BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Latar belakang penelitian adalalah
uraian yang dikemukakan oleh peneliti untuk mengantarkan pembaca dalam rangka
memahami posisi akademis peneliti, bidang kajian yang akan dibahas serta
permasalahan penelitian yang akan dikemukan. Latarbelakang penelitian dapat
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
pendahuluan dan pengatar penelitian.
Pengantar
penelitian atau forewords merupakan uraian yang mengantarkan ungkapan dan
ekspresi personal penulis terkait dengan kondisi emosional dan psikologikal
yang dirasakan atau ditemukan penulis selama melaksanakan perancangan,
pelaksanaan penelitian, analisa sampai tahap penulisan laporan ilmiah. Isi dari
pengantar penelitian belum menyentuh hal subtansial dari sebuah penulisan
ilmiah. Uraian pengantar penelitian pada latarbelakang penelitian diletakan
pada awal bagian latarbelakang.
Pendahuluan
atau introduction memuat empat hal pokok, yaitu (1) latarbelakang penelitian,
(2) tujuan penelitian, (3) manfaat penelitian ,
dan (4) keaslian penelitian. Keempat hal tersebut tidak boleh memuat
ekspresi pesonal sebagaimana termuat dalam bagian kata pengantar, bagian ini
sudah menyentuh subtansi ilmiah.
Latar belakang penelitian memuat dua hal
utama yaitu (1) latar belakang formal (formal background) dan (2) latar
belakang material (material background). Kedua latarbelakang tersebut
diterangkan kedalam 2 buah subjudul sebagai berikut:
Latar belakang
formal
Latarbelakang formal merupakan uraian
berisi tentang penjelasan yang disampaikan peneliti yang berkaitan dengan
posisi akademis dan landasan filosofis keilmuan peneliti dalam menguraikan
permasalahan penelitiannya. Latar belakang formal menjadi hal penting
disebabkan memberi kejelasan mengenai bidang kajian yang digunakan serta
pendekatan penelitian yang dijadikan sebagai landasan berpikir peneliti dalam
melaksanakan penelitian. Suatu objek yang sama akan menghasilkan karya
penelitian yang berbeda apabila bidang kajian disiplin ilmu juga berbeda.
Latar belakang
material
Latarbelakang material masuk kedalam
objek kajian yang merupakan subtansi dari penelitian. Latarbelakang material
menguraikan dua pertanyaan utama (1) terkait dengan objek penelitian yaitu
mengapa objek kajian itu diteliti atau apa arti pentingnya objek kajian
tersebut diteliti? (2) terkait dengan lokasi penelitian “Dimana penelitian
tersebut dilaksanan, kapan dan mengapa wilayah tersebut dipilih menjadi objek
penelitian?”. Dengan menjawab dua pertanyaan tersebut peneliti diharapkan
mengemukan permasalahan penelitian (research problem). Permasalahan merupakan
hal mutlak dalam penelitian, hal ini juga disampaikan Leedy (1980) yang
menyatakan no problems no research yang secara bahasa diartikan jika tidak ada
permasalahan maka tidak ada penelitian. Penelitian dapat dilaksanakan apabila
dimulai dengan identifikasi permasalahan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Jelaskan apa pengertian dan sifat
penelitian geografi ?
2.
Sebutkan jenis-jenis penelitian
geografi ?
3.
Jelaskan langkah penelitian geografi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Sifat Penelitian Geografi
Penelitian
geografi adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran data untuk mencari pemecahan masalah geosfer.
Penelitian
geografi memiliki ciri khas yang membedakan dengan penelitian bidang ilmu lain,
yaitu menggunakan pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayah yang sudah
dibahas di bab sebelumnya. Sifat-sifat penelitian geografi antara lain:
1.
Ilmiah,
artinya
penelitian menerapkan ilmu pengetahuan sebagai landasan teori dan menggunakan
langkah-langkah penelitian yang tepat.
2.
Berbasis
penemuan, penelitian berawal dari penemuan masalah di
lingkungan geosfer yang kemudian diteliti dan diambil datanya.
3.
Berbasis
pengembangan, kegiatan penelitian berusaha memperluas
dan menganalisis lebih dalam terhadap suatu kajian geosfer.
4.
