BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ketika era globalisasi dan
informasi belum sepenuhnya diantisipasi, Indonesia harus menghadapi krisis
ekonomi dan reformasi yang berlanjut dengan berbagai tuntutan seperti otonomi,
demokratisasi, dan perlindungan hak-hak asasi manusia. Berbagai hal itu sering
terkait satu dengan lainnya. Tuntutan seperti itupun merupakan hal yang wajar.
Sayangnya, masalah-masalah besar itu tidak bias dipecahkan segera dan serempak,
bahkan fakta-fakta yang ada menunjukkan bahwa satu permasalahanpun seringkali
tidak dapat dipecahkan dengan memuaskan. Karenanya, masalah yang dihadapi
Indonesia sekarang sangat kompleks dan berlarut-larut.
Apakah kaitan antara
perubahan-perubahan itu dengan kebijakan kependudukan? Untuk menjawab
pertanyaan ini, ada baiknya dilihat dulu lingkup permasalahan kependudukan.
Pada satu sisi, permasalahan itu berputar pada masalah pokok demografis, yaitu
fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan mobilitas (migrasi).
Secara sepintas, terutama bagi
orang awam, permasalahan ini tampak sederhana. Namun, bila menyadari bahwa
permasalahan kependudukan tidak mengkaji individu per individu, masalahnya
tidak pernah sederhana. Oleh karena itu, pada sisi lain, permasalahan
kependudukan bias melebar ke berbagai permasalahan sosial ekonomi lain.
Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai kebijakan kependudukan, sehingga diharapakan dengan adanya pembahasan
mengenai kebijakan kependudukan, akan menambah pengetahuan dan wawasan kita
tentang kebijakan kependudukan.
B. Rumusan
masalah
1.
Apa Definisi Penduduk ?
2.
Apa
saja Permasalahan Kependudukan di Indonesia ?
3.
Jelaskan
Masalah-masalah kependudukan yang
berdampak negatif terhadap lingkungan !
4.
Jelaskan
Gambaran Kependudukan Terhadap
Lingkungan !
5.
Bagaimana
Kebijakan Kontemporer Kependudukan di Indonesia
?
6.
Bagaimana
Kebijakan Kontemporer kependudukan di Negara Lain ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penduduk
Penduduk adalah orang
atau sekelompok orang yang tinggal di suatu tempat. Adapun yang dimaksud
penduduk Indonesia adalah orang-orang yang menetap di Indonesia. Berdasarkan
publikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), basil census pada tahun 2000
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 202,9 juta jiwa. Dengan jumlah
penduduk yang demikian banyaknya, Indonesia menduduki urutan keempat
sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat. Konsep penduduk menurut BPS: Penduduk adalah semua orang
yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau
lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap. Konsep penduduk menurut Badan Kependudukan dan Catatan sipil: penduduk
adalah orang yang mempunyai KTP dan atau mempunyai KK (beridentitas)
2.3 Permasalahan Kependudukan di Indonesia
Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang
dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependudukan
berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua,yaitu dalam hal kuantitas dan
kualitas pendudukmya.
·
Contoh
masalah kependudukan dalam hal kuantitas, yaitu:
Kepadatan
penduduk Indonesia : Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk
terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlsh
penduduk setiap satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan
dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak
permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh
dan sebagainya.
·
Contoh
masalah kependudukan dalam hal kualitas, yaitu:
Tingkat
Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan.
Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi
demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari
205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel
2.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia
selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade
1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun,
kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan
0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya
tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat
daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun
dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000
penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap
sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran
antar pulau dan provinsi yang tidak merata. Sejak tahun 1930, sebagian
besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang
dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara
perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun
dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025.
Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat
seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan
naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama.
Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari
pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke
pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk.
Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan
bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam pula. Bila
dibandingkan dengan laju pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju
pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang
turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi
yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen
dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua.
Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40
persen dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung,
DKI Jakarta dan Maluku Utara.
Struktur umur penduduk Indonesia masih tergolong muda, walaupun
dari hasil sensus dan survei-survei yang lalu proporsi penduduk muda tersebut
menunjukkan kecenderungan makin menurun. Susunan umur penduduk hasil
proyeksi yang disajikan pada Tabel 2.3 sampai dengan Tabel 2.5 juga menunjukkan
pola yang sama. Asumsi tentang penurunan tingkat kelahiran dan
kematian Indonesia seperti diuraikan di atas sangat mempengaruhi susunan umur
penduduk. Proporsi anak-anak berumur 0-14 tahun turun dari 30,7 persen
pada tahun 2000 menjadi 22,8 persen pada tahun 2025 (Tabel 2.3).
