Friday, 8 September 2017

Makalah metode penelitian geografi


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Latar belakang penelitian adalalah uraian yang dikemukakan oleh peneliti untuk mengantarkan pembaca dalam rangka memahami posisi akademis peneliti, bidang kajian yang akan dibahas serta permasalahan penelitian yang akan dikemukan. Latarbelakang penelitian dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu  pendahuluan dan pengatar penelitian.

Pengantar penelitian atau forewords merupakan uraian yang mengantarkan ungkapan dan ekspresi personal penulis terkait dengan kondisi emosional dan psikologikal yang dirasakan atau ditemukan penulis selama melaksanakan perancangan, pelaksanaan penelitian, analisa sampai tahap penulisan laporan ilmiah. Isi dari pengantar penelitian belum menyentuh hal subtansial dari sebuah penulisan ilmiah. Uraian pengantar penelitian pada latarbelakang penelitian diletakan pada awal bagian latarbelakang.

Pendahuluan atau introduction memuat empat hal pokok, yaitu (1) latarbelakang penelitian, (2) tujuan penelitian, (3) manfaat penelitian ,  dan (4) keaslian penelitian. Keempat hal tersebut tidak boleh memuat ekspresi pesonal sebagaimana termuat dalam bagian kata pengantar, bagian ini sudah menyentuh subtansi ilmiah.

Latar belakang penelitian memuat dua hal utama yaitu (1) latar belakang formal (formal background) dan (2) latar belakang material (material background). Kedua latarbelakang tersebut diterangkan kedalam 2 buah subjudul sebagai berikut:

Latar belakang formal

Latarbelakang formal merupakan uraian berisi tentang penjelasan yang disampaikan peneliti yang berkaitan dengan posisi akademis dan landasan filosofis keilmuan peneliti dalam menguraikan permasalahan penelitiannya. Latar belakang formal menjadi hal penting disebabkan memberi kejelasan mengenai bidang kajian yang digunakan serta pendekatan penelitian yang dijadikan sebagai landasan berpikir peneliti dalam melaksanakan penelitian. Suatu objek yang sama akan menghasilkan karya penelitian yang berbeda apabila bidang kajian disiplin ilmu juga berbeda.

Latar belakang material

Latarbelakang material masuk kedalam objek kajian yang merupakan subtansi dari penelitian. Latarbelakang material menguraikan dua pertanyaan utama (1) terkait dengan objek penelitian yaitu mengapa objek kajian itu diteliti atau apa arti pentingnya objek kajian tersebut diteliti? (2) terkait dengan lokasi penelitian “Dimana penelitian tersebut dilaksanan, kapan dan mengapa wilayah tersebut dipilih menjadi objek penelitian?”. Dengan menjawab dua pertanyaan tersebut peneliti diharapkan mengemukan permasalahan penelitian (research problem). Permasalahan merupakan hal mutlak dalam penelitian, hal ini juga disampaikan Leedy (1980) yang menyatakan no problems no research yang secara bahasa diartikan jika tidak ada permasalahan maka tidak ada penelitian. Penelitian dapat dilaksanakan apabila dimulai dengan identifikasi permasalahan.

 

 

B.     Rumusan Masalah

1.        Jelaskan apa pengertian dan sifat penelitian geografi  ?

2.        Sebutkan jenis-jenis penelitian geografi  ?

3.        Jelaskan langkah penelitian geografi ?

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.           Pengertian dan Sifat Penelitian Geografi

Penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran data untuk mencari pemecahan masalah geosfer.

Penelitian geografi memiliki ciri khas yang membedakan dengan penelitian bidang ilmu lain, yaitu menggunakan pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayah yang sudah dibahas di bab sebelumnya. Sifat-sifat penelitian geografi antara lain:

1.        Ilmiah, artinya penelitian menerapkan ilmu pengetahuan sebagai landasan teori dan menggunakan langkah-langkah penelitian yang tepat.