Menguji
kebenaran, hasil penelitian yang telah dilakukan
perlu diuji kebenarannya agar hasil lebih akurat dan dapat digunakan sebagai
dasar penelitian selanjutnya.
5.
Memecahkan
masalah, tujuan penelitian sebenarnya adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan geosfer.
B.
Jenis-Jenis
Penelitian Geografi
Jenis penelitian
geografi dapat dibedakan menurut tujuan, bentuk dan metode pelaksanaan,
manfaat, serta metode penelitian, antara lain sebagai berikut:
1.
Berdasarkan
Tujuan
Penelitian dilakukan
sesuai dengan tujuan peneliti, misalnya dengan tuuan mencari hubungan sebab
akibat suatu masalah geosfer, mendeskripsikan permasalahan geografi, dan
menemukan penyebab terjadinya masalah geosfer. Jenis penelitian geografi
berdasarkan tujuan sebagai berikut:
a.
Penelitian
Eksplorasi adalah penelitian yang cara perolehan datanya
dilakukan melalui metode wawancara, studi lapangan (observasi) dan studi
pustaka. Rumusan hipotesis dan penarikan kesimpulan dalam penelitian
eksploratif didasarkan atas hasil pengumpulan data obyek dan subyek penelitian.
Tujuan penelitian eksploratif adalah
sebagai berikut:
1) Menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.
2)
Mengembangkan hipotesis bagi penelitian
selanjutnya.
3)
Menggali suatu gejala yang masih baru
atau belum pernah diketahui sebelumnya.
4)
Mengembangkan gagasan dasar mengenai
suatu topic permasalahan baru.
5) Memberikan
dasar bagi penelitian lanjutan.
Aspek
yang perlu diperhatikan dalam penelitian eksploratif sebagai berikut:
1) Mencari
dan mengetahui hubungan antara gejala social dan gejala fisik.
2) Menemukan
data empiris mengenai hubungan gejala social atau gejala fisik. Penggunaan
empiris bertujuan untuk merumuskan hipotesis yang berkualitas dalam penelitian
selanjutnya.
b.
Penelitian
Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan
penyebab masalah geosfer sesuai fakta yang hasil penelitiannya disajikan dalam
bentuk deskripsi. Penelitian deskriptif merupakan kelanjutan penelitian
eksploratif. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan alur sistematika
dalam pemecahan masalah penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi.
c.
Penelitian
Eksplanatif dilakukan untuk menemukan penyebab
permasalahan geosfer dengan cara menguji hipotesis yang telah dirumuskan
kemudian melakukan analisis perolehan data. Tujuan penelitian ini adalah
menghubungkan pola-pola yang memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola
hubungan sebab akibat dalam memecahkan permasalahan penelitian.
2.
Berdasarkan
Bentuk dan Metode Pelaksanaan
a.
Studi
Kasus, merupakan penelitian untuk memecahkan masalah
geosfer yang dilakukan dengan cara melalui studi lapangan dan wawancara.
Fenomena yang dikaji antara lain meliputi masyarakat, lingkungan dan ekosistem.
Misalnya meneliti tentang pembangunan permukiman di pinggiran sungai Code yang
berpotensi terkena banjir lahar dingin pada musim hujan dan dapat mengancam
keselamatan warganya.
b.
Survei,
merupakan
jenis penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis (kesimpulan sementara)
dan mendeskripsikan hubungan antar variable. Kualitas hasil survei bergantung
pada representatif (keterwakilan) sampel, tingkat kepercayaan data dan
informasi dari responden.
c.
Eksperimen,
bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suatu variable dalam memecahkan suatu masalah.
Penelitian ini biasanya membagi subyek penelitian menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok control. Misalnya ingin meneliti tentang
“pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa”. Maka
peneliti membagi siswa menjadi dua, yaitu kelompok yang rutin membaca Al-Qur’an
(kelompok eksperimen) dan siswa yang jarang membaca Al-Qur’an (kelompok
control). Dengan demikian, melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner akan
terlihat pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa.
Apakah siswa yang rajin membaca Al-Qur’an hasil belajarnya akan lebih baik?
Hasil penelitian akan menunjukkan perbedaan antara kelompok eksperimen dan
control.
3.
Berdasarkan
Manfaat Penelitian
a.