Dalam kurun yang sama mereka yang dalam usia kerja,
15-64 tahun meningkat dari 64,6 persen menjadi 68,7 persen (Tabel 2.4) dan
mereka yang berusia 65 tahun ke atas naik dari 4,7 persen menjadi 8,5
persen (Tabel 2.5). Perubahan susunan ini mengakibatkan beban
ketergantungan (dependency ratio) turun dari 54,70 persen pada
tahun 2000 menjadi 45,50 persen pada tahun 2025. Menurunnya rasio beban
ketergantungan menunjukkan berkurangnya beban ekonomi bagi penduduk umur
produktif (usia kerja) yang menanggung penduduk pada umur tidak produktif.
Perbandingan Demografis
No.
|
Negara
|
Angka Kelahiran
Kasar (Aklk)
|
Angka Kematian
Kasar (Akk)
|
Total Fertility
Rate (Tfr)
|
1994
|
1995
|
1997
|
1994
|
1995
|
1997
|
1995
|
1996
|
1997
|
1
|
Brunei
Darussalam
|
27
|
23.2
|
23.3
|
3.0
|
3.5
|
3.0
|
3.0
|
3.4
|
2.9
|
2
|
Kamboja
|
38
|
39.2
|
31.8
|
14
|
12.8
|
11.6
|
5.0
|
5.8
|
5.2
|
3
|
INDONESIA
|
24
|
22.9
|
22.9
|
8
|
8.0
|
7.5
|
2.7
|
2.9
|
2.6
|
4
|
Laos
|
43
|
42.0
|
25.8
|
15
|
13.8
|
13.7
|
6.2
|
6.1
|
6.7
|
5
|
Malaysia
|
28
|
26.3
|
25.6
|
5
|
4.9
|
4.8
|
3.4
|
3.3
|
3.3
|
6
|
Myanmar
|
32
|
31.0
|
27.4
|
11
|
10.2
|
9.9
|
3.9
|
4.0
|
3.3
|
7
|
Filipina
|
30
|
28.7
|
28.7
|
7
|
5.9
|
5.8
|
3.7
|
4.1
|
3.7
|
8
|
Singapura
|
17
|
16.9
|
16.0
|
5
|
4.7
|
5.0
|
1.8
|
1.7
|
1.8
|
9
|
Thailand
|
20
|
18.2
|
17.8
|
6
|
7.3
|
7.4
|
2.0
|
1.9
|
2.0
|
10
|
Vietnam
|
29
|
26.1
|
25.6
|
8
|
7.0
|
7.0
|
3.3
|
3.1
|
3.2
|
2. Ketenagakerjaan
Untuk
keperluan analisis ketenagakerjaan, secara garis besar penduduk suatu negara
dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja. Tenaga Kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang
sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Masalah kontemporer ketenagakerjaan Indonesia saat ini
menurut analisis kami berangkat dari 4 (empat) soal besar, yaitu;
1. tingginya
jumlah penggangguran massal;
2. rendahnya
tingkat pendidikan buruh;
3. minimnya
perlindungan hukum
4. upah
kurang layak.
Konsep dan
Definisi
Tenaga
kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah penduduk berumur 15 tahun
keatas yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan
tetapi sementara tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari
pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam
usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari
kerja.
Angkatan
kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan pengangur. Yang
dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam
hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah. Pengangguran merupakan
usaha mendapatkan pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu
yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih
dalam status menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum
pencacahan. Penganguran semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai penganggur
terbuka.
2.4 Masalah-masalah
kependudukan yang berdampak negatif terhadap lingkungan
·
Masalah
akibat angka kelahiran
Jika fertilitas semakin meningkat
maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya
fasilitas kesehatan.Selain itu pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat
tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukkan korelasi negatif
dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.
·
Masalah
akibat angka kematian
Semakin bertambah angka harapan
hidup berarti perlu adanya peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas
penampungan dan penyediaan gizi yang memadai bagi anak balita.Sebaliknya
apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi indonesia di
mata dunia.
·
Masalah
Jumlah Penduduk
Masalah yang timbul akibat jumlah
penduduk adalah aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga karena
banyaknya beban tanggungan sehingga sulit untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan.
·
Masalah
mobilitas Penduduk
Pertumbuhan penduduk perkotaan
selalu menunjukkan peningkatan yang terus menerus hal ini disebabkan pesatnya
perkembangan ekonomi dengan perkembangan industri pertumbuhan sarana dan
prasarana jalan perkotaan.
Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena
orang-orang desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati
pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada
yang mau menjadi petani.
2.5 Gambaran Kependudukan Terhadap Lingkungan
Lingkungan alam ini saling berhubungan karena setiap
organisme, dari kuman untuk ikan paus kepada orang-orang, adalah bagian dari
rantai makanan yang bergantung pada habitat yang sehat untuk bertahan hidup.”