2.        Berbasis penemuan, penelitian berawal dari penemuan masalah di lingkungan geosfer yang kemudian diteliti dan diambil datanya.

3.        Berbasis pengembangan, kegiatan penelitian berusaha memperluas dan menganalisis lebih dalam terhadap suatu kajian geosfer.

4.        Menguji kebenaran, hasil penelitian yang telah dilakukan perlu diuji kebenarannya agar hasil lebih akurat dan dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.

5.        Memecahkan masalah, tujuan penelitian sebenarnya adalah untuk memecahkan suatu permasalahan geosfer.

 

 

B.     Jenis-Jenis Penelitian Geografi

Jenis penelitian geografi dapat dibedakan menurut tujuan, bentuk dan metode pelaksanaan, manfaat, serta metode penelitian, antara lain sebagai berikut:

1.      Berdasarkan Tujuan

Penelitian dilakukan sesuai dengan tujuan peneliti, misalnya dengan tuuan mencari hubungan sebab akibat suatu masalah geosfer, mendeskripsikan permasalahan geografi, dan menemukan penyebab terjadinya masalah geosfer. Jenis penelitian geografi berdasarkan tujuan sebagai berikut:

a.      Penelitian Eksplorasi adalah penelitian yang cara perolehan datanya dilakukan melalui metode wawancara, studi lapangan (observasi) dan studi pustaka. Rumusan hipotesis dan penarikan kesimpulan dalam penelitian eksploratif didasarkan atas hasil pengumpulan data obyek dan subyek penelitian.

Tujuan penelitian eksploratif adalah sebagai berikut:

1)      Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.

2)      Mengembangkan hipotesis bagi penelitian selanjutnya.

3)      Menggali suatu gejala yang masih baru atau belum pernah diketahui sebelumnya.

4)      Mengembangkan gagasan dasar mengenai suatu topic permasalahan baru.

5)      Memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam penelitian eksploratif sebagai berikut:

1)      Mencari dan mengetahui hubungan antara gejala social dan gejala fisik.

2)      Menemukan data empiris mengenai hubungan gejala social atau gejala fisik. Penggunaan empiris bertujuan untuk merumuskan hipotesis yang berkualitas dalam penelitian selanjutnya.

b.      Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan penyebab masalah geosfer sesuai fakta yang hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskripsi. Penelitian deskriptif merupakan kelanjutan penelitian eksploratif. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan alur sistematika dalam pemecahan masalah penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi.

c.       Penelitian Eksplanatif dilakukan untuk menemukan penyebab permasalahan geosfer dengan cara menguji hipotesis yang telah dirumuskan kemudian melakukan analisis perolehan data. Tujuan penelitian ini adalah menghubungkan pola-pola yang memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat dalam memecahkan permasalahan penelitian.

2.      Berdasarkan Bentuk dan Metode Pelaksanaan

a.      Studi Kasus, merupakan penelitian untuk memecahkan masalah geosfer yang dilakukan dengan cara melalui studi lapangan dan wawancara. Fenomena yang dikaji antara lain meliputi masyarakat, lingkungan dan ekosistem. Misalnya meneliti tentang pembangunan permukiman di pinggiran sungai Code yang berpotensi terkena banjir lahar dingin pada musim hujan dan dapat mengancam keselamatan warganya.

b.      Survei, merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis (kesimpulan sementara) dan mendeskripsikan hubungan antar variable. Kualitas hasil survei bergantung pada representatif (keterwakilan) sampel, tingkat kepercayaan data dan informasi dari responden.

c.       Eksperimen, bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variable dalam memecahkan suatu masalah. Penelitian ini biasanya membagi subyek penelitian menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Misalnya ingin meneliti tentang “pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa”. Maka peneliti membagi siswa menjadi dua, yaitu kelompok yang rutin membaca Al-Qur’an (kelompok eksperimen) dan siswa yang jarang membaca Al-Qur’an (kelompok control). Dengan demikian, melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner akan terlihat pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa. Apakah siswa yang rajin membaca Al-Qur’an hasil belajarnya akan lebih baik? Hasil penelitian akan menunjukkan perbedaan antara kelompok eksperimen dan control.