Penelitian
Murni, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang
sudah ada. Penelitian ini dapat merujuk pada penelitian sebelumnya dan dapat pula
dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini banyak digunakan di lingkungan akademis, misalnya
skripsi, tesis dan disertasi. Peneliti diberi kebebasan dalam menentukan
masalah yang akan diteliti.
b.
Penelitian
Terapan, penelitian ini biasanya merupakan permintaan suatu
pihak terhadap peneliti, sehingga peneliti tidak memiliki kebebasan penuh dalam
menentukan topic yang akan diteliti. Misalnya, Dinas Perhubungan meminta
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai jalan di kota Yogyakarta yang
rawan macet pada jam kantor untuk kepentingan perencanaan jalur MRT (Mass Rapid Transportation). Jurnal
ilmiah merupakan bentuk penelitian terapan.
4.
Berdasarkan
Metode Penelitian
a.
Penelitian
Kualitatif, merupakan penelitian yang
mendeskripsikan atau menggambarkan secara mendalam mengenai hasil pengumpulan
data di lapangan. Penelitian kualitatif disajikan dengan deskripsi atau
kata-kata. Penelitian ini diterapkan pada beberapa kondisi antara lain:
1)
Masalah penelitian belum tergambar
jelas;
2)
Ingin meneliti suatu fenomena secara
mendalam;
3)
Ingin memahami interaksi social;
4)
Ingin memahami perasaan orang;
5)
Ingin mengembangkan teori yang sudah
ada;
6)
Ingin memastikan kebenaran data, serta
7)
Ingin meneliti sejarah perkembangan.
b.
Penelitian
Kuantitatif, penelitian yang menggunakan angka-angka
dan statistic dalam analisisnya. Penelitian kuantitatif diterapkan pada
beberapa kondisi antara lain:
1)
Masalah dalam penelitian sudah jelas,
yaitu sudah ditampilkan pada proposal penelitian dalam bentuk data;
2)
Mencakup populasi yang luas dan banyak;
3)
Ingin mengetahui pengaruh perlakuan
tertentu terhadap obyek penelitian;
4)
Ingin menguji hipotesis penelitian.
Penelitian kuntitatif
dapat dibedakan menjadi dua: Penelitian
kuantitatif deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis tentang
karakteristik populasi dan hasil perolehan data penelitian. Penelitian kuantitatif inferensial, digunakan
untuk mengetahui hubungan antar variable dengan pengujian hipotesis.
c.
Perbedaan
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1) Perspektif Teori
Penelitian kuantitatif
berakar pada positivisme dengan penganjur utamanya Auguste Comte dan Emile
Durkheim pada abad ke-l9. Para pengikutnya berupaya mencari penyebab suatu
fenomena dan hubungannya dengan fenomena lain. Sedangkan penelitian kualitatif
berakar pada fenomenologis dengan penganjur Max Weber dan Irwin Deutcher.
Pandangan ini berusaha memahami perilaku manusia dari kerangka pikir dan
tindak-laku orang-orang itu sendiri.
2) Pendekatan
Penelitian kuantitatif
mengharuskan peneliti untuk mengidentifikasi dan mengontrol variabel, memilih
sampel, memberikan perlakuan, dan menganalisis hasil perlakuan. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif, peneliti melakukan observasi partisipan sehingga dapat
memahami fenomena tertentu.
3) Tujuan
Penelitian kuantitatif
bertujuan untuk memberikan verifikasi dalam pengertian menguji/mengetes teori
dengan perantaraan hipotesa dan menggunakan teknik stastistik. Penelitian
kualitatif berupaya menemukan ciri-ciri/sifat fenomena dan mengelompokkannya.
Dengan demikian diharapkan akan ditemui 'grounded theory'. Jadi, tujuannya
adalah penemuan teori.
4) Pengumpulan Data
Peneliti kuantitatif
memasuki lapangan dengan sikap reduksionalis. Ini berarti baik variabel,
sarnpel, hipotesis, maupun data yang dikumpulkan hanyalah yang benar-benar
relevan dengan rancangan penelitian. Sebaliknya, peneliti kualitatif
mengumpulkan data secara ekspansionalistis agar lebih memudahkannya memahami
fenomena yang kompleks secara utuh.
