KARYA KOMPUTER BIRAYANG
DAFTAR ISI
Halaman judul.............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar isi....................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. Pengertian
Adab ....................................................................................... 2
B.
Dalil Al Qur’an ........................................................................................... 2
C.
kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua ........ 3
D.
Hadist ......................................................................................................... 4
E. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat
dan patuh kepada orang tua ......................................................................... 6
BAB III PENUTUP
8
A. Kesimpulan.................................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam telah mengajarkan kepada kita agar taat dan berbakti kepada orang tua, mengingat banyak dan besarnya pengorbanan serta kebaikan orang tua terhadap anak, yaitu memelihara dan mendidik kita Sejak kecil tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak mengharapkan balasan sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan tetapi orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu seorang anak memiliki macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya menempati urutan kedua setelah Allah Swt, dan kita juga dilarang durhaka kepada orang tua.
Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat menghormati, saling menghargai satu sama lain, dalam keluarga sangatlah penting di tanamkan abad dan tatakrama yang sopan terhadap kedua orang dan santun apabila berbicara terhadap keduanya.
Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran tentang adab atau prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak dengan orang tua tiada jarak yang memisahkan seperti layaknya teman sebaya, murid dengan guru sudah tidak bisa lagi dibedakan baik dalam perkataan, perbuatan ataupun prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang seakan-akan tidak mencerminkan prilaku seorang guru ataupun peserta didik. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita temukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kaidah islamiyyah yang menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati. Dalam berkehidupan saling berdampingan dalam satu kawasan ataupun daerah individualisme lah yang sering dimunculkan di mana rasa gotong royong, membantu satu sama lain sudah sangat sulit sekali kita temukan, terlebih di kota-kota besar yang memang notabene memiliki beragam etnis, kebiasaan, dan budaya yang berbeda beda.
Dengan adanya makalah ini penyusun mencoba menjelaskan tentang pandangan islam tentang adab/tatakrama/ prilaku yang seharusnya dijunjung tinggi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas
A. Pengertian Adab
B. Dalil Al Qur’an
C. kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua
D. Hadist
E. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Adab
Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti, akhlak. M.Sastra Praja menjelaskan bahwa, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.Sedangkan menurut istilah Adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah dan manusia apabila ia memiliki adab dan budi pekerti yang baik.
Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak merasa sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah swt. Sifat-sifat tersebut telah dimiliki Rasulullah saw. Secara utuh dan sempurna.
Menurut Imam al-Ghazali akhlak mulia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh para utusan Allah swt. yaitu para Nabi dan Rasul dan merupakan amal para shadiqin. Akhlak yang baik itu merupakan sebagian dari agama dan hasil dari sikap sungguh-sungguh dari latihan yang dilakukan oleh para ahli ibadah dan para mutaqin.
B. Dalil Al Qur’an
Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan beriman kepada Allah, antara lain :
Artinya : “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra 23)
Artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. al-Isra: 24)
Surat Al-Isra ayat 23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan berkarakter. Definisi dari karakter adalah satu kesatuan yang membedakan satu dengan yang lain atau dengan kata lain karakter adalah kekuatan moral yang memiliki sinonim berupa moral, budipekerti, adab, sopan santun dan akhlak. Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa Al-Qur’an dan Sunah. Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah filsafat. Kembali kepada pengertian dari Surah Al-Isra ayat 23 disebutkan bahwa yang pertama Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menyembah Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.yang kedua, kita harus berbakti kepada orang tua. Lalu pada ayat 24 disebutkan bahwa anak hendaknya mendoakan kedua orang tuanya. Ulama menegaskan bahwa doa kepada kedua orang tua yang dianjurkan adalah bagi yang muslim, baik yang masih hidup atau telah meninggal. Sedangkan bila ayah atau ibu yang tidak beragama islam telah meninggal, maka terlarang bagi anak untuk mendoakannya. Dari penjelasan di atas sangat jelas bahwa ketika kita menghargai dan menyayangi orang tua kita dengan baik maka akan menumbuhkan akhlak serta moral yang baik pula bagi anak sedangkan jikalau kita acuh maka akan timbuh akhlak dan moral yang tidak baik. Dengan kata lain, hal ini sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter. Antara orangtua sebagai pendidik dan anak. Segala sesuatu yang diajarkan dengan baik pada mulanya akan menanamkan karakter yang baik pula pada anak. Untuk itu berbakti kepada orang tua merupakan suatu cara yang harus dilakukan.
C. kriteria yang menunjukkan bentuk bakti
seorang anak kepada kedua
Ada
1. Tidak ada komentar yang tidak mengenakkan dikarenakan melihat atau tercium dari kedua orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi memilih untuk tetap bersabar dan berharap pahala kepada Allah dengan hal tersebut, sebagaimana dulu keduanya bersabar terhadap bau-bau yang tidak enak yang muncul dari diri kita ketika kita masih kecil. Tidak ada rasa susah dan jemu terhadap orang tua sedikit pun.
2.