3.      Berdasarkan Manfaat Penelitian

a.      Penelitian Murni, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada. Penelitian ini dapat merujuk pada penelitian sebelumnya dan dapat pula dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini banyak digunakan di lingkungan akademis, misalnya skripsi, tesis dan disertasi. Peneliti diberi kebebasan dalam menentukan masalah yang akan diteliti.

b.      Penelitian Terapan, penelitian ini biasanya merupakan permintaan suatu pihak terhadap peneliti, sehingga peneliti tidak memiliki kebebasan penuh dalam menentukan topic yang akan diteliti. Misalnya, Dinas Perhubungan meminta peneliti untuk melakukan penelitian mengenai jalan di kota Yogyakarta yang rawan macet pada jam kantor untuk kepentingan perencanaan jalur MRT (Mass Rapid Transportation). Jurnal ilmiah merupakan bentuk penelitian terapan.

 

4.      Berdasarkan Metode Penelitian

a.      Penelitian Kualitatif, merupakan penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan secara mendalam mengenai hasil pengumpulan data di lapangan. Penelitian kualitatif disajikan dengan deskripsi atau kata-kata. Penelitian ini diterapkan pada beberapa kondisi antara lain:

1)      Masalah penelitian belum tergambar jelas;

2)      Ingin meneliti suatu fenomena secara mendalam;

3)      Ingin memahami interaksi social;

4)      Ingin memahami perasaan orang;

5)      Ingin mengembangkan teori yang sudah ada;

6)      Ingin memastikan kebenaran data, serta

7)      Ingin meneliti sejarah perkembangan.

b.      Penelitian Kuantitatif, penelitian yang menggunakan angka-angka dan statistic dalam analisisnya. Penelitian kuantitatif diterapkan pada beberapa kondisi antara lain:

1)      Masalah dalam penelitian sudah jelas, yaitu sudah ditampilkan pada proposal penelitian dalam bentuk data;

2)      Mencakup populasi yang luas dan banyak;

3)      Ingin mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap obyek penelitian;

4)      Ingin menguji hipotesis penelitian.

Penelitian kuntitatif dapat dibedakan menjadi dua: Penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis tentang karakteristik populasi dan hasil perolehan data penelitian. Penelitian kuantitatif inferensial, digunakan untuk mengetahui hubungan antar variable dengan pengujian hipotesis.

c.       Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

1)      Perspektif Teori

Penelitian kuantitatif berakar pada positivisme dengan penganjur utamanya Auguste Comte dan Emile Durkheim pada abad ke-l9. Para pengikutnya berupaya mencari penyebab suatu fenomena dan hubungannya dengan fenomena lain. Sedangkan penelitian kualitatif berakar pada fenomenologis dengan penganjur Max Weber dan Irwin Deutcher. Pandangan ini berusaha memahami perilaku manusia dari kerangka pikir dan tindak-laku orang-orang itu sendiri.

2)      Pendekatan

Penelitian kuantitatif mengharuskan peneliti untuk mengidentifikasi dan mengontrol variabel, memilih sampel, memberikan perlakuan, dan menganalisis hasil perlakuan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti melakukan observasi partisipan sehingga dapat memahami fenomena tertentu.

3)      Tujuan

Penelitian kuantitatif bertujuan untuk memberikan verifikasi dalam pengertian menguji/mengetes teori dengan perantaraan hipotesa dan menggunakan teknik stastistik. Penelitian kualitatif berupaya menemukan ciri-ciri/sifat fenomena dan mengelompokkannya. Dengan demikian diharapkan akan ditemui 'grounded theory'. Jadi, tujuannya adalah penemuan teori.