Sebagai penduduk tumbuh, ada yang kurang dari sumber daya dunia bagi setiap
orang, pribadi kita sepotong kue semakin kecil. Pernyataan itu menyiratkan
bagaimana tindakan manusia dan bahkan semakin banyak orang yang membutuhkan
sumber daya, dampak negatif terhadap lingkungan.
Daya dukung merujuk pada jumlah orang bumi dapat
mendukung secara berkelanjutan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
tingkat pemanfaatan sumber daya dan distribusi sumber daya. Daya dukung
diperkirakan di berbagai derajat dari angka terendah satu miliar sampai sekitar
44 milyar. Daya dukung telah ditingkatkan oleh ilmu pengetahuan dan
diperkirakan bahwa jika Dunia melebihi “daya dukung” nya maka ilmu akan menjadi
harapan terakhir kami untuk menemukan solusi.
Peran
Teknologi Dalam Lingkungan Hidup
Teknologi saat ini, kebijakan, dan pengaruh budaya
hubungan antara dinamika populasi manusia dan lingkungan alam. Perubahan
teknologi yang paling terpengaruh kondisi lingkungan yang berhubungan dengan
penggunaan energi. Konsumsi minyak, gas alam, dan batubara meningkat secara
dramatis selama abad kedua puluh. Sampai sekitar tahun 1960, negara-negara maju
bertanggung jawab untuk kebanyakan konsumsi ini. Sejak itu, bagaimanapun,
industrialisasi di negara-negara berkembang yang baru telah mengakibatkan
ketergantungan lebih besar pada intensif dan sangat mencemari proses
produksi-sumber daya.
Angkatan
Kerja Indonesia
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Agustus 2004 dan Februari 2005 Jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2005
mencapai 105,8 juta orang, bertambah 1,8 juta orang dibandingkan bulan Agustus
2004 yang besarnya 104,0 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja dalam 6 bulan
yang sama hanya bertambah 1,2 juta orang, dari 93,7 juta menjadi 94,9 juta
orang, yang berarti menambah jumlah penganggur baru sebesar 600 ribu orang.
Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT)
pada bulan Februari 2005 mencapai 10,3 persen, lebih tinggi sedikit dibanding
TPT pada bulan Agustus 2004 yang besarnya 9,9 persen. Jumlah penduduk yang
bekerja tidak penuh (underemployment) pada bulan Februari 2005 mencapai
29,6 juta orang atau 31,2 persen dari seluruh penduduk yang bekerja, angka ini
lebih tinggi dari keadaan Agustus 2004 sebesar 29,8 persen.
Jumlah pekerja informal pada Februari 2005 mencapai
60,6 juta orang atau 63,9 persen dari seluruh penduduk yang bekerja, angka ini
lebih tinggi dari keadaan Agustus 2004 sebesar 63,2 persen.
Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja
Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda
pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan
seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada kondisi Pebruari 2005, di
Indonesia terdapat 155,5 juta penduduk usia kerja, sekitar 60,61 persen dari
mereka berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan
ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah
angkatan kerja untuk setiap 100 angkatan kerja.
TPAK Indonesia pada Pebruari 2005 sebesar 68,02
persen, berarti telah mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dibandingkan
dengan kondisi Agustus 2004 yang besarnya 67,54 persen. Kenaikan TPAK ini
antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi nasional yang belum setabil,
sehingga memberikan pengaruh terhadap faktor-faktor produksi di
Indonesia. Secara langsung naik turunnya faktor produksi ini akan
membeirikan dampak terhadap tinggi rendahnya faktor permintaan dan penawaran
tenaga kerja.
TPAK antar propinsi mempunyai variasi yang cukup
besar. Pada Februari 2005, provinsi Maluku mempunyai TPAK terendah 59,22 persen
dan tertinggi Nusa Tenggara Timur 79,45 persen. Sejalan dengan angka tersebut,
Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) antar provinsi juga bervariasi cukup besar,
dengan provinsi DKI dan Jawa Barat memiliki persentase tertinggi sebesar 14,73
persen dan terendah di provinsi Bali sebesar 4,03 persen.
Selama bulan Agustus 2004 sampai dengan Februari 2005
terdapat beberapa provinsi yang mengalami peningkatan TPAK yang sangat besar,
antara lain terdapat tiga provinsi masing-masing sebagai berikut : NAD (Nanggru
Aceh Darussalam) 6,18 persen, Kalimantan Timur 3,72 persen, dan Sumatera Utara
3,38 persen. Khusus provinsi NAD, peningkatan TPAK yang besar diikuti oleh TPT
yang besar pula, yaitu dengan peningkatan TPT sebesar 3,15 persen. Sementara
itu propinsi lain yang mengalami peningkatan TPT yang cukup nyata adalah
Sulawesi Utara 3,49 persen, Jambi 2,55 persen, Sulawesi Tengah 1,78 persen, dan
NTB (Nusa Tenggara Barat) 1,45 persen.