Tidak menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan
yang menyakitkan.
3.
Mengucapkan ucapan yang lemah lembut kepada keduanya diiringi
dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan kepada keduanya. Tidak
memanggil keduanya langsung dengan namanya, tidak bersuara keras di hadapan
keduanya. Tidak menajamkan pandangan kepada keduanya (melotot) akan tetapi
hendaknya pandangan kita kepadanya adalah pandangan penuh kelembutan dan
ketawadhuan.
Urwah mengatakan jika kedua orang tuamu melakukan sesuatu yang menimbulkan kemarahanmu, maka janganlah engkau menajamkan pandangan kepada keduanya. Karena tanda pertama kemarahan seseorang adalah pandangan tajam yang dia tujukan kepada orang yang dia marahi.
4. Berdoa memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai balasan kasih sayang keduanya terhadap kita.
5. Bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri kepada keduanya, dengan menaati keduanya selama tidak memerintahkan kemaksiatan kepada Allah serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.
Perintah
Allah untuk berbuat baik kepada orang tua itu bersifat umum, mencakup hal-hal
yang disukai oleh anak ataupun hal-hal yang tidak disukai oleh anak. Bahkan sampai-sampai
al-Qur’an memberi wasiat kepada para anak agar berbakti kepada kedua orang
tuanya meskipun mereka adalah orang-orang yang kafir.
Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Lukman:15).
D. Hadist
Hadis Abdullah ibnu Umar
tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.
عَنْ عَبْدُ
الله بن
عَمْرٍو رضي
الله عنهما
قال قال رسولُ
الله صلى الله
عليه وسلم:
رِضَى اللهُ
فى رِضَى
الوَالِدَيْنِ
و سَخَطُ الله
فى سَخَطُ
الوَالِدَيْنِ
( اخرجه الترمذي
وصححه ابن
حبان والحاكم)
Artinya:
dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “
Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu
terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih
oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
Ridhonya Orang Tua adalah Ridho-Nya Allah, Murkanya Orang Tua adalah Murka-Nya Allah.
Sebagai seorang anak, sebaiknya kita
selalu mengharap keridoan dari keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya,
sepanjang tidak untuk berbuat maksiat. Juga anak harus selalu mementingkan
keduanya dengan mendahulukan keinginan– keinginannya dari pada kepentingan dan
keinginan pribadi .
Pernahkah anda membayangkan saat pulang kerumah mendapati orang tua kita sudah
terbaring kaku dibungkus dengan kain kafan. Perasaan menyesal terbesit dalam
hati karena sebagai anak belum cukup berbakti. Untuk itu tunaikanlah kewajiban
kita selagi kedua orang tua masih hidup. Berbuat baiklah pada kedua orang tua.
Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran, bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini menunjukan bahwa berbakti kepada Kedua orang tua (Ibu – Bapak) adalah wajib. Anak berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang harus ditunaikan semaksimal mungkin. Apalagi jkia sering menyakitinya dengan cara membantah dan berkata kasar pada mereka. Termasuk durhaka kepada kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan hal yang baik kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan. Kemudian bagaimanakah kita sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar kepadanya.
Hadis Al-Mughirah bin
Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka kepada ibu, menolak kewajiban,
meminta yang bukan haknya.
عن
المغيرة بن
شعبة قال
النبي صلى
الله عليه وسلم
: ان الله حرم
عليكم عقوق
الامهات ووأد
البنات ومنع
وهات وكره لكم
قيل وقال
وكثرة السؤال
واضاعة المال
(اخرجه البخاري)
Artinya: dari
Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh
Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta
yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci
orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.
Setelah orang muslim mengetahui hak
kedua orang tua atas dirinya dan menunaikannya dengan sempurna karena mereka
mentaati Allah Ta’ala dan merealisir wasiat-Nya, maka juga menjaga etika-etika
berikut ini terhadap kedua orang tuanya :
1.
Taat kepada kedua
orang tua dalam semua perintah dan larangan keduanya, selama di dalamnya tidak
terdapat kemaksiatan kepada Allah, dan pelanggaran terhadap syariat-Nya, karena
manusia tidak berkewajibab taak kepada manusia sesamanya dalam bermaksiat
kepada Allah, berdasarkan dalil-dalil berikut :
2.
Hormat dan menghargai
kepada keduanya, merendahkan suara dan memuliakan keduanya dengan perkataan dan
perbuatan yang baik, tidak menghardik dan tidak mengangkat suara di atas suara
keduanya, tidak berjalan di depan keduanya, tidak mendahulukan istri dan anak
atas keduanya, tidak memanggil keduanya dengan namanya namun memanggil keduanya
dengan panggilan, “Ayah, ibu,” dan tidak berpergian kecuali dengan izin dan
kerelaan keduanya.
3. Berbakti kepada keduanya dengan apa saja yang mampu ia kerjakan, dan sesuai dengan kemampuannya, seperti memberi makan-pakaian keduanya, mengobati penyakit keduanya, menghilangkan madzarat dari keduanya, dan mengalahkan untuk kebaikan keduanya.