4)      Pengumpulan Data

Peneliti kuantitatif memasuki lapangan dengan sikap reduksionalis. Ini berarti baik variabel, sarnpel, hipotesis, maupun data yang dikumpulkan hanyalah yang benar-benar relevan dengan rancangan penelitian. Sebaliknya, peneliti kualitatif mengumpulkan data secara ekspansionalistis agar lebih memudahkannya memahami fenomena yang kompleks secara utuh.

5)      Rancangan/design

Penelitian kuantitatif didesain secara pasti atau ditentukan terlebih dahulu (preoriented) tanpa dapat diubah pada saat penelitian berlangsung (fixed). Sebaliknya, desain penelitian kualitatif bersifat lentur (elastis). Desain dapat berubah sesuai kenyataan di lapangan sehingga juga bersifat emergent.

 

C.    Langkah Penelitian Geografi

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009 : 3), sedangkan penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan langkah-langkah secara sistematis untuk memecahkan suatu permasalahan geografi yang meliputi ruang sebagai suatu region sebagai obyek penelitian (Nur Maharani, 2013 : 18).

1.      Menentukan Masalah

Penelitian dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian adalah memilih masalah yang akan diteliti. Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan (Sugiyono, 2009 : 52). Misalnya: Pegawai yang terbiasa menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan computer, maka akan terjadi masalah karena tidak terbiasa; Setiap pergantian menteri akan diikuti pergantian kebijakan pendidikan, sehingga siswa harus menyesuaikan dengan kebijakan yang baru.

Masalah yang dipilih dalam penelitian geografi harus memenuhi kriteria, antara lain:

a.         Masalah menyatakan hubungan antar dua variable, variable bebas mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variable terikat. Kedua variable ini harus saling berhubungan satu sama lain.

b.        Masalah dinyatakan dalam kalimat tanya.

c.         Masalah dapat diteliti dan memungkinkan adanya ketersediaan data.

Masalah yang dipilih untuk dijadikan bahan penelitian tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian. Penelitian yang baik adalah penelitian yang membahas mengenai masalah yang menarik untuk dikaji dan akan berguna untuk kepentingan masyarakat luas ataupun lembaga terkait dalam pengambilan keputusan.

 

2.      Menyusun Rumusan Masalah

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Jika masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dan yang terjadi, maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian, terdapat hubungan yang erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap perumusan masalah harus didasarkan pada masalah. Contoh rumusan masalah:

a.         Seberapa tinggi minat baca siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta?

b.        Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa dari sekolah negeri dan swasta?

c.         Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa?

3.      Menentukan Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Jika ada pertanyaan: Apa yang Anda teliti? Maka jawabannya berkenaan dengan variable penelitian.

Secara teoritis variable diartikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang memiliki “variasi” antara satu dengan yang lainnya. Tinggi, berat badan, usia, sifat, kedisiplinan, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk dan warna adalah atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu obyek.

Menurut hubungan antara satu variable dengan variable lain, maka macam-macam variable dapat dibedakan menjadi:

a.        Variable Independen (bebas): variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan dan timbulnya variable dependen.

b.        Variable Dependen (terikat): variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variable bebas.

c.         Variable Moderator: variable yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variable independen dan dependen.

d.        Variable Intervening: variable yang mempengaruhi hubungan antara variable independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diukur atau diamati. Variable ini merupakan penyela/antara yang terletak antara variable independen dan dependen, sehingga variable independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variable dependen.

Contoh: Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini ada variable antaranya, yaitu gaya hidup seseorang.

e.         Variable Kontrol: variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variable independen dan dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variable ini sering digunakan untuk melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan mengetik. Variable independennya pendidikan (SMA dan SMK). Variabel kontrol yang ditetapkan sama, misalnya: naskah yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama.

 

4.    Menentukan Landasan Teori

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah selanjutnya dalam proses penelitian adalah mencari teori-teori, konsep, dan generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian (Sumadi, 1990). Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori.