5)
Rancangan/design
Penelitian
kuantitatif didesain secara pasti atau ditentukan terlebih dahulu (preoriented)
tanpa dapat diubah pada saat penelitian berlangsung (fixed). Sebaliknya, desain
penelitian kualitatif bersifat lentur (elastis). Desain dapat berubah sesuai
kenyataan di lapangan sehingga juga bersifat emergent.
C.
Langkah
Penelitian Geografi
Metode
penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009 : 3), sedangkan penelitian geografi
adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan langkah-langkah secara sistematis
untuk memecahkan suatu permasalahan geografi yang meliputi ruang sebagai suatu
region sebagai obyek penelitian (Nur Maharani, 2013 : 18).
1.
Menentukan
Masalah
Penelitian dilakukan
dengan tujuan mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Untuk itu langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian adalah
memilih masalah yang akan diteliti. Masalah adalah penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,
antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan (Sugiyono,
2009 : 52). Misalnya: Pegawai yang terbiasa menggunakan mesin ketik manual
harus ganti dengan computer, maka akan terjadi masalah karena tidak terbiasa;
Setiap pergantian menteri akan diikuti pergantian kebijakan pendidikan,
sehingga siswa harus menyesuaikan dengan kebijakan yang baru.
Masalah yang dipilih
dalam penelitian geografi harus memenuhi kriteria, antara lain:
a.
Masalah menyatakan hubungan antar dua
variable, variable bebas mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variable
terikat. Kedua variable ini harus saling berhubungan satu sama lain.
b.
Masalah dinyatakan dalam kalimat tanya.
c.
Masalah dapat diteliti dan memungkinkan
adanya ketersediaan data.
Masalah yang dipilih
untuk dijadikan bahan penelitian tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil
akhir penelitian. Penelitian yang baik adalah penelitian yang membahas mengenai
masalah yang menarik untuk dikaji dan akan berguna untuk kepentingan masyarakat
luas ataupun lembaga terkait dalam pengambilan keputusan.
2.
Menyusun
Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda
dengan masalah. Jika masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dan yang
terjadi, maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data. Namun demikian, terdapat hubungan yang erat antara
masalah dan rumusan masalah, karena setiap perumusan masalah harus didasarkan
pada masalah. Contoh rumusan masalah:
a.
Seberapa tinggi minat baca siswa
Madrasah Aliyah Negeri 1 Yogyakarta?
b.
Adakah perbedaan prestasi belajar antara
siswa dari sekolah negeri dan swasta?
c.
Adakah pengaruh pendidikan orang tua
terhadap prestasi belajar siswa?
3.
Menentukan
Variabel Penelitian
Variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Jika
ada pertanyaan: Apa yang Anda teliti? Maka jawabannya berkenaan dengan variable
penelitian.
Secara teoritis
variable diartikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang memiliki “variasi”
antara satu dengan yang lainnya. Tinggi, berat badan, usia, sifat,
kedisiplinan, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran,
bentuk dan warna adalah atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu obyek.
Menurut hubungan antara
satu variable dengan variable lain, maka macam-macam variable dapat dibedakan
menjadi:
a.
Variable
Independen (bebas): variable yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan dan timbulnya variable dependen.
b.
Variable
Dependen (terikat): variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variable bebas.
c.
Variable
Moderator: variable yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variable independen dan dependen.
d.
Variable
Intervening: variable yang mempengaruhi hubungan
antara variable independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
dan tidak dapat diukur atau diamati. Variable ini merupakan penyela/antara yang
terletak antara variable independen dan dependen, sehingga variable independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variable dependen.
Contoh: Tinggi rendahnya penghasilan akan
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini ada variable antaranya,
yaitu gaya hidup seseorang.
e.
Variable
Kontrol: variable yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variable independen dan dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variable ini sering digunakan untuk melakukan
penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap
ketrampilan mengetik. Variable independennya pendidikan (SMA dan SMK). Variabel
kontrol yang ditetapkan sama, misalnya: naskah yang diketik sama, mesin tik
yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama.
4.
Menentukan
Landasan Teori
Setelah
masalah penelitian dirumuskan, maka langkah selanjutnya dalam proses penelitian
adalah mencari teori-teori, konsep, dan generalisasi hasil penelitian yang
dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian
(Sumadi, 1990). Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua
peneliti harus berbekal teori.