4. Menyambung hubungan kekerabatan dimana ia tidak mempunya hubungan kecuali dari jalur kedua orang tuanya mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji (wasiat), dan memuliakan teman-teman keduanya.
E. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang tua
1. Pengertian Birrul Walidain
Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain. Birru atau al-birru artinya kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. Jadi, Birrul Walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.
2. Kedudukan Birrul Walidain
Birrul Walidain mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam. Allah dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa, sehingga berbuat baik pada keduanya juga menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada keduanya menempati posisi yang sangat hina. Karena mengingat jasa ibu bapak yang sangat besar sekali dalam proses reproduksi dan regenerasi umat manusia.
Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan mendidik anaknya. Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung tapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan dan mendidik anaknya, sehingga mempu berdiri bahkan sampai waktu yang sangat tidak terbatas.
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau si anak dituntut untuk berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan dilarang untuk mendurhakainya.
3. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
Adapun bentuk-bentuk Birrul Walidain di antaranya:
- Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh orang tua dalam nasihat, dan perintahnya selama tidak menyuruh berbuat maksiat atau berbuat musyrik, bila kita disuruhnya berbuat maksiat atau kemusyrikan, tolak dengan cara yang halus dan kita tetap menjalin hubungan dengan baik.
- Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat, sopan santun, baik dalam tingkah laku maupun bertutur kata, memuliakan keduanya, terlebih di usia senja.
- Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah lainnya. Selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam.
- Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua terutama ibu. Dan mengerjakan pekerjaan rumah.
- Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirta.
- Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
- Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.
- Setelah orang tua meninggal dunia, Birrul Walidain masih bisa diteruskan dengan cara antara lain:
– Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya
– Melunasi semua hutang-hutangnya
– Melaksanakan wasiatnya
– Meneruskan sillaturrahmi yang dibinanya sewaktu hidup
– Memuliakan sahabat-sahabatnya
– Mendoakannya.
4.Doa Anak untuk Orang Tua
Seorang anak yang ingin mendoakan kedua orang tuanya dapat mengambil contoh dari ayat suci Alquran yaitu, doa Nabi Ibrahim as ketika mengajukan permohonan kepada Allah Swt agar dapat lah kiranya Allah memberi ampunan pada kedua orang tuanya dari dosa-dosa yang telah mereka perbuat.
Doa Nabi Ibrahim as dalam Q.S.Ibrahim:41
- Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
Permohonan Nabi Ibrahim dalam Q.S. Al-Israa’: 24
- dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
5. ‘Uququl Walidain
‘Uququl Walidain artinya mendurhakai kedua orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua adalah dosa besar yang dibenci oleh Allah Swt, sehingga adzabnya disegerakan oleh Allah di dunia ini. Hal ini mengingat betapa istimewanya kedudukan kedua orang tua dalam ajaran Islam dan juga mengingat betapa besarnya jasa kedua orang tua terhadap anaknya, jasa itu tidak bisa diganti dengan apapun.
Adapun bentuk pendurhakaan terhadap orang tua bermacam-macam dan bertingkat-tingkat, mulai dari mendurhaka di dalam hati, mengomel, mengatakan “ah” ( uffin, berkata kasar, menghardik, tidak menghiraukan panggilannya, tidak pamit, tidak patuh dan bermacam-macam tindakan lain yang mengecewakan atau bahkan menyakitkan hati orang tua.) di dalam Q.S. A-Israa:23 di ungkapkan oleh Allah dua contoh pendurhakaan kepada orang tua yaitu, mengucapkan kata “uffin” dan menghardik ( lebih-lebih lagi bila kedua orang tua sudah berusia lanjut)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti, akhlak. M.Sastra Praja menjelaskan bahwa, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.Sedangkan menurut istilah Adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah dan manusia apabila ia memiliki adab dan budi pekerti yang baik.
1. Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama.
2. Bahwa ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua.
3. Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih tersebut.
4. Dengan berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur.
5. Manfaat dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di dalam hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak akan masuk surga. Maka kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yang berbuat baik kepada kedua orang tua akan dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ke jannah (surga).
Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran, bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini menunjukan bahwa berbakti kepada Kedua orang tua (Ibu – Bapak) adalah wajib. Anak berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang harus ditunaikan semaksimal mungkin. Apalagi jkia sering menyakitinya dengan cara membantah dan berkata kasar pada mereka.
Termasuk durhaka kepada kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan hal yang baik kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan. Kemudian bagaimanakah kita sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar kepadanya.
B. SARAN
Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu mengharap keridoan dari keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk berbuat maksiat. Juga anak harus selalu mementingkan keduanya dengan mendahulukan keinginan– keinginannya dari pada kepentingan dan keinginan pribadi .
DAFTAR PUSTAKA
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/bakti-pada-orang-tua.html
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/01/peran-orangtua-dalam-upaya-pencegahan.html
http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/bakti-kepada-orang-tua.html