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang tersusun secara sistematik sehingga dapat berguna untuk menjelaskan fenomena (Cooper and Schindler, 2003). Secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a.       Fungsi menjelaskan (explanation), contohnya: jika besi dipanaskan akan memuai.

b.      Fungsi meramalkan (prediction), contohnya: jika besi dipanaskan hingga suhu 75°C berapa pemuaiaannya?

c.       Fungsi pengendalian (control). Contohnya: berapa jarak sambungan rel kereta api yang paling sesuai dengan iklim tropis di Indonesia agar pemuaiaan rel tidak mengganggu jalannya kereta api?

Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap serta mendalam dari berbagai sumber, sehingga landasan yang dijadikan pedoman teori menjadi kuat dan valid. Jumlah teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan akan tergantung pada permasalahannya. Semakin lengkap referensi yang digunakan, maka landasan teori semakin baik.

 

 

5.        Menyusun Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran berawal dari perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Selanjutnya variable-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan secara teoritis sesuai dengan landasan teori dan dapat pula merujuk pada penelitian yang relevan. Secara teoritis perlu dijelaskan pula hubungan antara variable bebas dan terikat, sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan jelas. Kemudian hubungan antar variable tersebut dianalisis dan dibandingkan, yang akan menghasilkan kerangka pemikiran. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut barulah dirumuskan hipotesis.

6.        Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis adalah langkah selanjutnya dalam penelitian setelah peneliti mengemukakan perumusan masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah tersebut dinyatakan dalam kalimat tanya. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengambilan data.

Penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif sifatnya eksploratif sehingga tidak merumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan nantinya akan ditemukan hipotesis.

 

 

 

7.        Menentukan Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang memiliki karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda lainnya. Populasi bukan hanya jumlah, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.

Misalnya, kita akan meneliti di sekolah X, maka sekolah X merupakan populasi karena memiliki sejumlah subyek (guru, siswa, karyawan) dan obyek (ruang kelas, perpustakaan, sarana belajar). Namun demikian, sekolah X juga memiliki karakteristik subyeknya, misalnya kompetensi guru, motivasi belajar siswa, disiplin kerja karyawan. Sekolah X juga memiliki karakteristik obyek, misalnya tata ruang kelas, kebijakan dan tata tertib sekolah. Semua ini adalah populasi karena dapat diteliti dan dijadikan sumber data.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dapat mencerminkan dan mewakili keseluruhan populasi. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat mengambil sampel yang benar-benar representative (mewakili).

 

8.             Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.

 

 

a.      Probability Sampling: teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:

b.      Nonprobability Sampling: teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi:

9.      Teknik  Pengumpulan Data

Pengumpulan data berdasarkan terkniknya antara lain sebagai berikut:

a.      Interview (wawancara): teknik pengumpulan data yang didasarkan pada self report (laporan diri sendiri) atau pada keyakinan diri sendiri. Jadi keterangan responden harus benar dan dapat dipercaya karena berdasarkan pengalaman pribadi mereka sendiri. Misal ingin meneliti tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia, sebaiknya yang menjadi responden adalah mantan pejuang yang mengalami perang secara langsung (jika masih hidup), bukan anak atau bahkan cucunya. Jika tidak ada lagi pejuang yang masih hidup, maka sebaiknya memilih ahli sejarah sebagai respondennya.