Teori
adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang tersusun secara
sistematik sehingga dapat berguna untuk menjelaskan fenomena (Cooper and
Schindler, 2003). Secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a. Fungsi
menjelaskan (explanation), contohnya: jika besi dipanaskan akan memuai.
b. Fungsi
meramalkan (prediction), contohnya: jika besi dipanaskan hingga suhu 75°C
berapa pemuaiaannya?
c. Fungsi
pengendalian (control). Contohnya: berapa jarak sambungan rel kereta api yang
paling sesuai dengan iklim tropis di Indonesia agar pemuaiaan rel tidak
mengganggu jalannya kereta api?
Deskripsi
teori berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti,
melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap serta mendalam dari berbagai
sumber, sehingga landasan yang dijadikan pedoman teori menjadi kuat dan valid.
Jumlah teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan akan tergantung pada permasalahannya.
Semakin lengkap referensi yang digunakan, maka landasan teori semakin baik.
5.
Menyusun
Kerangka Pemikiran
Kerangka
pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka pemikiran berawal dari perumusan masalah yang akan diangkat dalam
penelitian. Selanjutnya variable-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan
secara teoritis sesuai dengan landasan teori dan dapat pula merujuk pada penelitian
yang relevan. Secara teoritis perlu dijelaskan pula hubungan antara variable
bebas dan terikat, sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan
jelas. Kemudian hubungan antar variable tersebut dianalisis dan dibandingkan,
yang akan menghasilkan kerangka pemikiran. Berdasarkan kerangka pemikiran
tersebut barulah dirumuskan hipotesis.
6.
Perumusan
Hipotesis
Perumusan
hipotesis adalah langkah selanjutnya dalam penelitian setelah peneliti
mengemukakan perumusan masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran.
Hipotesis
adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
tersebut dinyatakan dalam kalimat tanya. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta yang diperoleh melalui pengambilan data.
Penelitian yang menggunakan hipotesis
adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian
kualitatif sifatnya eksploratif sehingga tidak merumuskan hipotesis, tetapi
justru diharapkan nantinya akan ditemukan hipotesis.
7.
Menentukan
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah keseluruhan subyek atau obyek yang memiliki karakteristik tertentu, yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda-benda lainnya. Populasi bukan hanya jumlah, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.
Misalnya,
kita akan meneliti di sekolah X, maka sekolah X merupakan populasi karena
memiliki sejumlah subyek (guru, siswa, karyawan) dan obyek (ruang kelas,
perpustakaan, sarana belajar). Namun demikian, sekolah X juga memiliki
karakteristik subyeknya, misalnya kompetensi guru, motivasi belajar siswa,
disiplin kerja karyawan. Sekolah X juga memiliki karakteristik obyek, misalnya
tata ruang kelas, kebijakan dan tata tertib sekolah. Semua ini adalah populasi
karena dapat diteliti dan dijadikan sumber data.
Sampel
adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dapat
mencerminkan dan mewakili keseluruhan populasi. Bila jumlah populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti
dapat mengambil sampel yang benar-benar representative (mewakili).
8.
Teknik
Pengambilan Sampel
Teknik
pengambilan sampel pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Probability
Sampling dan Nonprobability Sampling.
a.
Probability
Sampling: teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini
meliputi:
b.
Nonprobability
Sampling: teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik ini meliputi:
9.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
data berdasarkan terkniknya antara lain sebagai berikut:
a.
Interview
(wawancara): teknik pengumpulan data yang didasarkan
pada self
report (laporan diri sendiri) atau pada keyakinan diri sendiri. Jadi
keterangan responden harus benar dan dapat dipercaya karena berdasarkan
pengalaman pribadi mereka sendiri. Misal ingin meneliti tentang perjuangan
kemerdekaan Indonesia, sebaiknya yang menjadi responden adalah mantan pejuang
yang mengalami perang secara langsung (jika masih hidup), bukan anak atau
bahkan cucunya. Jika tidak ada lagi pejuang yang masih hidup, maka sebaiknya
memilih ahli sejarah sebagai respondennya.
Keunggulan
dari wawancara adalah peneliti dapat memperoleh keterangan secara mendalam dari
responden, bahkan dalam prakteknya sering menemukan keterangan/hal-hal baru
yang tidak diperkirakan sebelumnya.
b.
