.

·       Sederhana dalam membelanjakan harta.

·       Sederhana dalam bersikap dan berperilaku.

·       Peduli terhadap sesama.

c.    Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa sebagaimana terkandung dalam hadist diatas.

·      Tanamkan keimanan yang kuat agar tidak tergoda oleh setan.

·       Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki perilaku sederhana agar kita dapat meneladaninya.

·      Hindari pergaulan dengan orang-orang yang boros dan tidak peduli sesama agar tidak terpengaruh oleh pergaulannya.

·      Biasakan mengatur pola makan dan pola hidup sehat.

 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Islam tidak melarang umatnya memiliki harta sebanyak-banyaknya, bahkan sangat dianjurkan untuk berusaha keras mendapatkan harta yang halal dan menggunakannya sesuai dengan petunjuk Allah. Perilaku kehidupan orang yang mengamalkan isi kandungan ayat diantaranya sebagai berikut:

·       Tidak bersikap sombong dengan harta yang dimilikinya.

·       Menjadikan harta sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT.

·       Menjadikan harta sebagai media untuk mencari ilmu.

·       Menghindari sikap boros.

Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa, hendaknya memperhatikan terlebih dhaulu beberapa hal berikut ini:

1.         Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati agar kamu tidak mudah tergoda setan yang selalu membujuk manusia agar kikir.

2.         Tanamkan keyakinan bahwa harta itu hanya titipan Allah, yang suatu saat akan dipergulirkan oleh-Nya.

3.         Tanamkan keyakinan bahwa menyantuni kaum duafa merupakan perintah Allah.

4.        Tanamkan keyakinan bahwa harta tidak akan berkurang nilainya dimata Allah.

Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa        , hendaknya memperhatikan terlebih dhaulu beberapa hal berikut ini:

·           Tanamkan keimanan  yang kuat dalam hati, sebab setan selalu menggoda manusia agar tidak memberikan apapun yang dilikinya kepada orang lain

·           Berlindunglah kepada Allah, dari sifat-sifat kikir, boros, dan sikap perilaku menumpuk-menumpuk harta.

·           Jangan menganggap harta sebagai tumpuan kebahagiaan hidup di dunia.

·           Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa Allah akan mempergulirkan nasib semua hamba-Nya setiap saat.

·           Mulailah bersikap perilaku menyantuni kaum duafa sekarang juga agar kelak setelah dewasa menjadi terbiasa.

 

 

B. DAFTAR PUSTAKA

 

H.A. Wahid sy. 2008. Al-qur’an Hadist Madrasah Aliyah kelas XI Semester I dan II. Bandung: CV Armico.

H.A. Wahid sy. 2008. Al-qur’an Hadist Madrasah Aliyah kelas XII Semester I dan II. Bandung: CV Armico.