Keunggulan dari wawancara adalah peneliti dapat memperoleh keterangan secara mendalam dari responden, bahkan dalam prakteknya sering menemukan keterangan/hal-hal baru yang tidak diperkirakan sebelumnya.

b.      Kuesioner (angket): teknik pengumpulan data dengan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang akan dijawab/diisi oleh responden. Pertanyaan sebaiknya singkat, padat dan jelas; bahasa yang digunakan juga harus mudah dimengerti oleh responden; pertanyaan harus seimbang dan tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau yang jelek saja; penampilan fisik kuesioner harus rapi dan menarik. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah respondennya banyak dan tersebar di wilayah yang luas karena dapat dikirim lewat pos atau e-mail.

c.       Observasi: teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap orang, obyek alam, masyarakat, atau fenomena tertentu. Teknik observasi digunakan apabila penelitian yang dilakukan berhubungan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam. Proses pengamatan dilakukan secara menyeluruh agar data yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

 

10.         Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul perlu diolah agar keakuratan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

a.      Editing Data, yaitu kegiatan meneliti kembali (pemeriksaan) data yang telah terkumpul,  indicator yang perlu diteliti adalah sebagai berikut:

1)      Kelengkapan data sesuai daftar kebutuhan data

2)      Kesesuaian dan relevansi data hasil pengamatan dengan kebutuhan data

3)      Keseragaman data hasil penelitian, misalnya menggunakan satuan meter pada data hasil pengukuran obyek di lapangan.

Peneliti dapat memperbaiki data hasil penelitian, baik berupa data studi lapangan atau jawaban responden. Misalnya, responden lupa mengisi kolom jenis kelamin.

b.      Coding, pembuatan kode (coding) merupakan kegiatan pengklasifikasian data sesuai jenis dengan memberikan identitas angka atau huruf sehingga memudahkan pengolahan dan analisis data. Misalnya jenis kelamin laki-laki diberi identitas angka 1 dan perempuang dengan angka 2.

c.       Tabulasi Data, data yang sudah diklasifikasikan kemudian dimasukkan ke dalam tabel dengan maksud agar lebih mudah dibaca dan dianalisis.

 

11.    Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data dari responden dan sumber data lain terkumpul. Secara umum analisis data dapat dilakukan dengan:

a.      Deskriptif, yaitu menganalisis data dengan cara menggambarkan dan menjelaskan data yang sudah terkumpul secara apa adanya sesuai dengan yang ada di lapangan tanpa melakukan generalisasi atau kesimpulan secara umum. Umumnya digunakan untuk mengolah data kualitatif. Misalnya menjelaskan fenomena terjadinya banjir (gejala fisik) dan menjelaskan penyebab terjadinya urbanisasi ke kota-kota besar (gejala social).

b.      Statistik, yaitu analisis data menggunakan statistic untuk  menganalisis data sampel yang sudah terkumpul. Umumnya digunakan untuk mengolah data kuantitatif.

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

 

Penelitian geografi adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran data untuk mencari pemecahan masalah geosfer.

 

Jenis-Jenis Penelitian Geografi

Jenis penelitian geografi dapat dibedakan menurut tujuan, bentuk dan metode pelaksanaan, manfaat, serta metode penelitian, antara lain sebagai berikut:

1.        Berdasarkan Tujuan

2.        Berdasarkan Bentuk dan Metode Pelaksanaan

3.        Berdasarkan Manfaat Penelitian

4.        Berdasarkan Metode Penelitian

Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

1)        Perspektif Teori

2)        Pendekatan

3)        Tujuan

4)        Pengumpulan Data

5)        Rancangan/design

 

Langkah Penelitian Geografi

1.         Menentukan Masalah

2.         Menyusun Rumusan Masalah

3.         Menentukan Variabel Penelitian

4.         Menentukan Landasan Teori

5.         Menyusun Kerangka Pemikiran

6.         Perumusan Hipotesis

7.         Menentukan Populasi dan Sampel

8.         Teknik Pengambilan Sampel

9.         Pengolahan Data

10.     Analisis Data

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

https://www.facebook.com/notes/geografi-pgri-palembang/metode-penelitian-geografi-latar-belakang-penelitian/383391985029002

https://www.academia.edu/27405124/DESAIN_PENELITIAN_GEOGRAFI

https://www.academia.edu/8696879/Metode_Penelitian_Geografi_kelas_X?auto=download