Menurut golongan umur terlihat bahwa TPAK terendah
pada kelompok umur 15-19 tahun, yaitu 38,79 dan meningkat seiring bertambahnya
umur. Sedangkan TPAK tertinggi pada kelompok umur 45-59 tahun sebesar
80,88. Selanjutnya pada kelompok umur yang lebih tua, TPAK
akan berangsur-angsur mengalami sedikit penurunan. Pada kelompok lansia (umur
60 +). TPAK turun tajam menjadi hampir 52,20 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa dari 100 orang lansia, yang aktif dalam kegiatan ekonomi
sekitar 50 orang.
Pekerjaan
dan Tingkat Upah
Sebaran pekerjaan
angkatan kerja dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu
·
Lapangan
pekerjaan
·
Status
pekerjaan
·
Jenis
pekerjaan
2.6 Kebijakan Kontemporer
Kependudukan di Indonesia
Kebijakan kependudukan yang
dijalankan pemerintah Indonesia saat ini merupakan implementasi dari arah
kebijakan yang telah dirumuskan dalan GBHN (1999-2004). Dalam GBHN (1999-2004)
kebijakan yang menyangkut kependudukan memang tidak menjadi kebijakan tersenditi
tetapi merupakan bagian integral dari kebijakan dibidang sosial dan budaya,
khususnya pada bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial. Arah kebijakan
dibidang kependudukan seperti yang tercantum dalam GBHN bidang kesehatan dan
kesejahteraan sosial adalah sebagai berikut: “meningkatkan kualitas penduduk
melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian, dan peningkatan
kualitas program keluarga berencana”.
2.7 Kebijakan Kontemporer
kependudukan di Negara Lain (China)
Pemerintah China telah menggunakan beberapa metode
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1979, China memulai
"kebijakan satu anak per keluarga". Kebijakan ini menyatakan bahwa
warga negara harus mendapatkan akte kelahiran sebelum kelahiran anak mereka.
Wargaakan ditawarkan manfaat khusus jika mereka sepakat untuk hanya memiliki
satu anak. Warga negara yang memang memiliki lebih dari satu anak akan
dikenakan pajak sampai 50% dari pendapatan mereka, atau dihukum kehilangan
pekerjaan atau manfaat lainnya. Selain itu, kehamilan yang tidak direncanakan
atau kehamilan tanpa otorisasi yang tepat akan perlu dihentikan. Pada tahun
1980, sistem kuota kelahiran didirikan untuk memantau pertumbuhan penduduk.
Dibawah sistem ini, pemerintah menetapkan tujuan target untuk setiap wilayah.
Pejabat lokal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa populasi total
pertumbuhan tidak melebihi target sasaran. Metode pengendalian populasi oleh
pemerintah China untuk membatasi meningkatnya total populasi,
termasuk program pengendalian kelahiran dan perubahan ekonomi. Pada era
'80-an, tujuan sterilisasi telah ditetapkan dan diwajibkan bagi orang yang
memiliki dua anak. Pada puncaknya pada tahun 1983, tercatat legasi tubal,
vasectomi dan aborsi meningkat hingga sebesar 35% dari total kelahiran. Selain
itu, perekonomian utama berubah dari pertanian ke industri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang
dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Dan penduduk adalah orang
atau sekelompok orang yang tinggal di suatu tempat. Adapun yang dimaksud
penduduk Indonesia adalah orang-orang yang menetap di Indonesia.
Permasalahan di Indonesia antara lain: Laju
pertumbuhan penduduk, dan masalah ketenagakerjaan.
Masalah kependudukan
dapat berdampak negatif, yaitu:
·
Masalah
akibat angka kelahiran
·
Masalah
akibat angka kematian
·
Masalah
Jumlah Penduduk
·
Masalah
mobilitas Penduduk
Kebijakan kontemporer kependudukan di Indonesia saat
ini, antara lain: meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian
kelahiran, memperkecil angka kematian, dan peningkatan kualitas program
keluarga berencana.
Sedangkan, kebijakan kontemporer kependudukan di
negara China, antara lain: kebijakan satu anak per keluarga.
3.2 SARAN
Permasalahan kependudukan di
Indonesia sangatlah kompleks. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai
generasi muda yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia hendaknya terus
mengasah diri agar kelak tidak menjadi beban negara tetapi dapat menjadi bagian
dari sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjadi motor penggerak
pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, Sri Moertiningsih, Omas
Bulan Samosir. 2010. Dasar-Dasar
Demografi. Jakarta: Salemba Empat.
http://www.bkkbn.go.id/arsip/Default.aspx
http://4ndr345-adi.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://ansorimam.blogspot.com/2013/05/softskill-bab-1-kependudukan-di.html
http://indraazzikra.blogspot.com/2012/11/identifikasi-masalah-kependudukan-dan.html