Kuesioner
(angket): teknik pengumpulan data dengan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang akan dijawab/diisi oleh responden. Pertanyaan
sebaiknya singkat, padat dan jelas; bahasa yang digunakan juga harus mudah
dimengerti oleh responden; pertanyaan harus seimbang dan tidak menggiring ke
jawaban yang baik saja atau yang jelek saja; penampilan fisik kuesioner harus
rapi dan menarik. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah respondennya banyak
dan tersebar di wilayah yang luas karena dapat dikirim lewat pos atau e-mail.
c. Observasi: teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap orang, obyek
alam, masyarakat, atau fenomena tertentu. Teknik observasi digunakan apabila
penelitian yang dilakukan berhubungan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam. Proses pengamatan dilakukan secara menyeluruh agar data
yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
10.
Pengolahan
Data
Data
yang telah terkumpul perlu diolah agar keakuratan hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
a.
Editing
Data, yaitu kegiatan meneliti kembali (pemeriksaan) data
yang telah terkumpul, indicator yang
perlu diteliti adalah sebagai berikut:
1)
Kelengkapan data sesuai daftar kebutuhan
data
2)
Kesesuaian dan relevansi data hasil
pengamatan dengan kebutuhan data
3) Keseragaman
data hasil penelitian, misalnya menggunakan satuan meter pada data hasil
pengukuran obyek di lapangan.
Peneliti
dapat memperbaiki data hasil penelitian, baik berupa data studi lapangan atau
jawaban responden. Misalnya, responden lupa mengisi kolom jenis kelamin.
b.
Coding,
pembuatan
kode (coding) merupakan kegiatan pengklasifikasian data sesuai jenis dengan
memberikan identitas angka atau huruf sehingga memudahkan pengolahan dan
analisis data. Misalnya jenis kelamin laki-laki diberi identitas angka 1 dan
perempuang dengan angka 2.
c. Tabulasi Data, data
yang sudah diklasifikasikan kemudian dimasukkan ke dalam tabel dengan maksud
agar lebih mudah dibaca dan dianalisis.
11.
Analisis
Data
Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan setelah
data dari responden dan sumber data lain terkumpul. Secara umum analisis data
dapat dilakukan dengan:
a.
Deskriptif,
yaitu
menganalisis data dengan cara menggambarkan dan menjelaskan data yang sudah
terkumpul secara apa adanya sesuai dengan yang ada di lapangan tanpa melakukan
generalisasi atau kesimpulan secara umum. Umumnya digunakan untuk mengolah data
kualitatif. Misalnya menjelaskan fenomena terjadinya banjir (gejala fisik) dan
menjelaskan penyebab terjadinya urbanisasi ke kota-kota besar (gejala social).
b.
Statistik,
yaitu
analisis data menggunakan statistic untuk menganalisis data sampel yang sudah terkumpul.
Umumnya digunakan untuk mengolah data kuantitatif.
BAB
III
KESIMPULAN
Penelitian
geografi adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran data untuk mencari pemecahan masalah geosfer.
Jenis-Jenis Penelitian
Geografi
Jenis penelitian
geografi dapat dibedakan menurut tujuan, bentuk dan metode pelaksanaan,
manfaat, serta metode penelitian, antara lain sebagai berikut:
1.
Berdasarkan Tujuan
2.
Berdasarkan Bentuk dan Metode
Pelaksanaan
3.
Berdasarkan Manfaat Penelitian
4.
Berdasarkan Metode Penelitian
Perbedaan
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1)
Perspektif Teori
2)
Pendekatan
3)
Tujuan
4)
Pengumpulan Data
5)
Rancangan/design
Langkah
Penelitian Geografi
1.
Menentukan Masalah
2.
Menyusun Rumusan Masalah
3.
Menentukan Variabel Penelitian
4.
Menentukan Landasan Teori
5.
Menyusun Kerangka Pemikiran
6.
Perumusan Hipotesis
7.
Menentukan Populasi dan Sampel
8.
Teknik Pengambilan Sampel
9.
Pengolahan Data
10. Analisis
Data
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.academia.edu/27405124/DESAIN_PENELITIAN_GEOGRAFI
https://www.academia.edu/8696879/Metode_Penelitian_Geografi_kelas_X?auto=download